Salin Artikel

Pengemudi Go-Jek Selesaikan Pesanan meski Motornya Hilang, Ini 8 Faktanya

KOMPAS.com – Seorang pengemudi ojek online, Anton Budi Laksana (39), merasakan kebaikan banyak orang setelah dia mengalami musibah kehilangan motor saat membelikan pesanan pelanggannya di sebuah restoran Jepang cepat saji di Kelapa Gading, Jakarta Utara.

Kisahnya menjadi viral di media sosial setelah sang pelanggan Fitro Dharma Hermawan, merasa simpati dengan tanggung jawab Anton yang tetap menyelesaikan pekerjaannya meskipun di saat yang sama tengah kehilangan kendaraan bermotornya.

Untuk mengetahui kisah lengkapnya, berikut delapan fakta seputar Anton yang kehilangan motor dan mendapat ganti dari perusahaan juga donasi lebih dari Rp 90 juta.

1. Motor hilang saat bekerja

Anton menceritakan kronologi kejadian hilangnya motor miliknya saat membelikan makanan cepat saji di Jalan Boulevard Kelapa Gading, Jakarta Utara untuk pelanggan bernama Fitro di Sunter.

Peristiwa itu terjadi pada Rabu (22/5/2019) malam.

Sesampainya di lokasi, ia memarkirkan motor matiknya persis di depan toko. Tidak lupa, ia mengunci setang motor tersebut.

"Saya parkir motor, saya kunci setang, kemudian helm saya letakkan di atas motor. Lalu saya ke dalam memesan sambil istirahat karena posisi saya sudah lelah banget," ucap Anton.

Dia menanti pesanan rampung sembari beristirahat beberapa saat di dalam resto. Saat keluar, Anton tak lagi melihat motornya di tempat semula. Ia kehilangan kendaraan yang ia gunakan untuk bekerja sebagai pengemudi ojek online itu.

2. Tetap selesaikan pesanan

Mengetahui kendaraannya raib, ia pun panik sekaligus kebingungan, bagaimana caranya bisa tetap mengantarkan makanan pada pelanggannya.

"Panik banget, sempat bengong terus mikirin bagaimana konsumen saya nanti kalau menunggu. Hanya itu yang saya pikirkan," kata dia.

Meskipun begitu, ia tak kehabisan akal. Anton menghubungi rekan sesama pengemudi ojek online dan meminta bantuannya untuk mengantarnya memberikan makanan ke alamat pemesan.

Meski tengah dilanda musibah, namun ia berhasil menyelesaikan tanggung jawabnya saat itu.

"Lega banget sih. Sesampainya di rumah konsumen, saya langsung minta maaf ke dia karena lama nganternya," ujar dia.

Tidak pasrah menerima nasib buruk, warga Cilincing ini lantas melaporkan kehilangan yang ia alami keesokan harinya, Kamis (23/5/2019) pukul 10.49 WIB, ke Polsek Kelapa Gading.

Ia menceritakan kepada petugas mengenai kronologi kehilangan motor yang dialami secara detail.

Dalam laporan tersebut ia juga menyebut besar angka kerugian yang dialami akibat hilangnya motor Honda Beat merah bernomor polisi B 3447 UPK miliknya.

4. Viral di medsos

Tanpa disadari, rupanya cerita ini tersebar luas di media sosial dan menjadikannya viral. Banyak orang yang mengaku simpati dengan tanggung jawab yang dimiliki bapak empat anak ini.

Netizen juga banyak me-mention akun tempat perusahaan Anton untuk memberikan perhatian terhadap mitranya yang dinilai memiliki tanggung jawab hebat ini.

Netizen kemudian melakukan aksi donasi melalui laman Kitabisa.com. Orang yang membuka penggalangan dana ini rupanya tidak lain adalah pemesan makanan di malam kehilangan itu, Fitro Dharma Hermawan.

Dalam keterangan donasi berjudul "Penghargaan untuk Supir Gojek, Bapak Anton Budi",  Fitro menyebut donasi ini ia lakukan atas saran teman-temannya yang mengetahui cerita yang dialaminya.

“Saya membuat donasi melalui Kitabisa.com atas anjuran dari teman-teman untuk membantu Bapak. Anton Budi Laksana,” tulisnya.

Pada awalnya, Fitro menargetkan untuk mengumpulkan donasi sebesar Rp 18 juta, diasumsikan sepadan dengan harga motor Anton yang hilang. Akan tetapi, kekuatan internet dan kebaikan netizen mampu melampaui itu semua.

6. Terkumpul 90 juta

Dari donasi di Kitabisa tersebut, terkumpul total terdapat donasi sebesar Rp 90.673.320 berasal dari 2.502 donatur.

Mereka memberikan sumbangan secara sukarela, tidak ada besaran khusus yang ditentukan. Ada yang memberikan donasi mulai dari Rp 1.000, Rp 20.000, Rp 100.000, bahkan Rp 1 juta.

Dana yang terkumpul seluruhnya diserahkan pada Anton Senin (27/5/2019) di Kantor Operasional Go-Jek, Jakarta.

"Saya belum tahu sampai segitu, soalnya kan saya gaptek, tahunya WhatsApp saja sama telepon. Saya enggak percaya sama sekali, apa benar? Sedangkan uang yang saya butuhkan enggak segitu. Macam mimpi di siang bolong. Saya cuma bisa berterima kasih banyak sama Mas Fitro," kata Anton di hadapan wartawan.

Selain dana donasi yang menurutnya sudah lebih dari cukup, Anton masih diganjar hadiah motor dari perusahaan tempatnya bekerja.

Dalam acara seremoni pemberian apresiasi Go-Jek kepada pengemudi bintang lima, Senin kemarin, secara simbolik Anton menerima kunci motor yang diberikan untuknya.

Meskipun begitu, ia mengaku belum tahu motor apa yang akan diterimanya.

"Belum tahu motornya nanti apa, cuma motor awal saya yang hilang itu beli tahun 2016. Lunas kredit 11 bulan, baru saya nikmati 8 bulan, eh, sudah ada yang 'mau' (mencuri). Ya, sudahlah,” katanya.

Di acara yang sama, ia juga dipertemukan kembali dengan Fitro. Keduanya pun bersalaman dan mengucapkan selamat juga terima kasih atas kebaikan masing-masing.

8. Ingin kuliahkan anak

Atas uang donasi yang diterimanya,  Anton mengaku akan menggunakannya untuk biaya kuliah keempat anaknya.

Ia mengaku, pendidikan tinggi saat ini membutuhkan biaya yang tinggi dan tidak terjangkau oleh masyarakat dengan tingkat pendapatan seperti dirinya yang berprofesi sebagai buruh, selain juga menjadi pengemudi ojek online.

"Saya bercita-cita supaya bisa memberikan pendidikan setinggi-tinggnya untuk anak saya. Jangan sampai kayak orangtuanya, buruh," kata Anton.

Terutama anak sulungnya yang baru saja lulus SMA. Sementara itu anak bungsunya masih berusia 20 bulan.

"Ya, walaupun sekarang semua biaya pendidikan ditanggung pemerintah, siapa yang bisa jamin anak-anak saya nanti bisa masuk (universitas) negeri semua? Belum tentu juga yang sulung ini bisa masuk negeri. Kalau enggak kan butuh uang lebih banyak lagi," ucap Anton.

Proses pencairan dana secara bertahap yang diberlakukan oleh Kitabisa selaku platform penggalanan donasi, diakui Anton lebih baik daripada dicairkan dalam waktu bersamaan secara sekaligus.

“Takut enggak terkendali, Mas, kalau dikasih langsung semua. Mending bertahap,” kata dia.

https://megapolitan.kompas.com/read/2019/05/28/11385351/pengemudi-go-jek-selesaikan-pesanan-meski-motornya-hilang-ini-8-faktanya

Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke