JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Rahmat Triyono mengatakan fenomena gempa di Bali yang terjadi hari ini berbeda dengan gempa yang terjadi di Maluku Utara beberapa hari lalu.
Rahmat mengatakan gempa di Bali terjadi karena adanya aktivitas lempeng Indo-Australia.
"Tentu tidak ada kaitannya yang di Maluku karena sumber pemicunya berbeda. Yang di sini (Bali) akibat subduksi dari (lempeng) Australia dan Eurasia sementara di Maluku kemarin terakhir akibat pergeseran dari aktivitas sesar sorong bacan," ucap dia di Kantor Pusat BMKG, Kemayoran, Jakarta Pusat, Selasa (16/7/2019).
Menurutnya, gempa yang mengguncang Labuha, Halmahera Selatan tersebut dibangkitkan oleh deformasi batuan dengan mekanisme pergerakan dari struktur sesar mendatar.
"Ini (gempa bumi di Bali) tentunya beda lagi (dengan gempa Maluku Utara) karena memang di Indonesia sumber-sumber gempanya banyak sekali. Ada sekitar 290-an sesar-sesar aktif," ucap dia.
Sebelumnya, gempa bumi sempat melanda Maluku Utara pada Minggu, (14/7/2019).
Gempa tersebut berkekuatan 7.2 magnitudo dan mengguncang wilayah Labuha pada pukul 18.10 WIT.
Sedangkan tadi pagi gempa bumi kembali mengguncang Bali dengan kekuatan 6.0 Magnitude, pukul 07.18.
Rahmat memastikan gempa di Bali tersebut tidak berpotensi tsunami.
https://megapolitan.kompas.com/read/2019/07/16/15120221/bmkg-sebut-gempa-di-bali-tidak-berkaitan-dengan-maluku-utara