Hal itu menyusul tewasnya asisten rumah tangga bernama Yayan (35) setelah diterkam salah satu anjing milik Bima di rumahnya pada Jumat (30/8/2019).
"Kami masyarakat minta tidak ada anjing itu di sini, warga minta anjing dievakuasi," kata Medih, Ketua RT 004, di lokasi, Selasa (3/9/2019).
Medih menjelaskan, anjing yang dipelihara Bima kerap kali mengganggu kenyamanan warga. Anjing tersebut juga pernah tiga kali menggigit warga hingga luka.
"Bima kalau sama tetangga baik suka menyapa dan sopan. (Anjing) Suara suka berisik, binatang tidak ngerti adat. Anjing ini sudah gigit tiga warga pada 2019, rata-rata pekerjanya dia. Pernah lepas juga hampir gigit 50-an siswa TPA (Taman Pendidikan Al Quran) di masjid," ujar Medih.
Adapun tiga anjing milik Bima sudah dievakuasi petugas Suku Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian (Sudin KPKP) Jakarta Timur.
Kepala Seksi Peternakan dan Kesehatan Sudin KPKP Jakarta Timur Irma Budiani sebelumnya mengatakan, petugas mengevakuasi tiga ekor anjing milik Bima, yakni dua jenis malinois belgian dan satu jenis pudel.
Ketiga anjing dibawa untuk diobservasi karena belum diketahui anjing mana yang menerkam Yayan.
Observasi sekaligus untuk mengetahui apakah anjing tersebut mengidap rabies atau tidak.
"Jadi hari ini kita bawa semua anjingnya. Karena dua-duanya ini anjing menyerang. Semuanya kita bawa, kita enggak tahu mana yang menggigit. Kata yang punya dibawa saja dua-duanya diobservasi," kata Irma di kediaman Bima.
Irma menambahkan, anjing tersebut akan diobservasi selama 14 hari. Namun, jika dalam dua hari observasi anjing tersebut mati, sudah dipastikan mengidap rabies.
"(Proses) Observasi dua pekan, dalam dua hari anjing mati kita curiga dengan rabiesnya. Sejak Oktober 2004 Jakarta Timur sudah bebas rabies, setiap anjing yang gigit kita tetap curiga dengan rabiesnya," ujar Irma.
Sebelumnya, Bima mengaku tidak tahu anjing mana yang menyerang Yayan. Ia tak menyangka serangan anjingnya berakibat sefatal ini.
"Kami enggak tahu dari dua anjing itu siapa yang menggigit. Belum tentu Sparta karena itu (kejadian penyerangan) malam hari. Ada bibi di situ, dia pun enggak tahu yang mana," ujar Bima saat dihubungi Kompas.com, Selasa.
Bima melanjutkan, kejadian ini terjadi satu hari sebelum ia melangsungkan pernikahan. Setelah menikah, ia dan istri langsung pergi bulan madu.
"Yang pasti saya sendiri tidak tahu-menahu kejadian itu seperti apa. Yang saya bisa kasih tahu adalah bahwa keluarga korban sudah datang sudah mediasi sama mereka sudah mendapat jalan terbaik. Jenazah pun sudah dibawa pulang," katanya.
Ia membantah anjingnya disebut rabies. Sebab, ia mengaku selalu memeriksakan kondisi kesehatan anjingnya dan memberikan vaksin yang lengkap.
"Nah saya juga enggak tahu nih ini kenapa kok tiba-tiba, apakah tiba-tiba ada yang kaget atau teriak yang memicu dia untuk menggigit, kita enggak tahu. Karena dia pun kalau misal gigit enggak sefatal ini," ujar Bima.
Berdasarkan pemeriksaan saksi yang merupakan keluarga TD, diduga TD memerintahkan Yayan untuk memberi makan anjing yang berjenis malinois belgian itu. Yayan sempat menolak karena takut.
Namun, karena merasa tidak enak lantaran ia baru dua minggu bekerja, Yayan akhirnya menuruti perintah TD.
Saat membuka kandang anjing, Yayan langsung diserang anjing tersebut hingga mengalami luka serius.
Yayan yang bersimbah darah langsung dilarikan ke Rumah Sakit Adhyaksa. Namun, karena lukanya parah, korban dirujuk ke Rumah Sakit Polri Kramatjati.
Sesampainya di RS Polri, korban meninggal dunia.
https://megapolitan.kompas.com/read/2019/09/03/15160541/warga-tolak-keberadaan-anjing-milik-presenter-tv-bima-aryo