Salin Artikel

Viral Restoran Larang Ojek Online Masuk, Ini Penjelasan Pihak Manajemen

JAKARTA,KOMPAS.com - Sebuah restoran bernama Kalture Progressive Cafe & Resto di kawasan Cilandak, Jakarta Selatan tengah menjadi perbincangan warganet di media sosial.

Rumah makan ini sempat viral lantaran diduga melarang ojek online masuk ke dalam tempat tersebut untuk memesan pesanan pelanggan.

Kabar tersebut sempat viral setelah adanya unggahan akun Twitter @GojekOnTwitt beberapa waktu lalu.

Dalam unggahan itu, akun tersebut menunjukkan foto tulisan berupa peringatan yang ditempel di pintu kaca restoran tersebut.

Isinya sebagai berikut:

"Go-food dan Grab-food silakan menunggu di area pintu masuk atau di teras !!! Dilarang Masuk ke Dalam Area Restoran!!!".

Akun Twitter @GojekOnTwitt mengunggah foto tersbeut dengan keterangan sebagai berikut:

" Segitu hinanya kah kita sampai tidak boleh injak kaki lantai mereka....

Padahal kita tanggung biaya sebelum pick up selesai lewat saldo gopay kita.... Adakah aturan

@gojekindonesia

@gofoodindonesia

@GOFOODpartners

yang melarang kami melang kah kesana, jawab annya TIDAK".

Menanggapi hal tersebut, Supervisor Kalture Progressive Cafe & Resto, Aang, mengatakan, hal tersebut merupakan sebuah kesalahpahaman.

Kertas peringatan tersebut bukan bertujuan melarang masuk para ojek online, melainkan menghimbau agar tidak masuk ke area tengah tempat pengunjung makan.

Para ojol yang mau mengambil pesanan dipersilakan duduk di ruang tunggu samping tempat pemesanan.

"Jadi sebetulnya dari dulu pun kita sudah dua tahun di sini mereka (ojol) dipersilakan masuk, ada tempatnya di sini di area host. Ada beberapa bangku dan kursi untuk area mereka," kata Aang saat ditemui di rumah makan tersebut, Jumat (10/1/2020).

Dari pantauan Kompas.com, ruang tunggu untuk ojol tersebut berada di dalam bangunan restoran.

Ruangan berukuran sekitar 2x3 meter itu dilengkapi dengan bangku kayu.

Bukan hanya itu, pemberitahuan yang melarang ojol masuk ke dalam pun terlihat sudah tidak ada.

"Andaikata mereka (ojol) mau merokok pun mereka masih bisa memakai kursi yang di teras luar. Seperti itu," kata dia.

Pihak restoran mengimbau ojol tidak masuk ke ruang tengah lantaran takut mengganggu tamu yang sedang makan.

Pasalnya, beberapa kali ojol sempat masuk ke ruang makan dan membuat tamu tidak nyaman.

"Sudah pernah beberapa kali (ojol masuk ruang makan) dan satu tahun sebelumnya pun ada terjadi ketika pengiriman paket, kemudian belum lama juga pernah," ucap dia.

Pihak manajemen restoran hanya ingin menjaga kenyamanan para tamu yang mayoritas dari luar negeri.

Namun terlepas dari itu, pihaknya tetap menyampaikan permintaan maaf kepada para pihak terutama para ojek online yang tersinggung atas pemberitahuan tersebut.

"Jadi kami minta maaf atas kejadian ini dan intinya dari semua ini adalah kesalahpahaman dari sebuah kalimat yang kurang tertata rapi," kata dia.

Ke depan, pihaknya akan mengganti pemberitahuan tersebut dengan kalimat yang lebih baik.

https://megapolitan.kompas.com/read/2020/01/10/18193361/viral-restoran-larang-ojek-online-masuk-ini-penjelasan-pihak-manajemen

Terkini Lainnya

Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Megapolitan
Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Megapolitan
Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Megapolitan
Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Megapolitan
Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Megapolitan
Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Megapolitan
Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Megapolitan
Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Megapolitan
Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Megapolitan
Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Megapolitan
Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke