Pria itu terlihat mengantuk sampai kepalanya terantuk beberapa kali. Siang itu, semilir angin sepoi-sepoi memang sangat melenakan.
Apalagi, hari itu tak ada tamu atau pun pelanggan yang berkunjung . Hanya ada Gatot seorang di antara tumpukan buku-buku usang yang sebagian besar warnanya sudah menguning.
Ketika Kompas.com mendatangi toko buku bekas itu, di antara rasa kantuk yang menderanya, Gatot langsung sigap menyapa.
"Ya Mas cari apa?" ucap Gatot di lokasi, Jumat (29/11/2019). Dia pun beranjak dari kursi dan menyambut.
Perbincangan bersama Gatot lambat laun kian mengalir. Dia bercerita soal awal mulanya menekuni usaha buku bekas.
Kepada Kompas.com, Gatot mengaku mulai menekuni usaha buku bekas sejak tahun 2004. Usaha ini dilakukannya untuk membantu para siswa memenuhi kebutuhan buku sekolah dalam kegiatan belajar.
"Berjualan sejak tahun 2004, ya begitu mulai dari buku pelajaran SD, SMP, SMA sampai buku kuliahan ada disini," ucap Gatot.
Di depan toko, buku-buku pelajaran dipajang sehingga memudahkan pelanggan mencarinya.
Tumpukkan buku-buku disusun sesuai dengan mata pelajaran dan ditata tidak berjauhan dari mulai SD, SMP, dan SMA.
Menurut Gatot, itu akan memudahkan para pelanggan yang datang mencari berbagai buku pelajaran.
"Ditaruh di depan biar kelihatan dan tidak berjauhan dari kelas 1 sampai ke jenjang berikutnya," kata Gatot.
Buku pelajaran tersebut dijual seusai kondisi dan kebutuhan pelanggan.
"Ya sesuai kondisi saja Mas namanya buku bekas kan, kadang Rp 20.000-Rp 30.000 tergantung juga buku pelajarannya apa," kata Gatot.
Tak hanya buku pelajaran
Beberapa koleksi majalah juga menjadi barang yang dijual Gatot di tokonya.
"Kalau koleksi majalah beberapa ada, kayak otomotif, majalah fashion beberapa, tapi kalau koran enggak," ucap Gatot.
Menurut dia, beberapa pelanggan masih mencari koleksi atau hanya sekedar membaca isinya untuk menambah pengetahuan.
Komik dan novel terkenal juga menjadi koleksi Gatot untuk diperjualbelikan. Contohnya seperti komik Detektif Conan, Doraemon, hingga Naruto.
"Kalau untuk komik biasa saya jual Rp 5.000, biasa anak-anak atau remaja orang dewasa lah yang dulunya baca komik dan ingin cari lagi ya ke sini," ujar Gatot.
Dapat dari warga hingga pengepul
Gatot menceritakan awal mula dirinya mendapat buku-buku bekas itu. Dia mengaku mendapatnya dari orang yang ikhlas memberi hingga dari pengepul kiloan.
"Ada yang kasih ya diterima, tapi kalau beli di pengepul yang gerobak lewat itu mas harus dilihat kondisinya apa robek ndak, lihat halamannya lengkap ndak, begitu," ucap Gatot.
Harga satu buku yang dibeli dari pengepul pun beragam, biasanya pengepul dan Gatot sudah sama-sama tahu harga buku karena buku itu memang untuk dijual kembali.
Kini koleksi buku di toko Ampera sudah mencapai ribuan buku dari berbagai jenis. Meski Gatot menjadikan toko bukunya tempat untuk mencari uang, namun dia memiliki harapan mulia agar masyarakat bisa terus belajar dan menimba ilmu, tak perlu memandang dari mana dia berasal.
https://megapolitan.kompas.com/read/2019/11/29/21182051/kisah-gatot-15-tahun-mencari-rupiah-lewat-buku-bekas-dan-harapan-mulianya