Salin Artikel

7 Fakta Pengeroyokan Demonstran di JCC, Aksi Brutal Polisi hingga Intimidasi Wartawan

Berikut fakta mengenai kronologi peristiwa tersebut, mulai dari pengeroyokan demonstran hingga mengintimidasi wartawan.

1. Mahasiswa kepung pintu samping JCC

Sekitar pukul 19.00, pintu samping JCC, dekat Jembatan Ladogi, Jalan Gerbang Pemuda, Senayan, dikepung oleh mahasiswa.

Mahasiswa tersebut adalah demonstran yang sebelumnya telah dipukul mundur dari depan gedung DPR.

Polisi kewalahan menghadi mahasiswa yang jumlahnya cukup banyak.

Mereka berkali-kali menembakkan kembang api dan gas air mata. Namun, banyak mahasiswa yang masih tetap bertahan.

2. Satu persatu polisi tumbang

Satu persatu polisi tumbang pasca bentrok dengan demonstran.

Sejumlah polisi terluka, beberapa terluka di bagian kaki, ada juga yang terluka di bagian kepala.

Rekan polisi lainnya membopong polisi yang terluka masuk ke dalam JCC.

Beberapa polisi juga mengalami sesak napas dan langsung diberi pertolongan oksigen.

3. Tiga orang demonstran diamankan

Aparat kepolisian mengamankan tiga orang demonstran.

Satu di antaranya berjaket almamater, sementara dua orang lainnya bertelanjang dada.

Tidak diketahui pasti alasan ketiga demonstran tersebut diamankan.

4. Wartawan Kompas.com merekam dari dalam JCC

Seorang pria dibawa secara kasar oleh aparat kepolisian ke dalam gedung JCC.

Wartawan Kompas.com merekam kejadian tersebut dari balik dinding kaca.

Tak lama, seorang pejabat polisi meminta untuk berhenti merekam. Ia juga memaksa agar video tersebut dihapus.

Wartawan Kompas.com menjelaskan identitasnya dan profesinya yang dilindungi oleh UU Pers. Namun, sang polisi tetap tak peduli dan marah.

5. Polisi menginjak dan memaki salah seorang demonstran

Tak lama setelah itu, salah satu demonstran yang diamankan menjadi sasaran amarah polisi. Belasan polisi menyeret dan mengelilinginya.

Dengan bertelanjang dada, ia tersungkur sementara polisi terus menginjaknya tanpa ampun dan memakinya.

Pukulan dan injakan diarahkan ke bagian dada dan wajahnya, sampai berlumuran darah.

Tak lama kemudian, pria itu tampak lemas tak bergerak.

6. Intimidasi wartawan oleh polisi

Para polisi tersadar aksi mereka terekam oleh kamera.

Salah seorang komandannya memelototi dan meminta agar sang wartawan menghapus video tersebut.

Mereka juga berusaha merampas ponsel tersebut. Namun, usaha tersebut gagal karena ponsel segera diselipkan ke pakaian dalam.

Para polisi pun mencoba untuk memukul dan mengintimidasi sang wartawan.

7. Wartawan diselamatkan polisi lainnya

Seorang polisi lainnya menyelamatkan wartawan Kompas.com.

Ia menjelaskan bahwa pasukan Brimob sedang mengamuk dan meminta sang wartawan untuk mengerti.

Wartawan pun dijauhkan dari kerumunan polisi tersebut. Setelah beberapa lama, ia baru diperkenankan untuk pulang.

https://megapolitan.kompas.com/read/2019/09/26/10352121/7-fakta-pengeroyokan-demonstran-di-jcc-aksi-brutal-polisi-hingga

Terkini Lainnya

Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Megapolitan
Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Megapolitan
Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Megapolitan
Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Megapolitan
Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Megapolitan
Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Megapolitan
Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Megapolitan
Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Megapolitan
Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Megapolitan
Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Megapolitan
Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke