Bripka Rahmat tewas ditembak rekannya sesama polisi, yaitu Brigadir Rangga Tianto di Depok pada Kamis kemarin.
Zulkarnain mengatakan, anak sulung Rahmat, yaitu Grace Shania, memang bercita-cita menjadi polisi.
“Tadi meminta bantuan rekomendasi, mohon bantuan untuk anak wanitanya jadi polisi,” kata Zulkarnain.
Zulkarnain mendukung putri Bripka Rahmat itu menjalani tes jadi polisi. Ia berharap, anak Bripka Rahmat tersebut bisa lolos persyaratan untuk menjadi polisi wanita sesuai yang dicita-citakan.
“Kami turut mendukung dan mendoakan ya, siapa tahu kuasanya kan dari Allah kan ya. Karena kan memang ada syaratdan ketentuan untuk masuk ke polis. Tapi siapa tau kan segalanya dari Allah ya,” ucap Zulkarnain.
Bripka Rahmat Effendy tewas ditembak rekannya sendiri kemarin.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono mengatakan, peristiwa itu berawal ketika seorang terduga pelaku tawuran, FZ, ditangkap polisi. Argo mengatakan, Bripka Rahmat mengamankan FZ beserta barang bukti berupa clurit di Polsek Cimanggis, Depok.
Bripka Rahmat merupakan anggota samsat Polda Metro Jaya.
Orangtua FZ kemudian mendatangi Polsek Cimanggis ditemani Brigadir Rangga Titoni dan Brigadir R. Mereka meminta FZ dibebaskan agar dapat dibina orangtuanya sendiri.
Permintaan itu ditolak Bripka Rahmat dengan nada keras.
Hal itu menyulut emosi Brigadir Rangga. Brigadir Rangga lalu oergi ke ruangan lain untuk mengambil sebuah senjatu api jenis HS 9.
"Dia (Brigadir Rangga) lalu menembak Bripka RE (Rahmat Effendy) sebanyak tujuh kali tembakan pada bagian dada, leher, paha, dan perut," ungkap Argo.
Bripka Rahmat meninggal di tempat kejadian.
https://megapolitan.kompas.com/read/2019/07/26/17202031/putri-bripka-rahmat-bercita-cita-jadi-polisi