Salin Artikel

Pemprov DKI: Tak Ada Pangan Murah Khusus Penghuni Rusun

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian Pemprov DKI Jakarta Darjamuni mempersilakan warga Jakarta mengikuti program pangan gratis di mana pun, termasuk di rumah susun (rusun) dan ruang publik terpadu ramah anak (RPTRA).

Darjamuni menyebutkan, rusun dan RPTRA hanya menjadi titik distribusi pangan murah, bukan eksklusif bagi warga setempat saja.

"Pangan murah di rusun bukan berarti hanya untuk penghuni saja, karena itu sekadar titik distribusi. Selama dia (warga) punya KJP atau kartu lain, boleh saja (ikut pangan murah di rusun)," kata Darjamuni saat dihubungi Kompas.com, Senin (17/6/2019) siang.

Darjamuni mengatakan, pihaknya tidak akan memberikan perlakuan istimewa bagi penghuni suatu rusun, sekalipun pangan murah dibagikan di rusun tersebut.

"Tidak ada prioritas, karena kita tidak enak, takutnya ada yang bukan penghuni rusun tapi dia di dekat sana jadi mau ngambil di rusun," kata dia.

Meskipun membuka kesempatan bagi seluruh warga untuk turut serta dalam program pangan murah di rusun dan RPTRA, Darjamuni menjamin bahwa kuota pangan yang tersedia cukup bagi semua pihak. Penghuni rusun, menurutnya, tak perlu cemas kehabisan pangan.

"Kalau penghuni rusun tidak kebagian, tidak mungkin. Kalau dia punya kartu rusun pasti kita layanin semua," ujar Darjamuni.

"Berdasarkan pengalaman, volume kami tidak pas-pasan karena kami tambahin. Biasanya selalu sesuai dengan warga rusun yang memiliki kartu," tambah dia.

Saat ditemui terpisah, sejumlah warga rusun justru berharap adanya pengambilan program pangan murah terpisah antara penghuni dengan warga luar rusun.

Aspirasi itu muncul lantaran dalam beberapa kesempatan, program pangan gratis dicampur bersama warga nonrusun. Hal itu menyebabkan antrean mengular panjang dan stok pangan cepat habis.

"Biasanya kami... ngantre panjaaangg karena kami nyampur sama warga dari luar (rusun). Biasanya itu kalau pengambilannya di RPTRA (ruang publik terpadu ramah anak) kayak begitu," ujar Agustin (60), penghuni Rusunawa Tipar Cakung, Jakarta Timur, Selasa pagi.

"Harapannya dikhususkan saja buat warga rusun, enggak usah dicampur orang luar, di sini kan kami sudah banyak," kata Agustin.

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta kembali menyelenggarakan program pangan murah dengan titik-titik distribusi di sejumlah rumah susun (rusun) dan ruang publik terpadu ramah anak (RPTRA) di lima wilayah kota administrasi DKI Jakarta.

Sebagaiman dikutip dari laman Instagram @dkijakarta, program pangan murah itu dapat diikuti warga Jakarta yang memiliki KJP Plus, Kartu Pekerja, dan Kartu Lansia Jakarta. Petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU), PHL, dan PJLP setara UMP, serta penghuni rusun Pemda juga dapat turut serta.

Syaratnya, warga mesti membawa kartu bagi pemegang KJP Plus, Kartu Pekerja, dan Kartu Lansia Jakarta. Bagi PPSU, PHL, dan PJLP setara UMP, wajib membawa kartu ATM Bank DKI dan tidak termasuk dalam daftar hitam atau blacklist.

Sementara itu, penghuni rusun Pemda wajib membawa kartu ATM custom alias kartu identitas penghuni rusun yang di dalamnya terdapat saldo dari Bank DKI.

Program itu bakal menyapa warga di berbagai rusun dan RPTRA selama 10 hari, terhitung sejak Senin kemarin  sampai 27 Juni ini, kecuali pada hari Minggu tanggal 23 Juni.

Beberapa pangan yang bisa didapatkan dengan harga miring yakni beras seharga Rp 30.000/5 kg, daging sapi Rp 35.000/kg, daging ayam Rp 8.000/ekor, ikan kembung Rp 13.000/kg, telur ayam Rp 10.000/tray, dan susu UHT Rp 30.000/24 pak @200 ml.

Namun, khusus untuk menebus susu UHT, warga wajib menunjukkan kartu KJP Plus.

https://megapolitan.kompas.com/read/2019/06/18/14401011/pemprov-dki-tak-ada-pangan-murah-khusus-penghuni-rusun

Terkini Lainnya

Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Megapolitan
Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Megapolitan
Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Megapolitan
Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Megapolitan
Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Megapolitan
Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Megapolitan
Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Megapolitan
Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Megapolitan
Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Megapolitan
Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Megapolitan
Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke