Ketiga peristiwa itu masih seputar perkembangan aksi tipu-tipu Djeni Herilewie (39) yang menggelapkan 62 mobil, penganiayaan bocah YM (2) oleh pengasuhnya hingga babak belur, dan juga kisah Nenek Arpah yang buta huruf yang ditipu hingga rumahnya terpaksa dijual.
Selain ketiga isu itu, ada pula soal pengakuan beberapa mahasiswa yang berunjuk rasa kemarin. Pengakuan itu terkait tawaran uang hingga didatangi polisi ke rumah supaya tidak unjuk rasa.
Berikut ringkasan berita terpopuler di Megapolitan Kompas.com sepanjang kemarin.
1. Daya pikat Djeni
Banyak yang penasaran dengan aksi perempuan berusia 39 tahun, Djeni Herilewie. Pasalnya, menurut polisi, Djenie beraksi seorang diri dalam menggelapkan 62 mobil, hanya dalam waktu dua bulan.
Siapakah Djeni? Bagaimana cara dia bisa meyakinkan para korban hingga menggelapkan segitu banyak mobil?
"Djeni datang dengan cara bicara sopan ala pekerja kantoran untuk mengurus persyaratan, salah satunya menyerahkan foto copy kartu identitas. Korban tidak sadar sedang ditipu," kata Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Timur AKBP Hery Purnomo di Mapolres Metro Jakarta Timur, Rabu (16/10/2019).
Setelah mobil berhasil didapat Djeni, dia bayar uang sewa, kemudian dia hilang membawa kabur mobil. Di saat yang sama, dia ganti nomor ponsel agar tidak bisa dihubungi pemilik mobil atau rental.
Para korban Djeni pun geram dan melapor polisi. Pada akhirnya, Djeni berhasil ditangkap di daerah Rawamangun, Jakarta Timur pada pertengahan September 2019.
Djeni, sebut polisi, juga memiliki kemampuan bicara yang sangat baik. Sehingga, meski baru kenal, para korban akan bisa langsung percaya kepadanya.
Bahkan, polisi menyebut-nyebut ada hal klenik dalam diri Djeni. Benarkah?
Yang pasti, polisi saat ini sedang menelusiri aset Djeni yang bisa mendapat uang Rp 2,5 miliar dari penipuan yang dilakukannya. Baca selengkapnya di sini.
2. Bocah 2 tahun dianiaya pengasuh
Bocah YM, 2 tahun, dianiaya berkali-kali oleh pengasuhnya, TN (19). Namun, peristiwa penganiayaan ini baru diketahui orang tua YM setelah mereka sempat dua malam tak bertemu anaknya.
Kedua orang tua YM bekerja. Selalu berangkat pagi hari dan pulang pukul 22.00. Pada saat mereka pulang, biasanya YM dan kakaknya tertidur di kamar TN.
Hari-hari sebelumnya, YM dan kakaknya selalu digendong sang ayah dan ibunya dalam kondisi terlelap untuk dipindah dari kamar TN ke kamar orang tua mereka yang terletak di lantai 1.
Namun, kecurigaan sempat menyergap F, orang tua YM karena selama dua malam yakni pada Kamis (10/10/2019) dan Jumat (11/10/2019), kamar TN terkunci.
Dia sudah mengetuk berulang kali, namun tak ada jawaban. Hingga pada Sabtu (12/10/2019), mereka menemukan fakta pahit, YM mengalami luka memar di sekujur tubuhnya, bahkan wajahnya lebam dan membengkak.
Baca berita selengkapnya di sini.
3. Kisah Nenek Arpah
Seorang nenek bernama Arpah di Beji, Depok, Jawa Barat, membuat laporan polisi di Polresta Depok lantaran merasa ditipu tetangganya terkait transaksi tanah.
Kuasa hukum Arpah, Muslim mengatakan, kasus ini terjadi pada 2015.
Nenek Arpah merasa ditipu tetangganya, AJK (26), lantaran tanahnya seluas 103 meter persegi hanya dihargai Rp 300.000.
Saat menandatangani dokumen jual beli dan penyerahan sertifikat, Nenek Arpah sama sekali tak mengerti dokumen yang ditandatanganinya.
Beberapa hari kemudian saat pihak bank datang ke rumahnya, nenek malang itu baru tersadar bahwa rumah sudah berpindah tangan ke nama orang lain.
Sementara dia hanya dibekali Rp 300.000 oleh orang itu. Nenek Arpah terpaksa angkat kaki. Kini, dia memperjuangkan kembali keadilan dengan membuat laporan polisi.
Baca selengkapnya di sini.
4. Ketua BEM didatangi polisi
Salah satu mahasiswa yang tergabung dalam Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) mengklaim, ada seorang polisi menyambangi rumah Ketua BEM Universitas Pembangunan Nasional (UPN) sebelum aksi unjuk rasa Kamis (17/10/2019).
"Yang lebih parahnya di UPN mungkin. Baru pertama kalinya, ada polisi yang datang sampai ke rumah ketua BEM. Mau ngapain dia datang ke rumah ketua BEM, apakah ketua BEM kriminal?" seru orator berjaket almamater hijau di atas mobil komando dekat Patung Kuda, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Kamis siang.
Pernyataan ini dilontarkan si orator ketika membicarakan mengenai berbagai upaya penggembosan aksi mahasiswa.
Seruan operator itu sebelumnya senada dengan perngakuan yang disampaikan Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Abdul Basit.
Basit mengaku sempat mendapat larangan agar mahasiswa kembabli berunjuk rasa untuk menuntut diterbitkannya Perppu KPK.
Bahkan, dia dan seluruh ketua BEM dari Universitas lain sempat ditawari sejumlah uang agar tak turun ke jalan.
Baca selengkapnya di sini.
https://megapolitan.kompas.com/read/2019/10/18/09075251/populer-jabodetabek-daya-pikat-djeni-penganiayaan-bocah-ym-oleh-pengasuh