Irvan Nurdin (36), warga RT 003/RW 008, misalnya. Ia begitu bersyukur ketika hujan mengguyur Pondok Gede Permai pada Rabu (15/1/2020).
"Alhamdulillah," seru Irvan ketika hujan turun saat Kompas.com bertamu ke kediamannya.
Ia mengatakan, hujan sangat penting agar lumpur-lumpur yang masih tersisa di RW 008 tak mengering.
Jika mengering, maka lumpur-lumpur itu akan kian sulit dibersihkan.
"Kayak kemarin (Selasa), saat TNI-AU berhasil modifikasi cuaca kayak kemarau lagi. Panas banget. Kita malah pusing," ujar dia.
"Kalau hujan kita malah alhamdulillah," imbuhnya.
Pendapat Irvan dibenarkan oleh Erick Timor (43), warga RT 004/RW 008 Pondok Gede Permai.
Menurut dia, hujan dapat mencegah lumpur-lumpur menyumbat selokan. Jika lumpur-lumpur itu kering, berarti harus ada pengerahan ekstra mobil pemadam kebakaran buat menyemprot lumpur.
"Di sini mah enggak bakal banjir kalau cuacanya hujan di sini saja. Mau segede apa pun hujan juga aman. Enggak apa-apa hujan gede," ujar Erick kepada Kompas.com, Rabu siang.
"Kalau hujannya di Bogor baru kita ketar-ketir. Karena banjir di sini pasti karena kiriman," ia menambahkan.
Sebanyak 4 RT di Perumahan Pondok Gede Permai masih terbenam lumpur dengan kedalaman sekitar mata kaki orang dewasa pada Rabu siang.
Padahal, masa tanggap darurat bencana banjir di Kota Bekasi telah berakhir per Selasa (14/1/2020).
Lumpur juga masih banyak dijumpai di RW-RW lain, namun kedalamannya tak seberapa, hanya menyebabkan jalan becek dan licin.
Sebagian warga masih kerja bakti membersihkan lumpur dengan sekop dan peralatan lain. Rumah-rumah warga masih berceceran lumpur.
Sejumlah staf Pemerintah Kota Bekasi ada di sana, namun jumlahnya tak begitu banyak. Para petugas pemadam kebakaran tampak sibuk menyemprotkan selokan yang tersumbat lumpur.
https://megapolitan.kompas.com/read/2020/01/15/15512301/masih-terbenam-lumpur-banjir-warga-pondok-gede-permai-bekasi-berharap