Ia meminjam uang Rp 10 miliar di dua bank yang berbeda, masing-masing pinjamam senilai Rp 2,5 miliar dan Rp 7,5 miliar.
Uang tersebut digunakan untuk membuka usaha restoran.
"Untuk hutang di bank ini menjaminkan rumah di Lebak Bulus dan rumah di sampingnya yang dijadikan usaha cuci mobil. Uangnya (hasil pinjamam bank) untuk usaha restoran," kata Suyudi dalam konferensi pers di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Senin (2/9/2019).
Aulia harus menanggung cicilan senilai Rp 200 juta per bulan. Ia merasa tak sanggup membayar cicilan tersebut.
Suyudi mengatakan, Aulia sempat membujuk suaminya Edi Chandra Purnama alias Pupung Sadili untuk menjual rumah guna membayar hutangnya.
Namun, suaminya menolak permintaan tersebut.
"Bunga bank terus berjalan, dia kepayahan untuk membayar tapi enggak diijinkan untuk jual aset tersebut (rumah di Lebak Bulus)," ujar Suyudi.
Aulia merasa sakit hati karena penolakan tersebut. Aulia memutuskan untuk menghabisi nyawa suami dan anak tirinya Muhammad Adi Pradana alias Dana dengan menyewa pembunuh bayaran.
Aulia menyewa dua orang pembunuh bayaran berinisial S dan A.
Edi dibunuh dengan cara diracun. Sementara Dana dibunuh dengan cara diberi minuman keras lalu dibekap. Keduanya dibunuh di rumahnya di Lebak Bulus.
Kedua korban kemudian dibawa ke Sukabumi, Jawa Barat oleh Aulia dan KV, untuk dibakar di dalam mobil.
KV diketahui sebagai keponakan Aulia yang dianggap sebagai anaknya sendiri.
KV hingga kini masih menjalani perawatan di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur karena terkena luka bakar saat berusaha membakar ayah tirinya yang sudah tak bernyawa di dalam mobil.
Selain Aulia dan KV, polisi telah menangkap S dan A, pembunuh bayaran untuk membunuh Edi.
Kedua pembunuh bayaran itu ditangkap di Lampung Timur, Lampung oleh tim Jatanras Polda Metro Jaya dibantu Polda Lampung.
https://megapolitan.kompas.com/read/2019/09/02/15491481/aulia-pinjam-rp-10-miliar-dengan-jaminan-rumah-di-lebak-bulus