Kasie SIM Subdit Regident Ditlantas Polda Metro Jaya Kompol Lalu Hedwin mengatakan, kantor Satpas mulai beroperasi pada Senin (6/1/2020) lalu.
Namun, Lalu mengatakan, lantaran Satpas SIM sempat kebanjiran, sistem E-drives belum bisa dioperasikan. Proses pembuatan SIM masih berjalan secara manual.
"Untungnya saat itu petugas piket langsung selamatkan sensor E-Drives, mereka langsung cabut itu semua sensor saat air mulai naik. Jadi dari tanggal 6 Januari sampai sekarang, mau gimana lagi, masih manual proses pembuatan SIM-nya," kata Lalu saat dihubungi, Selasa (14/1/2020).
Kawasan Satpas SIM sempat tergenang banjir dengan ketinggian air sekitar semeter.
Jalan dari Daan Mogot Raya ke arah Satpas SIM menurun hingga membuat air cepat mengalir.
"Itu kan dari jalan Daan Mogot ke arah Satpas turunan, jadi air pada masuk. Banjir Rabu pagi, mulai naik air Rabu pagi. Untung ada yang piket dari malam Tahun Baru," kata Lalu.
Lalu mengatakan, pihaknya sudah memanggil teknisi untuk memeriksa keadaan patok uji praktik SIM.
"Besok teknisi akan datang. Pesan dari teknisi tidak boleh dinyalakan dulu setelah selesai dicek baru dinyalakan," ucap Lalu.
Sistem E-drives diresmikan pada 5 Desember 2019. E-Drives diharapkan dapat mengurangi perilaku anggota kepolisian yang membantu meloloskan pemohon SIM.
Saat ini, pembuatan SIM di Polda Metro Jaya telah berbasis komputer, termasuk ujian tertulis.
Control box dalam ujian praktik SIM lewat sistem E-Drives merupakan elemen yang sangat penting.
Control box merekam semua gerakan atau sinyal yang dikirimkan dari patok-patok yang ada di lapangan praktik uji SIM.
Bila peserta dalam ujian praktik menyentuh atau menabrak, patok yang bergetar dan mengirimkan notifikasi ke control box.
Kemudian control box akan mengirimkan langsung data ke control room.
Selain itu, control box juga berguna untuk melihat kecepatan rata-rata para pengaju SIM saat berkendara.
Seperti diketahui, ada empat jenis sensor yang dipasang di kendaraan dan di lokasi pengujian SIM pada sistem e-Drives.
Keempat sensor tersebut adalah Radio Frequency Identifiqation (RFID) yang dipasang pada kendaraan, passive infrared di garis awal dan akhir, vibration sensor pada patok jalur uji SIM, dan sensor ultrasonik pada mobil untuk uji SIM A.
Saat uji praktek pembuatan SIM, sensor tersebut bekerja untuk merekam data masing-masing pengendara dan langsung dikirimkan ke server yang ada di ruang monitoring.
Nantinya, data yang dikirimkan dari sensor-sensor itu diolah menjadi data statistik untuk dijadikan laporan penilaian dalam uji SIM.
Uji SIM dengan sistem e-Drives ini dapat digunakan bagi warga yang hendak mendapatkan SIM A atau SIM C.
https://megapolitan.kompas.com/read/2020/01/14/20503531/e-drives-belum-beroperasi-gara-gara-banjir-pembuatan-sim-di-daan-mogot