Salin Artikel

Kisah Komaruddin Rachmat Taklukkan Stroke

Ia pun tak punya niat untuk melakoni aksi jalan kaki dari Bandung ke Jakarta sebagaimana yang direncanakan akan dilakukan Jumat (25/10/2019) ini hingga Selasa pekan depan.

Rencana aksi jalan kaki selama empat hari itu justru dipantik gara-gara kakek satu cucu tersebut jatuh sakit pada 16 September 2012. Ia terserang stroke.

"Saya terserang stroke tgl 16 September 2012, dirawat di RS Harum Kalimalang, Jakarta Timur. Diagnosis ketika itu adalah stroke hemorrhagic atau pecah pembuluh darah otak," ujar Komaruddin kepada awak media di salah satu kantin di Bekasi, Kamis (24/10/2019).

Stroke melumpuhkan separuh tubuh Komaruddin. Sembilan hari terkulai di rumah sakit, sisa-sisa stroke itu masih terasa kuat kala ia pulang ke rumah.

"Kaki dan tangan bagian kiri mati rasa, dicubit dan dibakar tidak terasa. Kaki seperti kesemutan ekstrem, sulit dijejakkan ke lantai. Bahu kiri miring ekstrem, dengan tangan terkulai lemah tak bertenaga, jari-jari tangan menggenggam tidak bisa dibuka. Syaraf tangan dan kaki error tidak bisa memegang benda yang saya inginkan, kaki tidak bisa menggunakan sandal jepit secara otomatis," ungkap Komaruddin.

Sepulang dari rumah sakit, pria yang mengaku sebagai staf ahli di PDAM Tirta Bhagasasi Bekasi itu mesti rutin berobat selama 3 bulan. Tak pelak, kantongnya cekak.

"Karena alasan keuangan, saya pindah ke RS Persahabatan Rawamangun, Jakarta Timur, dengan menggunakan fasilitas askes istri saya," kata dia.

Di sana, ia terus mengecek kesehatannya ke poli syaraf. Komaruddin juga mengikuti pengobatan akupuntur dan medis serta bergabung dengan rekan-rekan sesama penyintas stroke untuk senam tiap Selasa pagi.

Berjuang pulih

Komaruddin menghabiskan waktu enam bulan sepulang dari rumah sakit untuk coba mengembalikan kesehatannya. Menurut dia, periode itu merupakan periode emas dalam usahanya kembali pulih.

"Di periode itu, saya tidak lepas obat dokter, berjalan kaki dan berjalan sejauh yang saya bisa, membeli dan membaca buku-buku kesehatan, nguping pembicaraan para dokter, mencari orang-orang yang sembuh stroke untuk mencari kiat-kiat," ia berkisah.

"Saya sebetulnya enam bulan itu sudah bisa berjalan tapi masih berat. Karena tangan kita, kaki-kaki kita masih lemas, tangan kita harus kita pukul-pukul, kaki kita harus kita tendang-tendang, leher harus kita putar-putar, nonton TV sambil buka-tutup tangan dan segala macam," tambahnya.

Dari semua aktivitas selama 6 bulan itu, Komaruddin mengeklaim menemukan kesimpulan hingga menjadi "dokter pribadi" bagi tubuhnya sendiri.

"Ternyata orang-orang yang sembuh stroke itu orang-orang yang semangatnya tinggi, bukan orang yang manja, orang yang mau berlatih, orang yang mau bertarung gitu," kata dia.

Tekad keras Komaruddin untuk kembali sembuh ia terjemahkan dalam rupa latihan dan disiplin merawat fisik.

"Sejak saya sakit dulu, memang saya sudah punya pikiran ini kok lumpuh, saya berpikir keras saya harus kembali. Tertatih-tatih, lama-lama saya kuat, akhirnya saya jalan terus hingga berkilo-kilo," terang Komaruddin.

"Kalau di Bekasi sekarang ini ada orang jalan ditutup dengan jaket sauna yang hitam itu, itu saya. Itu untuk mempertahankan kondisi," ujar dia.

Merasa ÿakin dengan kondisi fisiknya, kini Komaruddin ingin menginspirasi sesama penyintas stroke di luar sana lewat aksinya jalan kaki dari Bandung ke Jakarta.

Ia akan memulai aksinya pagi ini dari Gedung Sate di Bandung dan menargetkan tiba di Monas, Jakarta pada Selasa pekan depan bertepatan dengan peringatan Hari Stroke Sedunia.

"Saya ingin memberi motivasi kepada para penyandang stroke di manapun berada, dalam kondisi apapun menderitanya bahwa mereka  harus  selalu optimis dan semangat, karena stroke bisa dipulihkan. Contohnya adalah saya, bahkan insya Allah mampu jalan kaki Bandung-Jakarta," ujar dia.

https://megapolitan.kompas.com/read/2019/10/25/07020021/kisah-komaruddin-rachmat-taklukkan-stroke

Terkini Lainnya

17 Kambing Milik Warga Depok Dicuri, Hanya Sisakan Jeroan di Kandang

17 Kambing Milik Warga Depok Dicuri, Hanya Sisakan Jeroan di Kandang

Megapolitan
Pintu Rumah Tak Dikunci, Motor Warga di Sunter Dicuri Maling

Pintu Rumah Tak Dikunci, Motor Warga di Sunter Dicuri Maling

Megapolitan
Viral Video Geng Motor Bawa Sajam Masuk Kompleks TNI di Halim, Berakhir Diciduk Polisi

Viral Video Geng Motor Bawa Sajam Masuk Kompleks TNI di Halim, Berakhir Diciduk Polisi

Megapolitan
Ibu Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah Bakal Dipindahkan ke Panti ODGJ di Bandung

Ibu Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah Bakal Dipindahkan ke Panti ODGJ di Bandung

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Curi Uang Korban

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Curi Uang Korban

Megapolitan
Ketua RW Nonaktif di Kalideres Bantah Gelapkan Dana Kebersihan Warga, Klaim Dibela DPRD

Ketua RW Nonaktif di Kalideres Bantah Gelapkan Dana Kebersihan Warga, Klaim Dibela DPRD

Megapolitan
Menjelang Pendaftaran Cagub Independen, Tim Dharma Pongrekun Konsultasi ke KPU DKI

Menjelang Pendaftaran Cagub Independen, Tim Dharma Pongrekun Konsultasi ke KPU DKI

Megapolitan
DBD Masih Menjadi Ancaman di Jakarta, Jumlah Pasien di RSUD Tamansari Meningkat Setiap Bulan

DBD Masih Menjadi Ancaman di Jakarta, Jumlah Pasien di RSUD Tamansari Meningkat Setiap Bulan

Megapolitan
Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Megapolitan
Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Megapolitan
Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Megapolitan
Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Megapolitan
Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Megapolitan
Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Megapolitan
Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke