Salin Artikel

[BERITA FOTO] Menengok Persiapan Imlek di Hok Lay Kiong, Klenteng Terbesar di Kota Bekasi

BEKASI, KOMPAS.com - Klenteng terbesar di Kota Bekasi, Hok Lay Kiong, mulai bersolek jelang perayaan Tahun Baru Imlek 2571 yang jatuh pada Sabtu, 25 Januari 2020 mendatang.

Para petugas klenteng mulai rutin membersihkan dan menata area altar dewa dan dewi pada Rabu (22/1/2020), tiga hari menyongsong Tahun Tikus Tanah.

Aneka pernak-pernik, dari lilin kecil hingga kue keranjang, mulai disusun berbaris sesuai tata letak menurut tradisi kepercayaan Tridharma (Konghucu, Buddhisme, dan Taoisme). Pendar lampion berjajar menaungi patung dewa-dewi di altar-altar.

Begitu pun dengan kertas-kertas keng atau paritta --lembaran berisi larik-larik doa-- yang tak ketinggalan disusun rapi di rak lemari, digulungkan pada beberapa batang dupa yang wangi.

Seperti tradisi Tridharma di berbagai bio (bahasa Hokkian dari klenteng) lain, para umat mulai mengirim lilin dengan beragam ukuran ke Hok Lay Kiong, mulai dari bobot 50 kati (1 kati = 0,6 kilogram) sampai lebih dari 200 kati.

Mereka mengirim lilin-lilin itu atas nama pribadi, keluarga, hingga perusahaan -- tampak dari bubuhan tinta emas di lilin itu, tergantung lingkup mana yang pada Tahun Baru nanti mereka semogakan bersinar bagai pendar lilin: pribadi, keluarga, atau perusahaaan.

Ada pula umat yang ogah mencatatkan namanya di lilin, sebagai pengejawantahan akan harapan agar seluruh makhluk di alam ini peroleh cahaya: bukan cuma dirinya, keluarganya, atau perusahaannya.

Lilin-lilin ini dikirim dari pelbagai penjuru ke Hok Lay Kiong. Para petugas klenteng -- beberapa di antaranya bukan umat Tridharma--, berjibaku mengelompokkan lilin-lilin itu sesuai ukurannya.

Tanggung jawab paling berat ialah mencocokkan nama pengirim dan lilin yang dikirim. Tak jarang, petugas-petugas itu saling ribut buat koordinasi yang rupanya krusial.

Setelah cocok, lilin itu diberikan nomor sesuai nomor kuitansi penerimaan. Nomor ini bakal memudahkan si pemilik menemukan lilinnya di tengah lautan manusia dan lilin yang semuanya merah menyala pada perayaan Imlek tiga hari nanti.

Soalnya, tak mungkin para umat meneliti satu per satu nama pemilik yang tertoreh di lilin tersebut guna menemukan lilinnya.

Jika pencocokan nama dan nomor tak presisi, itu berarti si pemilik akan menyulut lilin orang lain, dan secara filosofis, "menentukan" nasib orang lain.

Bukan hanya pamali, insiden itu pun sama saja menyulut konflik kecil di hari yang mestinya bahagia.

https://megapolitan.kompas.com/read/2020/01/22/18592701/berita-foto-menengok-persiapan-imlek-di-hok-lay-kiong-klenteng-terbesar

Terkini Lainnya

Polisi Bakal Panggil Indonesia Flying Club untuk Mengetahui Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Polisi Bakal Panggil Indonesia Flying Club untuk Mengetahui Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Megapolitan
Siswi SLB di Jakbar Dicabuli hingga Hamil, KPAI Siapkan Juru Bahasa Isyarat dan Pendampingan

Siswi SLB di Jakbar Dicabuli hingga Hamil, KPAI Siapkan Juru Bahasa Isyarat dan Pendampingan

Megapolitan
Ada Pembangunan Saluran Penghubung di Jalan Raya Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan

Ada Pembangunan Saluran Penghubung di Jalan Raya Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan

Megapolitan
KPAI Minta Polisi Kenakan UU Pornografi ke Ibu yang Rekam Anaknya Bersetubuh dengan Pacar

KPAI Minta Polisi Kenakan UU Pornografi ke Ibu yang Rekam Anaknya Bersetubuh dengan Pacar

Megapolitan
Sudah Lakukan Ganti Untung, Jakpro Minta Warga Kampung Susun Bayam Segera Kosongi Rusun

Sudah Lakukan Ganti Untung, Jakpro Minta Warga Kampung Susun Bayam Segera Kosongi Rusun

Megapolitan
Anak di Jaktim Disetubuhi Ayah Kandung, Terungkap Ketika Korban Tertular Penyakit Kelamin

Anak di Jaktim Disetubuhi Ayah Kandung, Terungkap Ketika Korban Tertular Penyakit Kelamin

Megapolitan
Viral Video Pencopotan Spanduk Sekda Supian Suri oleh Satpol PP Depok

Viral Video Pencopotan Spanduk Sekda Supian Suri oleh Satpol PP Depok

Megapolitan
BNN Tangkap 7 Tersangka Peredaran Narkoba, dari Mahasiswa sampai Pengedar Jaringan Sumatera-Jawa

BNN Tangkap 7 Tersangka Peredaran Narkoba, dari Mahasiswa sampai Pengedar Jaringan Sumatera-Jawa

Megapolitan
Tren Penyelundupan Narkoba Berubah: Bukan Lagi Barang Siap Pakai, tapi Bahan Baku

Tren Penyelundupan Narkoba Berubah: Bukan Lagi Barang Siap Pakai, tapi Bahan Baku

Megapolitan
Kronologi Kampung Susun Bayam Digeruduk Ratusan Sekuriti Suruhan Jakpro

Kronologi Kampung Susun Bayam Digeruduk Ratusan Sekuriti Suruhan Jakpro

Megapolitan
KPAI: Siswa SMP yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Rawat Jalan di Rumah

KPAI: Siswa SMP yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Rawat Jalan di Rumah

Megapolitan
BNN Ungkap Lima Kasus Peredaran Narkoba, Salah Satunya Kampus di Jaktim

BNN Ungkap Lima Kasus Peredaran Narkoba, Salah Satunya Kampus di Jaktim

Megapolitan
Antisipasi Percobaan Bunuh Diri Berulang, KPAI Minta Guru SMP di Tebet Deteksi Dini

Antisipasi Percobaan Bunuh Diri Berulang, KPAI Minta Guru SMP di Tebet Deteksi Dini

Megapolitan
Bus Transjakarta Bisa Dilacak 'Real Time' di Google Maps, Dirut Sebut untuk Tingkatkan Layanan

Bus Transjakarta Bisa Dilacak "Real Time" di Google Maps, Dirut Sebut untuk Tingkatkan Layanan

Megapolitan
Kampung Susun Bayam Dikepung, Kuasa Hukum Warga KSB Adu Argumen dengan Belasan Sekuriti

Kampung Susun Bayam Dikepung, Kuasa Hukum Warga KSB Adu Argumen dengan Belasan Sekuriti

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke