Salin Artikel

Mereka Mengampanyekan Kebaya Untuk Aktivitas Sehari-hari...

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah perempuan berkebaya tampak berkumpul sambil berpose dan berfoto di pelataran Monas, Jakarta Pusat, Selasa (2/7/2019). Mereka tampak percaya diri dengan kebaya berwarna-warni yang mereka kenakan.

Beberapa perempuan melengkapi penampilan mereka dengan aksesoris seperti kipas dan kalung. Para perempuan itu tergabung dalam Komunitas Perempuan Berkebaya Indonesia.

Mereka ingin memopulerkan pemakaian kebaya dalam aktivitas sehari-hari. Pendiri Komunitas Perempuan Berkebaya, Rahmi Hidayati (51) mengaku prihatin karena tidak banyak anak muda yang mau berbusana kebaya untuk kegiatannya sehari-hari.

"Memang mereka (anak muda) berkebaya ketika kondangan atau di kampus lagi ada acara atau ketika mereka wisuda. Tapi bukan jadi opsi mereka untuk pakaian sehari-hari dan pengetahuan mereka tentang kebaya mungkin hanya sekadar dikasih ibunya, dia pakai selesai gitu," kata Rahmi.

Padahal menurut dia, berkebaya itu bukan hal yang sulit asal ada kemauan. Sebab ia dan rekan-rekannya pun rutin dalam kesehariannya mengenakan kebaya.

Ia meyakini kebaya bisa membawa kesan anggun bagi yang memakainya. Sebab, dengan memakai kebaya dan batik seseorang dipaksa untuk berjalan secara perlahan.

"Jalannya perlahan tapi di balik itu tetap punya ketangguhan apabila ada kemauan ya. Orang saya saja naik gunung selalu pakai kebaya," ujar Rahmi.

Dengan adanya komunitas perempuan berkebaya ini, ia berharap dapat menularkan ke anak-anak muda betapa berharganya kebaya saat ini. Apalagi, kebaya merupakan budaya yang memiliki nilai sejarah dan filosofi berbeda-beda.

"Kebaya itu punya filosofinya sendiri, kenapa bentuknya kanan kiri sama. Kenapa ada model kutu baru. Yang seperti inilah yang kami ingin anak muda tahu," ucapnya.

Hal lain yang disukai Rahmi dari kebaya ini adalah bisa menunjukan ketangguhan perempuan Indonesia. Meski demikian, pakaian ini tetap memberikan kesan anggun bagi pemakainya.

Ada lebih kurang 200 orang yang aktif dalam komunitas ini. Rahmi berharap kegiatan semacam ini bisa membuat kebaya dipakai lebih banyak orang. 

"Jadi jangan sampai kebaya ini malah diakui negara lain ciri khasnya, karena memang ini kebaya aslinya Indonesia," ucapnya.

https://megapolitan.kompas.com/read/2019/07/02/12185601/mereka-mengampanyekan-kebaya-untuk-aktivitas-sehari-hari

Terkini Lainnya

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Prabowo-Gibran Belum Dilantik, Pedagang Pigura: Belum Berani Jual, Presidennya Masih Jokowi

Prabowo-Gibran Belum Dilantik, Pedagang Pigura: Belum Berani Jual, Presidennya Masih Jokowi

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Sendiri Pakai Senpi

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Sendiri Pakai Senpi

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi Online di Jakbar, Leher Sopir Dijerat dan Ditusuk

2 Pria Rampok Taksi Online di Jakbar, Leher Sopir Dijerat dan Ditusuk

Megapolitan
Polisi Periksa Kejiwaan Orangtua yang Buang Bayi ke KBB Tanah Abang

Polisi Periksa Kejiwaan Orangtua yang Buang Bayi ke KBB Tanah Abang

Megapolitan
Golkar Buka Peluang Lanjutkan Koalisi Indonesia Maju pada Pilkada DKI 2024

Golkar Buka Peluang Lanjutkan Koalisi Indonesia Maju pada Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Megapolitan
Cekoki Remaja dengan Narkoba hingga Tewas, Pelaku: Saya Tidak Tahu Korban Masih Dibawah Umur

Cekoki Remaja dengan Narkoba hingga Tewas, Pelaku: Saya Tidak Tahu Korban Masih Dibawah Umur

Megapolitan
Polisi Periksa 5 Saksi Terkait Kasus Begal Mobil di Tajur Bogor

Polisi Periksa 5 Saksi Terkait Kasus Begal Mobil di Tajur Bogor

Megapolitan
Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, Petugas: Mereka Keukeuh Ingin Gunakan Alamat Tak Sesuai Domisili

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, Petugas: Mereka Keukeuh Ingin Gunakan Alamat Tak Sesuai Domisili

Megapolitan
Keluarga Tolak Otopsi, Korban Tewas Kebakaran Cinere Depok Langsung Dimakamkan

Keluarga Tolak Otopsi, Korban Tewas Kebakaran Cinere Depok Langsung Dimakamkan

Megapolitan
Beberapa Warga Tanah Tinggi Terpaksa Jual Rumah karena Kebutuhan Ekonomi, Kini Tinggal di Pinggir Jalan

Beberapa Warga Tanah Tinggi Terpaksa Jual Rumah karena Kebutuhan Ekonomi, Kini Tinggal di Pinggir Jalan

Megapolitan
Polisi Tewas dengan Luka Tembak di Kepala, Kapolres Jaksel Sebut karena Bunuh Diri

Polisi Tewas dengan Luka Tembak di Kepala, Kapolres Jaksel Sebut karena Bunuh Diri

Megapolitan
Polisi Dalami Dugaan Perempuan Dalam Koper di Bekasi Tewas karena Dibunuh

Polisi Dalami Dugaan Perempuan Dalam Koper di Bekasi Tewas karena Dibunuh

Megapolitan
Bursa Pilkada DKI 2024, Golkar: Ridwan Kamil Sudah Diplot buat Jabar

Bursa Pilkada DKI 2024, Golkar: Ridwan Kamil Sudah Diplot buat Jabar

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke