JAKARTA, KOMPAS.com - Kualitas udara DKI Jakarta pada Kamis (17/10/2019) pagi, masuk dalam kategori tidak sehat, berdasarkan informasi dari situs penyedia data polusi udara AirVisual.
Pukul 08.15 WIB, kualitas udara Jakarta berstatus tidak sehat, dengan air quality index (AQI) atau indeks kualitas udara sebesar 164 dengan konsentrasi parameter PM 2,5 80,5 mikrogram per meter kubik.
Dengan status tersebut, DKI Jakarta menempati peringkat ke-5 sebagai kota dengan kualitas udara terburuk di antara kota-kota besar lainnya di dunia.
Jakarta di bawah Kota Hanoi di Vietnam di peringkat ke-4 dengan US AQI 168, kemudian di peringkat ke-3 itu Kota Shenyang di Cina dengan US AQI 181, lalu Kota New Delhi di India di peringkat ke-2 dengan US AQI 185, dan Kota Lahore di Pakistan di posisi puncak dengan US AQI 248.
Pengukuran AirVisual terhadap kualitas udara dilakukan menggunakan parameter PM (particulate matter) 2,5 alias pengukuran debu berukuran 2,5 mikron berstandar US AQI (air quality index).
Kendati demikian, kualitas udara di Bekasi masih lebih buruk daripada Jakarta pada pagi hari ini. Kualitas udara di Bekasi juga masuk kategori tidak sehat dengan US AQI 172.
Selain itu, kualitas udara di Depok juga masuk kategori tidak sehati pada pagi ini dengan US AQI 160.
Untuk warga Jakarta, Bekasi, dan Depok direkomendasikan mengurangi kegiatan luar ruangan. Warga yang beraktivitas di luar ruang diimbau untuk mengenakan masker guna menangkal polusi.
https://megapolitan.kompas.com/read/2019/10/17/09061091/kamis-pagi-kualitas-udara-bekasi-lebih-tidak-sehat-dibanding-jakarta