Namun berdasarkan pantauan Kompas.com pada Kamis (9/1/2020), terlihat hanya ada sekitar 8 pedagang eks Pasar Senen yang berjualan tempat tersebut.
Mereka tampak menyusun dagangannya di lapak masing-masing.
Mereka pun mengeluhkan sepinya pembeli. Salah satunya adalah Lili (42), pedagang eks Pasar Senen ini menceritakan paling banyak hanya lima pembeli yang datang ke kiosnya.
"Di sini sepi, biasanya di sana sudah belasan orang yang beli per hari. Sekarang hanya lima, empat, tiga, dua, malah satu orang," ujar Lili saat ditemui di Pasar Baru, Jakarta Pusat, Kamis (9/1/2020).
Bahkan pada hari libur, kata Lili, Pasar Baru Metro Atom juga tidak ramai. Kondisinya jauh berbeda dengan ketika masih berjualan di trotoar.
Harry Wijaya (56), PKL Senen lain yang direlokasi mengatakan tempat dagangnya berada di belakang sehingga kurang dilihat pembeli.
"Ini kan kita posisinya di belakang dekat parkiran, jadi yang lewat hanya orang mau pulang. Jadi sedikit," ucap Hary.
Hary pun akhirnya tak terlalu mengandalkan uang hasil dagangannya di Pasar Baru Metro Atom. Sebab ia juga jualan kopi sebagai pekerjaan sambilan di pasar itu.
"Saya mah tidak terlalu bergantung sama jualan pakaian import ini, malah banyakan penghasilan jualan kopi saya dibanding jualan baju," ujar Hary.
PKL Senen lainnya, Saputra mengatakan pendapatannya berjualan di Pasar Baru malah berkurang.
Biasanya, ia mendapat sekitar Rp 1 juta hingga Rp 2 juta dari pembeli. Namun, kini pendapatannya berkurang drastis.
"Sekarang mah hanya dapet Rp 50.000 doang sebagai penglaris itu juga," ucap Saputra.
Saputra mengatakan Pemkot Jakpus sudah berjanji akan melakukan promo untuk menarik pembeli. Dia berharap upaya itu bisa membuat Pasar Baru Metro Atom lebih ramai.
"Iya katanya mau ada promo, tapi saya tidak tahu kapan. Mau diperbaiki juga jadi lebih bagus katanya tokonya karena kan beberapa pedagang keluhkan sepi juga," tuturnya.
https://megapolitan.kompas.com/read/2020/01/09/16215681/direlokasi-ke-pasar-baru-metro-atom-eks-pkl-senen-mengeluh-sepi-pembeli