Hal itu dikatakan Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta Edy Junaedi di DPRD, Jakarta, Senin (28/10/2019).
Edy mengatakan, dicoretnya anggaran kegiatan itu memang untuk penghematan. Sebab, ada pergelaran Formula E di Jakarta yang jadi fokus utama DKI Jakarta.
Sehingga anggaran di Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) difokuskan untuk Formula E.
“Sekali lagi dihapus bukan karena media meributkan tapi karena ada Formula E. Ini (dana) kami geser semua ke Formula E. Kami pikir tidak usah gunakan influencer dari luar lah, pakai kolaborasi aja,” kata Edy
Ia mengatakan, anggaran itu pun sudah dicoret sejak Oktober 2019 lalu.
Menurut Edy, ajang Formula E pun bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan publikasi pariwisata di Jakarta. Sebab, banyak pra-event Formula E yang melibatkan Dinas Pariwisata.
“Banyak sekali pra-event, di antaranya meet and great pembalab, test drive, event music internasional, seminar kendaraan listrik,” ucapnya.
Edy mengatakan, pihaknya pun memaksimalkan penggunaan media sosialnya untuk mempublikasikan tempat pariwisata di Jakarta.
Sebab menurut Edy, akun media sosial Dinas Pariwisata dengan nama akun Enjoy Jakarta sudah diikuti oleh 93.000 orang.
“Kami gunakan aja media sosial, Kami 93.000 followers-nya Enjoy Jakarta,” ujarnya.
Sebelumnya, rencana anggaran DKI Jakarta untuk tahun 2020 tengah viral di media sosial. Tepatnya terkait anggaran sebesar Rp 5 miliar untuk membayar lima influencer pada tahun depan.
Kelima influencer itu rencananya diminta untuk membantu mempromosikan pariwisata dan kebudayaan DKI Jakarta kepada warganet yang menjadi pengikutnya (followers) di media sosial.
https://megapolitan.kompas.com/read/2019/10/28/22084361/disparbud-sebut-anggaran-influencer-dihapus-bukan-karena-ribut-ribut-di