Salin Artikel

Ini Fakta-fakta dalam Perampokan Toko Emas di Balaraja

JAKARTA, KOMPAS.com - Polisi mengungkap dua tersangka pelaku perampokan di Toko Emas Permata, Kecamatan Balaraja, Kabupaten Tangerang pada 15 Juni 2019. Pelaku diketahui, tersangka merupakan Warga Negara Malaysia.

Mereka diidentifikasi sebagai Muhammad Nazri Fadzil (26) dan Muhammad Nur Iskandar (24). Keduanya telah ditangkap di Malaysia dan ditahan di sana.

Kasus perampokan ini viral di media sosial. Aksi kedua pelaku terekam oleh CCTV toko emas.

Dalam aksi tersebut, keduanya terlihat menodongkan senjata api dan juga senjata tajam seperti pedang samurai. Akibatnya, korban mengalami kerugian hingga Rp 1,6 Miliar.

Berikut, fakta-fakta dari pengungkapan identitas kedua pelaku oleh Polresta Tangerang:

1. Ditangkap di Malaysia

Kedua perampok ditangkap setelah polisi Indonesia yang terdiri dari tim gabungan Polresta Tangerang dan Polda Banten berkoordinasi dengan KBRI Malaysia, Polisi Diraja Malaysia (PDRM), dan Polisi Maran Pahang.

"Setelah investigasi panjang di dalam negeri, pada tanggal 2 Juli, kami berkoordinasi dengan PDRM dan membuahkan hasil. Kami diperkenankan untuk memeriksa tersangka dengan didampingi mereka," kata Kapolresta Tangerang Kombes Pol Sabilul Alif di Polresta Tangerang pada Kamis (11/7/2019).

Pada 4 Juli ini, Tim Polresta Tangerang dan Tim Kriminal Umum Polda Banten bertolak ke Kuala Lumpur, Malaysia. Saat interogasi, kedua tersangka mengaku telah melakukan perampokan tersebut.

"Saat diinterogasi, keduanya mengakui telah melakukan pencurian dan kekerasan di SPBU dan Toko Emas di Balaraja," kata Sabilul.

2. Juga lakukan pemerasan di SPBU Balaraja

Selain melakukan perampokan di toko emas, dua orang itu juga telah melakukan pencurian di SPBU Balaraja pada 14 Juni 2019. 

Salah satu tersangka menodongkan senjata ke arah petugas SPBU dan meminta paksa tas pinggang milik petugas. Kerugian dari perampokan itu senilai Rp 4.693.000.

Kini, kedua tersangka itu masih berada di Malaysia dan ditahan PDRM. Sebab, keduanya juga melakukan perampokan di SPBU Kuala Lumpur dan Selangor setelah kembali dari Indonesia.

"Juga, karena keduanya melarikan diri ke daerah asalnya, tentunya ada ketentuan-ketentuan diplomatik. Ketentuan itu harus dihormati," ujar Sabilul.

3. Gunakan mobil sewaan untuk melakukan aksinya

Aksi mereka terekam kamera CCTV. Hal itu kemudian memudahkan aparat Polresta Tangerang mengidentifikasi para pelaku termasuk kewarganegaraan mereka. 

Saat menyewa kendaraan, para tersangka menggunakan paspor dan tercantum bahwa keduanya merupakan warga Malaysia.

"Paspor tersebut difoto oleh pemilik rental mobil, itu sangat membantu kami," kata Sabilul Alif.

Namun, kedua pelaku sempat mengganti plat nomor mobil tersebut menjadi T 1721 dari sebelumnya B 2069 UFC.

"Awalnya, kami kesulitan karena plat nomor pelaku palsu. Namun, setelah dilihat ciri-ciri mobil kami menemui mobil Avanza itu adalah milik sebuah rental mobil di Penjaringan, Jakarta Utara," kata Sabilul.

Mobil tersebut kemudian diketahui telah disewa tersangka pelaku pada tanggal 13-15 Juni 2019. Penyewa kendaraan atas nama kedua tersangka, yaitu Muhammad Nazri Fadzil (26) dan Muhammad Nur Iskandar (24).

4. Residivis perampokan di Malaysia

Salah satu tersangka perampok yaitu Muhammad Nur Iskhandar (24), merupakan residivis kasus perampokan di Malaysia.

"Tersangka ini (Nur Iskhandar) pernah ditangkap oleh Polisi Diraja Malaysia (PDRM) karena kasus perampokan toko emas di Kuala Lumpur, Malaysia," kata Kapolresta Tangerang Kombes Sabilul Alif.

Dia kemudian menjalani hukuman penjara dan bebas pada 3 Juni 2019. Tidak sampai dua pekan setelah bebas, dia bertemu Muhammad Nazri Fadzil (26) dan merampok toko emas di Balaraja pada 15 Juni 2019.

5. Belajar merampok dari Youtube

Perampok toko emas di Balaraja mempelajari cara merampok lewat video Youtube. Kapolresta Tangerang Kombes Sabilul Alif mengatakan perampok yang dia maksud adalah warga negara Malaysia bernama Muhammad Nazri Fadzil (26).

"Berbagai video dari Youtube dia saksikan untuk mempelajari teknik merampok dan melarikan diri," kata Sabilul.

Nazri kemudian mengajak warga Malaysia lainnya, Muhammad Nur Iskandar, untuk melancarkan aksinya. Setelah berdiskusi, keduanya sepakat untuk melakukan perampokan.

"Syaratnya, Nazri ini harus membiayai semua keperluan Nur Iskandar, lalu mereka sepakat," tambah Sabilul.

Muhammad Nazri Fadzil berasal dari keluarga mampu. Namun, dia bercita-cita ingin menghasilkan uang sendiri.

Dia lalu meminta izin kepada kedua orangtuanya untuk bekerja di Jepang. Orangtuanya menyetujui dan memberinya uang saku Rp 30 juta.

"Tapi, dia merasa tidak cukup dengan uang dari orangtuanya itu. Lalu, dia ajak Muhammad Nur Iskhandar merampok untuk menambah biaya ke Jepang," kata Sabilul.

Kendati demikian, keduanya tak memberikan alasan spesifik mengapa memilih Indonesia sebagai target. Ketika ditanya, Muhammad Nazri Fadzil hanya menjawab bahwa dia menyukai travelling.

"Dia juga pernah ke Indonesia pada 2013 dan 2015, tapi memang tujuannya jalan-jalan," kata Sabilul.

6. Senjata replika

Dua pelaku Warga Negara Malaysia itu sebelumnya terlihat membawa senjata api jenis revolver dan pedang samurai saat melakukan perampokan pada 15 Juni 2019.

"Dari video yang viral itu kami mengira memang senjata api, ternyata ini senjata api palsu, berupa korek api berbentuk revolver dan jenis bareta," kata Sabilul Alif.

Selain senjata api palsu, polisi juga menemukan barang bukti lainnya berupa 34 dudukan gelang tempat menaruh emas, baki emas, dan masker yang pelaku gunakan untuk menutup wajahnya saat beroperasi.

Namun, polisi belum menemukan pedang samurai yang juga digunakan untuk menakuti warga sekitar saat beraksi.

"Setelah membuang barang bukti, mereka langsung ke daerah Cimone untuk mengganti kaca mobil mereka yang hancur karena dilempar batu besar oleh warga," kata Sabilul.

https://megapolitan.kompas.com/read/2019/07/12/06482271/ini-fakta-fakta-dalam-perampokan-toko-emas-di-balaraja

Terkini Lainnya

Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Megapolitan
Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Megapolitan
Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Megapolitan
Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Megapolitan
Gelar 'Napak Reformasi', Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Gelar "Napak Reformasi", Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Megapolitan
Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Megapolitan
Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Megapolitan
Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Megapolitan
Pelajar SMK Lingga yang Selamat dari Kecelakaan Tiba di Depok, Disambut Tangis Orangtua

Pelajar SMK Lingga yang Selamat dari Kecelakaan Tiba di Depok, Disambut Tangis Orangtua

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Minggu 12 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Minggu 12 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Megapolitan
Teka-teki Kematian Pria dengan Tubuh Penuh Luka dan Terbungkus Sarung di Tangsel

Teka-teki Kematian Pria dengan Tubuh Penuh Luka dan Terbungkus Sarung di Tangsel

Megapolitan
Rute Transjakarta 10B Cipinang Besar Selatan-Kalimalang

Rute Transjakarta 10B Cipinang Besar Selatan-Kalimalang

Megapolitan
Adik Kelas Korban Kecelakaan Bus di Subang Datangi SMK Lingga Kencana: Mereka Teman Main Kami Juga

Adik Kelas Korban Kecelakaan Bus di Subang Datangi SMK Lingga Kencana: Mereka Teman Main Kami Juga

Megapolitan
Orangtua Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang Mendatangi SMK Lingga Kencana

Orangtua Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang Mendatangi SMK Lingga Kencana

Megapolitan
Datangi Sekolah, Keluarga Korban Kecelakaan Maut di Ciater: Saya Masih Lemas...

Datangi Sekolah, Keluarga Korban Kecelakaan Maut di Ciater: Saya Masih Lemas...

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke