Salin Artikel

Mengulik Cikal Bakal Keberadaan Bangunan Belanda di Pinggir Jalan TB Simatupang

JAKARTA, KOMPAS.com - Tak banyak yang tahu bahwa Rumah Tanjung Timur--atau dalam bahasa Belanda disebut groeneveld--merupakan cikal bakal nama dari Kelurahan Gedong.

Dikutip dari laman Wikipedia, bangunan yang biasa dikenal Villa Nova itu dibangun pada abad ke-17 oleh tuan tanah asal Belanda bernama Pieter Van De Velde.

Bangunan yang berada di Jalan TB Simatupang-Jalan Raya Condet, Kelurahan Gedong, Kecamatan Pasar Rebo, Jakarta Timur, dahulunya kerap berganti kepemilikan.

Pada masa kemerdekaan, bangunan itu sempat dijadikan markas barisan pelopor yang dipimpin Soekarno.

Kompas.com menelusuri cikal bakal cerita di balik bangunan tersebut dengan mendatangi area bangunan yang kini berdiri di tengah kawasan asrama polisi.

Endang Subarna (78), pensiunan polisi berpangkat terakhir sersan mayor yang tinggal di asrama polisi tersebut, mengatakan, pada 1962 Kepolisian Republik Indonesia resmi menjadi pemilik bangunan tersebut.

Bangunan dibeli dari pemilik bernama Haji Sarmili yang sebelumnya menjadikan bangunan itu sebagai hotel dan perkantoran.

"Saya masuk sini sebagai polisi tahun 1962, kawasan ini jadi asrama atau mes polisi bisa dibilang. Bangunan itu besar ya mewah, serbaguna, bisa jadi kantor, rumah juga. Bangunannya dua sisi, ada yang menghadap ke depan ada yang ke belakang," kata Endang saat ditemui di lokasi, Kamis (14/11/2019).

Endang menambahkan, selain menjadi asrama polisi, bangunan juga kerap digunakan sebagai tempat latihan Brimob dan pelatihan karyawan Hotel Indonesia.

"Ada lapangannya juga waktu itu, saya kan tinggal di sana. Kadang dijadikan tempat latihan Brimob sama HI, pelatihan karyawan baru Hotel Indonesia waktu itu," ujar Endang.

Namun, naas pada 1985 kebakaran besar melalap seluruh bagian bangunan tersebut. Bangunan hancur tak berbentuk dan kini hanya berupa kerangka disertai sisa puing-puing bangunan.

"Tahun 1985, kebakaran besar banget, semuanya kena. Tapi tidak ada korban waktu itu. Saya tidak tahu penyebabnya apa. Tapi tidak lama setelah kebakaran, dibangun lagi asrama baru nah yang saya tempati sekarang ini," ujar Endang.

Endang mengantar Kompas.com menuju kerangka bangunan Belanda yang masih tersisa pascakebakaran. Bangunan itu tepat berada di belakang asrama polisi yang didirikan untuk menggantikan bangunan Belanda tersebut.

Pantauan Kompas.com di lokasi, bangunan itu tampak hanya berupa kerangka tembok tak berbentuk. Di sekelilingnya tumbuh pepohonan besar dan lebat.

Dinding tembok terlihat berlumut, tetapi ada juga yang masih dilapisi semen. Di tengah bangunan, menumpuk bebatuan dari bangunan tersebut.

"Ini batu batanya dari zaman Belanda nih, agak lebar ya," ujar Endang saat menunjukkan puing bebatuan bangunan itu.

Kini bangunan yang tepat berada di pinggir Jalan Raya TB Simatupang itu tampak terlihat tidak terawat dan kumuh.

Menurut informasi yang didapat Endang, bangunan itu akan dijadikan cagar budaya oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Namun, hingga kini hal itu belum terlihat realisasinya.

https://megapolitan.kompas.com/read/2019/11/14/19321751/mengulik-cikal-bakal-keberadaan-bangunan-belanda-di-pinggir-jalan-tb

Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke