Dalam laporannya, Tomtom menyebutkan tingkat kemacetan di Jakarta pada 2018 turun 8 persen dibanding tahun sebelumnya.
Penurunan itu paling besar dibanding kota-kota lainnya. Jakarta turun dari peringkat 4 kota termacet sedunia menjadi peringkat 7.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Sigit Wijatmoko menerangkan, turunnya tingkat kemacetan disebabkan berbagai kebijakan pengentasan kemacetan yang efektif.
"Seperti beroperasinya beberapa underpass dan flyover yang dibangun, penutupan perlintasan sebidang kereta api," kata Sigit ketika dikonfirmasi, Senin (17/6/2019).
Selain itu, pembatasan kendaraan dengan sistem ganjil-genap, terutama yang diperluas saat Asian Games, juga dinilai efektif menurunkan kemacetan.
Kemudian, penataan Jalan Jenderal Sudirman-Jalan MH Thamrin dengan menghilangkan jalur cepat diyakini memangkas hambatan yang biasa terjadi di jalur protokol itu.
Di sektor transportasi publik, Sigit menjelaskan program Jak Lingko yang mengintegrasikan angkot dengan Transjakarta membuat angkot tak lagi ngetem sembarangan dan membuat macet.
"Juga membuka rute-rute baru untuk area layanan Transjakarta," kata Sigit.
Sigit berharap kehadiran mass rapid transit (MRT) dan light rail transir (LRT), dapat menurunkan kemacetan Jakarta lebih jauh lagi di survei 2019.
"MRT sudah beroperasi, disusul dengan LRT, dan integrasi angkutan umum dalam program Jak Lingko bersama TJ sudah berjalan," ujar dia.
https://megapolitan.kompas.com/read/2019/06/17/12062141/kemacetan-jakarta-diklaim-turun-8-persen