JAKARTA, KOMPAS.com - Pascabanjir yang menerjang pada 1 Januari 2020, tumpukan sampah menjadi masalah yang harus segera diatasi.
Sampah tersebut menimbulkan aroma tidak sedap, serta lalat yang mulai mengerubungi. Tidak jarang tumpukan berbagai macam sampah memakan hampir separuh badan jalan wilayah Rawa Buaya.
Reza, salah satu warga di komplek Bojong Indah, Jalan Bambu Betung, Kelurahan Rawa Buaya, Cekareng, Jakarta Barat, mengeluhkan bau tidak sedap dari sampah yang mulai menumpuk sejak genangan air surut pada 4 Januari 2020 lalu.
"Aroma sudah terasa bau yang tidak enak, lalat juga pada ngerubungin. Kasihan kan anak-anak kalau lewat atau main jadi bau," ucap Reza.
Menanggapi hal ini, Lurah Rawa Buaya Syafwan Busti mengatakan, sampah tersebut akan segera diangkut dengan truk milik pemerintah, baik tingkat kota atau provinsi.
"Jadi dari tingkat kota administrasi Jakarta Barat sudah beri informasi kepada instansi terkait yakni Sudin LH, Sudin Bina Marga, dan Sudin Kehutanan yang punya truk dikondisikan di seluruh wilayah terdampak banjir," ucap Syafwan.
Syafwan menyebutkan, dari 12 RW yang ada di Kelurahan Rawa Buaya, ada beberapa yang paling terdampak banjir dan sampahnya masih dalam proses pengangkutan hingga kini.
"Di wilayah kami untuk tangani tumpukan sampah kalau di Rawa Buaya hampir merata, dari RW 01 hingga RW 12, paling parah di RW 01,02, dan 011," kata Syafwan.
Kami upayakan setiap hari dapat kondisikan truk dan petugas PPSU serta warga masyarakat untuk mengangkut truk ke sampah," imbuh dia.
Usai diangkut, sampah tersebut nantinya dikumpulkan ke dalam satu titik dan akan diangkut secara bersama bila sudah terkumpul semua.
https://megapolitan.kompas.com/read/2020/01/08/19032501/sampah-di-pinggir-jalan-bambu-betung-belum-terangkut-sejak-banjir-surut