Salin Artikel

Seorang Guru Ngaji di Jatinegara Diduga Cabuli 7 Bocah Perempuan

Perbuatan pelaku berinisial FS alias AI itu terungkap dari kecurigaan salah seorang ibu korban. Ibu dari MA itu bertanya saat anaknya sakit ketika buang air kecil. MA pun membeberkan dia telah dicabuli oleh AI.

"Ibunya MA curiga, terus ditanya sakit kenapa. Ceritalah anaknya kalau jadi korban AI ini. AI ini guru ngaji untuk ibu-ibu," kata Pelayanan Masyarakat RW tempat korban tinggal, Bambang Purwanto (55) di Jatinegara, Jakarta Timur, Sabtu (19/10/2019).

Setelah MA melaporkan aksi AI, sang ibu berupaya mencari informasi ke sejumlah teman anaknya lalu menemukan korban lainnya.

Hingga kini, Bambang menuturkan ada tujuh bocah perempuan yang mayoritas berusia di bawah 11 tahun dan mengaku jadi korban AI.

"Jadi ibunya MA enggak langsung laporan ke polisi, dia cari informasi dulu. Dapatlah tujuh korban ini, korbannya ini ada di tiga RW," ujarnya.

Banyaknya jumlah korban membuat ibu MA tanpa pikir panjang melaporkan AI ke Unit Perempuan dan Perlindungan Anak (PPA) Polres Metro Jakarta Timur.

Sekitar satu pekan lalu, Bambang menyebut personel Unit PPA Polres Metro Jakarta Timur berkoordinasi dengan RT/RW dan Kelurahan setempat.

"Semalam AI sudah langsung dibawa ke Polres, tapi sempat dibawa ke kantor RW. Kita tanya apa benar dia melakukan itu, tapi dia membantah," tuturnya.

Saat diamankan di kantor RW, puluhan warga setempat emosi sehingga AI nyaris diamuk puluhan warga meski berhasil diamankan aparat.

AI digelandang ke Mapolrestro Jakarta Timur dengan pengamanan TNI-Polri karena warga khawatir AI kembali beraksi bila tak diamankan.

"Kalau bikin laporan sudah, ada tiga orang tua korban yang bikin laporan. Infonya hari Senin depan hasil visum dari korban keluar," lanjut Bambang.

Korban trauma dengar nama pelaku

Lima dari tujuh korban diketahui mengalami trauma berat setiap mendengar nama pelaku. Hal ini diketahui Bambang saat para korban yang datang bersama orang tuanya ke pos RW menangis dan meminta pulang saat mendengar AI akan dibawa ke Pos RW.

Ketika itu seluruh korban dan orang tua dihadirkan untuk menjelaskan perbuatan AI. Namun, saat tahu AI juga akan dibawa ke tempat yang sama, para korban langsung ketakutan.

"Anak-anaknya langsung nangis minta pulang, mereka seperti takut ketemu AI. Memang pas kejadian AI mau dibawa masuk ke Pos RW, takut diamuk warga yang marah," kata Bambang di Jatinegara, Jakarta, Sabtu (19/10/2019).

Tanpa pikir panjang, para orang tua korban bergegas memeluk buah hatinya lalu keluar dari Pos RW agar tak sampai bertemu pandang dengan AI.

Personel Polres dan Kodim 0505 Jakarta Timur pun berupaya meredam emosi warga hingga para korban pergi lalu mengamankan AI dalam Pos RW.

"Warga emosi lah mendengar perbuatan AI, untungnya anak-anak sudah keburu keluar dari Pos RW sebelum AI dibawa masuk. Kalau AI enggak dibawa masuk ke Pos RW pasti sudah diamuk," ujarnya.

Dalam Pos RW, AI yang diduga mencabuli tujuh korbannya dengan modus memberikan sejumlah uang sempat menjalani pemeriksaan.

Di hadapan Ketua RT, RW, personel Polres dan Kodim 0505 Jakarta Timur AI dikonfirmasi pernyataan tujuh bocah yang menyebutnya pelaku pencabulan.

"Dia membantah melakukan perbuatan cabul. Sudah ditanya berulang kali tapi tetap membantah, sampai dibawa ke Polres pun membantah," tuturnya. (Tribun Jakarta/Bima Putra)

Artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul Oknum Guru Ngaji di Jakarta Timur Cabuli 7 Bocah, Biasanya Ngajar Ibu-ibu

https://megapolitan.kompas.com/read/2019/10/19/21014411/seorang-guru-ngaji-di-jatinegara-diduga-cabuli-7-bocah-perempuan

Terkini Lainnya

Rumah TKP Brigadir RAT Bunuh Diri Pernah Dimiliki Fahmi Idris, Lalu Kini Dihuni Bos Tambang

Rumah TKP Brigadir RAT Bunuh Diri Pernah Dimiliki Fahmi Idris, Lalu Kini Dihuni Bos Tambang

Megapolitan
Cara Daftar Online Urus KTP dan KK di Tangsel

Cara Daftar Online Urus KTP dan KK di Tangsel

Megapolitan
Preman Perusak Gerobak Bubur di Jatinegara adalah Warga Setempat

Preman Perusak Gerobak Bubur di Jatinegara adalah Warga Setempat

Megapolitan
Polisi Kantongi Identitas Preman Perusak Gerobak Bubur Pakai Celurit di Jatinegara

Polisi Kantongi Identitas Preman Perusak Gerobak Bubur Pakai Celurit di Jatinegara

Megapolitan
Preman Penghancur Gerobak Bubur di Jatinegara Masih Buron

Preman Penghancur Gerobak Bubur di Jatinegara Masih Buron

Megapolitan
Jambret Beraksi di Depan JIS, Salah Satu Pelaku Diduga Wanita

Jambret Beraksi di Depan JIS, Salah Satu Pelaku Diduga Wanita

Megapolitan
Kondisi Terkini TKP Brigadir RAT Bunuh Diri: Sepi dan Dijaga Polisi

Kondisi Terkini TKP Brigadir RAT Bunuh Diri: Sepi dan Dijaga Polisi

Megapolitan
Wanita Jatuh ke Celah Peron dan Gerbong KRL di Stasiun Manggarai

Wanita Jatuh ke Celah Peron dan Gerbong KRL di Stasiun Manggarai

Megapolitan
Tepergok Curi Motor di Kelapa Gading, Pelaku Tembaki Sekuriti dengan Airsoft Gun

Tepergok Curi Motor di Kelapa Gading, Pelaku Tembaki Sekuriti dengan Airsoft Gun

Megapolitan
Kompolnas Tetap Dorong Brigadir RAT Diotopsi: Untuk Memperjelas Penyebab Kematian

Kompolnas Tetap Dorong Brigadir RAT Diotopsi: Untuk Memperjelas Penyebab Kematian

Megapolitan
Bule AS Terkesan dengan KRL Jakarta: Lebih Bagus dan Bersih dari Subway New York dan Chicago

Bule AS Terkesan dengan KRL Jakarta: Lebih Bagus dan Bersih dari Subway New York dan Chicago

Megapolitan
Kompolnas Dorong Penyelidikan dan Penyidikan Kasus Bunuh Diri Brigadir RAT Secara Profesional

Kompolnas Dorong Penyelidikan dan Penyidikan Kasus Bunuh Diri Brigadir RAT Secara Profesional

Megapolitan
Tak Terkait SARA, Perusakan Gerobak Bubur di Jatinegara Murni Aksi Premanisme

Tak Terkait SARA, Perusakan Gerobak Bubur di Jatinegara Murni Aksi Premanisme

Megapolitan
Polisi Bubarkan Pemuda yang Nongkrong Hingga Larut Malam di Jakut Demi Hindari Tawuran

Polisi Bubarkan Pemuda yang Nongkrong Hingga Larut Malam di Jakut Demi Hindari Tawuran

Megapolitan
Dua Pemuda Terjerat Pinjol Pilih Merampok, Berakhir Dipenjara dengan Ancaman Hukuman 12 Tahun

Dua Pemuda Terjerat Pinjol Pilih Merampok, Berakhir Dipenjara dengan Ancaman Hukuman 12 Tahun

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke