Salin Artikel

Setu Sawangan akan Dinormalisasi, Pedagang Pasrah Warungnya Digusur

DEPOK, KOMPAS.com - Pemerintah Kota Depok hendak melakukan normalisasi terhadap tiga danau besar, salah satunya Setu Sawangan.

Normalisasi di Setu Sawangan dilakukan untuk menggeruk dasar danau, membersihkan setu dari tanaman azolla pinatta, serta pembuatan jogging track.

Gedo, pengurus Setu Sawangan mengatakan, normalisasi sudah dilaksanakan selama dua bulan terakhir.

Namun, proses pembersihan setu dari tanaman azolla pinatta belum sepenuhnya selesai.

“Belum tahu kapan pastinya, tetapi perkiraan selesai tahun ini,” kata Gedo, Rabu (20/11/2019). 

Sementara itu, dalam pembuatan jogging track, Pemerintah Kota Depok akan mensterilkan daerah pinggiran danau.

Warga dilarang membuka warung makan dan suang di sekitar sana.

Padahal, keberadaan warung makan serta saung ini menjadi sumber ekonomi bagi warga sekitar.

Gedo mengatakan bahwa warga sekitar tidak setuju dengan adanya larangan tersebut karena akan mematahkan sumber ekonomi mereka.

“Katanya jalanan mau diperluas karena untuk membuat track jogging. Padahal kan mereka (warung makan) enggak ganggu lingkungan,” ujar dia.

Keberadaan warung makan tersebut sebenarnya juga menambah daya tarik Setu Sawangan sebagai lokasi favorit untuk mengisi perut.

Memang, selain memancing, banyak masyarakat yang datang ke sini untuk wisata kuliner sambil menikmati pemandangan di Setu Sawangan yang luas.

Bahkan, pengunjung yang datang pun banyak yang datang dari luar kota, seperti Bandung dan Jakarta.

Gedo tidak setuju dengan aturan ini karena dianggap memberatkan warga.

“Saya sendiri protes dengan hal ini. Jualan kopi berapa sih untungnya? Ganggu lingkungan engga, ganggu perairan juga engga,” ujarnya.

Warung-warung di pinggir Setu Sawangan juga banyak jenisnya, seperti warung seafood, warkop, dan warmindo.

Meski begitu, Nani, salah satu pemilik warung seafood di Setu Sawangan mengaku pasrah dengan adanya keputusan ini.

“Saya pasrah aja kalau warung saya digusur. Abis mau bagaimana lagi?” ujarnya.

Nani bercerita, dirinya tidak memiliki hak untuk protes karena memang sudah peraturan dari Pemerintah Kota Depok.

“Bukan hak saya juga protes, jadi ya boleh-boleh aja kalau digusur,” tambahnya.

Nani sudah berjualan selama lima tahun.

Selama berjualan, ia mendapat pendapatan sekitar Rp 4 juta per hari.

Nani sendiri belum ada rencana untuk pindah lokasi berjualan.

“Belum ada rencana untuk bangun warung lagi setelah pegusuran,” ujar dia.

Tak hanya Nani, warga lain di sekitar Setu Sawangan juga berharap pemerintah Kota Depok memberikan bantuan terhadap masyarakat untuk mengganti warung makan yang akan disingkirkan.

https://megapolitan.kompas.com/read/2019/11/20/18241771/setu-sawangan-akan-dinormalisasi-pedagang-pasrah-warungnya-digusur

Terkini Lainnya

BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke