Salin Artikel

Bertahan di Tenda di Sunter Agung, Berharap Anies Tepati Janji

Hasyim kini menempati tenda beratap terpal biru. Tenda itu didirikan di atas puing-puing rumahnya.

Sudah lebih dari seminggu alat-alat berat milik Pemerintah Provinsi DKI Jakarta meratakan puluhan rumah di Jalan Jalan Agung Perkasa VIII itu.

Hasyim harus menghidupi dua anak dan seorang istri. Anak-anaknya untuk sementara diungsikan ke rumah saudara.

"Nggak tega, sekarang libur sekolah, saya suruh dia di tempat saudara," ujar Hasyim.

Tangan Hasyim tampak bentol-bentol, seperti habis digigit serangga.

"Kami tidur di sini, di pinggir jalan ini. Ini karena nyamuk semua," katanya tentang tanganya yang bentol-bentol itu.

Ia bertahan di pinggir jalan itu sambil berharap penataan sungai segera selesai sehingga dia dan bersama warga lainnya bisa kembali membangun rumah di bantaran kali tersebut.

Ditawar tinggal di rusun

Warga Sunter Agung Perkasa yang tergusur telah diberi tawaran oleh Pemprov DKI Jakarta untuk menempati Rumah Susun Marunda, Tanjung Priok, Jakarta Utara.

Namun banyak dari mereka menolak lantaran mata pencahariannya sebagai pengumpul barang-barang bekas tidak bisa berlanjut jika harus tinggal di Rusun Marunda.

Hasyim mengatakan, warga yang tergusur umumnya pengumpul barang bekas untuk dijual kembali. Kebanyakan dari mereka tidak punya keahlian selain mengumpul barang bekas.

"Kami di sini seperti itu (pengumpul barang bekas), mau dipindahkan ke Marunda, mana bisa?"

Sambil menyalakan api rokoknya, Hasyim mengatakan rumah susun cocok bagi karyawan kantoran, tidak untuk mereka sebagai pengumpul barang bekas.

Tinggal di rusun juga menyulitkan anak-anak yang sebentar lagi akan menjalani ujian semester. Bukan karena rusun tidak layak untuk anak-anak tetapi waktu untuk pindahnya tidak tepat.

Anak Hasyim saat itu kelas 4 sekolah dasar dan akan menjalani ujian semester pada 2 Desember mendatang.

Setelah penggusuran pada 14 November ini, anaknya sempat tidak masuk sekolah seminggu.

"Semuanya barang-barang sekolahnya hilang. Saya bingunglah, untung kami cari-cari ketemu,"

Guru-guru di sekolah anaknya mungkin memaklumi kondisi siswa yang rumahnya tergusur. Namun tidak semua teman-teman anaknya bisa memaklumi.

"Kadang ya kami dengar (ejekan ke anak) "Kasian rumah lu digusur". Diejek seperti itu sama temannya, ya namanya anak-anak...." tutur Hasyim sambil menarik napas panjang.

Berharap Anies datang, tak hanya saat kampanye

Sukron (30), ayah dengan dua anak, juga bertahan di tenda-tenda beratap terpal di lokasi itu.

Sukron mengatakan, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan pernah datang ke Sunter Agung Perkasa saat kampanye pemilihan Gubernur DKI Jakarta tahun 2017.

Anies saat itu masih calon gubernur. Tak banyak yang diingat Sukron selain janji Anies yang mengatakan tidak akan menggusur warga Jakarta lagi, termasuk warga Sunter Agung Perkasa VIII.

Namun tanggal 14 November ini, sebanyak 1.500 personel gabungan termasuk dari Satpol PP DKI Jakarta meluluhlantakkan kampung yang berada di bantaran kali tersebut.

Sukron mengatakan, dia akan bertahan di tempat tersebut hingga Anies mengizinkan warga kembali membangun rumah di lokasi tersebut.

"Sebenarnya kami berharap kepada Pak Anies. Setelah penataan sungai selesai, kami bisa diizinkan kembali untuk membangun rumah di sini," kata Sukron.

Dia mengaku salah satu pendukung Anies pada Pilkada DKI 2017. Sukron percaya, apa yang dilakukan gubernur yang dia pilih dua tahun lalu itu adalah rencana dengan niat baik agar warganya bisa hidup lebih baik lagi.

Dari terpal biru itu Sukron memandang jauh ke puing-puing rumah yang kini bercampur lumpur kali Sunter. Dia berharap bisa bertemu Anies Baswedan sekali lagi.

"Saya berharap Pak Anies bisa ke sini, saya ingin bilang kalau ketemu Pak Anies. Terimakasih telah mengizinkan kami tinggal di sini. Saya yakin ada solusi dari Pak Anies untuk kami yang ingin bertahan di sini," kata dia.

https://megapolitan.kompas.com/read/2019/11/24/21013071/bertahan-di-tenda-di-sunter-agung-berharap-anies-tepati-janji

Terkini Lainnya

Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat dalam Koper di Cikarang

Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat dalam Koper di Cikarang

Megapolitan
Bagaimana jika Rumah Potong Belum Bersertifikat Halal pada Oktober 2024? Ini Kata Mendag Zulhas

Bagaimana jika Rumah Potong Belum Bersertifikat Halal pada Oktober 2024? Ini Kata Mendag Zulhas

Megapolitan
Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

Megapolitan
Fenomena Suhu Panas, Pemerintah Impor 3,6 Juta Ton Beras

Fenomena Suhu Panas, Pemerintah Impor 3,6 Juta Ton Beras

Megapolitan
Pengemudi HR-V yang Tabrak Bikun UI Patah Kaki dan Luka di Pipi

Pengemudi HR-V yang Tabrak Bikun UI Patah Kaki dan Luka di Pipi

Megapolitan
Bakal Cek Tabung Gas, Zulhas: Benar Enggak Isinya 3 Kilogram?

Bakal Cek Tabung Gas, Zulhas: Benar Enggak Isinya 3 Kilogram?

Megapolitan
Mendag Tegaskan Rumah Potong Ayam Harus Bersertifikat Halal Oktober 2024, Tidak Ada Tawar-tawar Lagi

Mendag Tegaskan Rumah Potong Ayam Harus Bersertifikat Halal Oktober 2024, Tidak Ada Tawar-tawar Lagi

Megapolitan
Mobil Mahasiswa Tabrak Bus Kuning UI, Saksi: Penumpangnya 3, Cowok Semua

Mobil Mahasiswa Tabrak Bus Kuning UI, Saksi: Penumpangnya 3, Cowok Semua

Megapolitan
Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper: Setubuhi dan Habisi Korban, lalu Curi Uang Kantor

Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper: Setubuhi dan Habisi Korban, lalu Curi Uang Kantor

Megapolitan
Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Pernah Mengaku Capek Terlibat Narkoba, Rio Reifan Ditangkap Lagi Usai 2 Bulan Bebas Penjara

Pernah Mengaku Capek Terlibat Narkoba, Rio Reifan Ditangkap Lagi Usai 2 Bulan Bebas Penjara

Megapolitan
Senior Aniaya Siswa STIP hingga Tewas, 5 Kali Pukul Bagian Ulu Hati

Senior Aniaya Siswa STIP hingga Tewas, 5 Kali Pukul Bagian Ulu Hati

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper: Korban Ternyata Minta Dinikahi | Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak

[POPULER JABODETABEK] Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper: Korban Ternyata Minta Dinikahi | Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak

Megapolitan
Rute Transjakarta 10M Pulo Gadung - Walikota Jakarta Utara via Cakung

Rute Transjakarta 10M Pulo Gadung - Walikota Jakarta Utara via Cakung

Megapolitan
Lokasi dan Jadwal Pencetakan KTP dan KK di Tangerang Selatan

Lokasi dan Jadwal Pencetakan KTP dan KK di Tangerang Selatan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke