Saat itu, korban berinisial AR (13) dan AK (14) tengah berenang di sekitar lokasi bersama puluhan temannya.
Seorang teman korban yang ikut berenang, Andika menceritakan kejadian tersebut.
"Rame-rame sih awalnya, ada 30 orang. Idenya nyari kerang. Buat makan bareng-bareng buat pesta begitu," ucap pria yang akrab disapa Juju itu kepada wartawan, di Ancol, Jakarta Utara, Senin (17/6/2019).
Sekitar pukul 13.00, mereka berjalan bersama dari daerah Sunter Agung menuju pantai.
Biasanya, kata dia, mereka berenang di dekat PLTU Tanjung Priok.
Namun, salah satu dari mereka mengajak ke pantai yang belum pernah dikunjungi sebelumnya.
"Kemarin itu angin kencang juga kayak begini, cuma ombaknya lebih gede," katanya.
Juju mengatakan, teman-teman mereka yang berusia lebih tua sudah memperingatkan agar tidak turun ke air.
Namun, semua anak tetap pergi berenang.
Kemudian, tiga orang di antara mereka memisahkan diri mengarah ke tengah laut. Tiga orang itu adalah AR, AK, dan seorang teman yang berusia lebih tua.
Tiba-tiba ombak besar menghantam dan menenggelamkan mereka bertiga.
Saat itu, teman mereka yang lebih tua itu memegangi AR, sedangkan AK berusaha bergantung.
"Jadi dia (AK) sempat nyekek. Yang nyelametin cuma satu orang, yang lainnya enggak berani. Itu posisinya sudah ke tengah," kata Juju.
Namun, saat berusaha ke tepi pantai, AK terlepas dan hanyut, sedangkan AR berhasil dipinggirkan.
Mereka kemudian berusaha meminta bantuan ke warga sekitar.
Jenazah AR dilarikan ke RS Koja, Jakarta Utara dan sudah dimakamkan.
Tim SAR masih melakukan pencarian terhadap jenazah AK.
Beberapa unit kapal karet dan kapal cepat dikerahkan untuk menemukan jenazah AK. Juju tampak melihat proses pencarian itu di sekitar kawasan pantai.
"Dia (AR) sahabat saya. Dari kecil sudah kenal, saya sudah pindah rumah juga dia masih main sama saya. Ke mana-mana bareng," kata Juju.
https://megapolitan.kompas.com/read/2019/06/17/14353361/berawal-dari-cari-kerang-ini-kronologi-2-orang-tenggelam-di-pantai-ancol