Massa melempari batu ke arah polisi sambil merangsek masuk, mendekati polisi.
Massa juga merobohkan kawat berduri yang sebelumnya terpasang sejauh 1 kilometer dari gedung DPR. Dengan tak adanya lagi pembatas itu, jarak polisi dengan mahasiswa pun kian dekat, hanya sekitar 10 meter.
Mendapat lemparan batu dari arah massa, polisi memilih bertahan. Komando serangan balik pun dilancarkan.
"Siap komando! Tembak!" teriak salah seorang polisi.
Hujan gas air mata pun terjadi. Massa berhamburan lari ke arah Semanggi.
Namun, begitu tembakan mereda, massa dengan cepat bersatu kembali dan melawan polisi. Kali ini dengan melempar petasan.
Adapun, massa yang terlibat bentrok dengan polisi ini mayoritas tak menggunakan atribut atau seragam apapun. Entah dari mana asal mereka.
Sementara mahasiswa berjaket almamater beserta ojek online berjaket Grab maupun Gojek tampak berusaha menahan emosi massa. Mereka bergandengan tangan berusaha menahan serangan massa ini.
"Jangan woy, jangan lempar. Kasihan warga, kasihan wartawan, stop!" teriak mereka.
Namun, jumlah mereka ini kalah dengan jumlah massa yang sudah terlanjur rusuh dengan aparat kepolisian. Sehingga, imbauan massa mahasiswa dan pengemudi ojek online pun tak dipedulikan.
https://megapolitan.kompas.com/read/2019/09/30/18275851/pukul-1745-terpicu-suara-tembakan-dari-slipi-demonstran-lempar-petasan-ke