Salin Artikel

Tambora Jadi Langganan Amukan Si Jago Merah, Apa Sebabnya?

Bila dibandingkan dengan wilayah lain di Jakarta Barat, kawasan Tambora dan Cengkareng merupakan lokasi yang paling sering dihinggapi si jago merah.

Berdasarkan data Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana sejak 2014 hingga 2017, telah terjadi 122 kasus kebakaran di Kecamatan Tambora.

Ari Wijaya (29), Staf Pemadam Kebakaran Sektor Tambora berujar, penyebab paling utama kebakaran di Tambora karena korslet listrik dan pemasangan gas tabung yang tidak sesuai.

“Tidak memenuhi standar alat listrik dan penggunaannya yang tidak hati-hati menjadi penyebab utamanya,” ujarnya.

Selain listrik dan gas, ada beberapa faktor lain yang menyebabkan kawasan Tambora menjadi langganan kebakaran dan mudah sekali dilalap api.

Pertama, terdapat banyaknya rumah dengan struktur semi permanen yang mudah terbakar. Kondisi bangunan inilah yang berbahaya yang dapat mempercepat penyebaran api.

“Misalnya lantai 1 itu pondasinya masih tembok, di lantai 2 dibangun dari kayu. Pas kebakaran, nanti cepat merambat,” ujar Ari.

Kedua, rendahnya wawasan masyarakat tentang bahaya dan cara pencegahan kebakaran membuat Tambora menjadi wilayah langganan kebakaran.

Hal ini karena perilaku warga yang acuh terhadap sekitar yang kerap menyebabkan korsleting listrik.

Umumnya, kebakaran terjadi dari konsleting listrik akibat stop kontak yang menumpuk dan penggunaan alat listrik yang tidak sesuai standar.

Contohnya, masih banyak warga yang menggunakan instalansi listrik ilegal dan buruknya saluran arus listrik di kawasan Tambora.

Selain itu, kondisi kabel listrik yang berbelit-belit yang menghitam juga dapat memicu percikan listrik yang menjadi penyebab utama kebakaran.

Ketiga, padatnya rumah penduduk membuat kawasan Tambora menjadi lingkungan yang kumuh.

Lokasi kebakaran di Tambora biasanya terjadi di gang sempit yang menyulitkan akses mobil pemadam untuk memadamkan sumber api.

Apalagi, banyaknya bangunan semi-permanen yang mempercepat penyebaran api.

Selain itu, kegiatan warga yang menjalani industri seperti konveksi baju, membuat api secara cepat akan menjalar dari satu rumah ke rumah.

Melihat frekuensi kebakaran yang cukup tinggi, Pemadam Kebakaran Sektor Tambora berupaya untuk memberikan edukasi dan penyuluhan pencegahan bahaya kebakaran.

“Kami mengadakan program Gerikgastrik, Gerakan Periksa Kompor Gas dan Kompor Listrik yang rutin dilakukan seminggu sekali. Yang meriksa adalah petugas pemadam sektor Tambora,” ujar Ari.

Selain Gerikgastrik, Damkar Tambora juga memperkenalkan profesi pemadam kebakaran dan pemberian edukasi mengeni penanggulangan kebakaran kepada masyarakat pada HBKB (Hari Bebas Kendaraan Bermobil) atau Car Free Day di Jalan Gajah Mada.

https://megapolitan.kompas.com/read/2019/12/20/14065051/tambora-jadi-langganan-amukan-si-jago-merah-apa-sebabnya

Terkini Lainnya

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Sekolah

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Sekolah

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Megapolitan
Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Megapolitan
Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Megapolitan
Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Megapolitan
Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Megapolitan
BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

Megapolitan
Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Megapolitan
Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antarpribadi

Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antarpribadi

Megapolitan
Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat Dalam Koper di Cikarang

Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat Dalam Koper di Cikarang

Megapolitan
Bagaimana jika Rumah Potong Belum Bersertifikat Halal pada Oktober 2024? Ini Kata Mendag Zulhas

Bagaimana jika Rumah Potong Belum Bersertifikat Halal pada Oktober 2024? Ini Kata Mendag Zulhas

Megapolitan
Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

Megapolitan
Fenomena Suhu Panas, Pemerintah Impor 3,6 Juta Ton Beras

Fenomena Suhu Panas, Pemerintah Impor 3,6 Juta Ton Beras

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke