Data AirVisual hingga pukul 08.30 WIB menunjukkan, kualitas udara kedua kota ditandai dengan warna merah (tidak sehat).
AirVisual mencatat bahwa pagi ini Jakarta jadi kota besar dunia dengan polusi udara terburuk dengan tingkat kualitas udara di angka 170.
Jakarta ada di atas Lahore, Pakistan (168) dan Kabul, Afghanistan (167). Sementara itu, tingkat polusi udara Bekasi malah tembus angka 186.
Pengukuran AirVisual terhadap kualitas udara dilakukan menggunakan parameter PM (particulate matter) 2,5 alias pengukuran debu berukuran 2,5 mikron berstandar US AQI (air quality index).
Badan Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan, ambang batas sehat konsentrasi PM 2,5 di sebuah kota tak dapat lebih dari 25 mikrogram per meter kubik dalam 24 jam.
Konsentrasi PM 2,5 Bekasi jauh di atas ambang tersebut dengan torehan 124,3 mikrogram per meter kubik, selisih cukup banyak di atas Jakarta yang konsentrasi PM 2,5-nya mencapai 92,3 mikrogram per meter kubik.
Dengan tingkat polusi seperti ini, kualitas udara di Jakarta dan Bekasi dapat mengakibatkan gangguan pada paru-paru dan jantung, terutama pada kelompok sensitif dengan risiko tinggi.
Untuk itu, kelompok sensitif direkomendasikan mengurangi kegiatan luar ruangan. Warga yang beraktivitas di luar ruang dianjurkan untuk mengenakan masker guna menangkal polusi.
https://megapolitan.kompas.com/read/2019/08/28/08513851/polusi-udara-pagi-ini-jakarta-kota-besar-terburuk-sejagat-bekasi-lebih