Salin Artikel

Guru di Jakarta Timur Lepas Kendali, Pukul Siswa gara-gara Main Bola

Ada foto yang memperlihatkan wajah siswa itu luka lebam di mata bagian kanan.

Kepala SDN di Kebon Manggis itu, Tatang Capetang, membenarkan informasi yang beredar di media sosial tersebut.

Menurut dia, kekerasan itu terjadi pada Selasa (11/2/2020) di halaman sekolah. Guru yang disebut sebagai pelaku kekerasan berinisial F. Korbannya berisial R.

"Menurut oknum (guru) sendiri, itu yang pertama jelas lepas kontrol," kata Tatang di lokasi, Kamis kemarin.

Gara-gara main sepak bola

Tatang menjelaskan, kejadian itu berawal saat sejumlah siswa bermain sepak bola di halaman sekolah seusai mengikuti try out.

F saat itu memperingatkan para siswa agar tidak bermain sepak bola. Namun, para siswa tetap saja melanjutkan permainan.

"Anak-anak main bola di halaman. Namanya anak-anak main bola... diperingatkan untuk tidak main bola, tapi masih saja main terus," ujar Tatang.

"Tapi, tetap saja ada kesalahan dari oknum guru itu yang tadi lepas kontrol, sehingga tanpa ada tanya lebih dalam, anak ini ikut main bola atau tidak...," lanjut Tatang.

Dinonaktifkan

Kapolsek Matraman Kompol Tedjo Asmoro mengatakan, pihaknya sudah mengecek ke pihak sekolah soal kasus kekerasan itu.

F yang merupakan pegawai negeri sipil (PNS) telah diberi sanksi dinonaktifkan dan tidak lagi mengajar di sekolah tersebut.

"Guru itu sudah dinonaktifkan, nonaktif artinya sudah tidak mengajar di SD itu. Iya dimutasi, dinonaktifkan apa ditarik ke daerah mana begitu," kata Tedjo, Kamis.

Terkait luka lebam yang dialami siswa, pihak sekolah menyatakan bertanggung jawab untuk biaya pengobatan hingga R sembuh.

"Dari segi pengobatan atas apa yang terjadi sudah langsung ditangani di tempat berobat dan sampai sembuh, sampai tuntas pengobatan. Kami dari sekolah sangat kooperatif dan bertanggung jawab, insya Allah tidak perlu ada yang diragukan lagi," ujar Tatang.

Berdamai

Tedjo menambahkan, perbuatan F terhadap R merupakan sesuatu yang tidak disengaja. Kekerasan yang dilakukan F terhadap R timbul secara spontan.

"Tidak aniaya, ini lagi ada ujian tidak boleh main bola, jadi gurunya reflek, iya (lepas kontrol). Jadi memang reflek,  tidak ada yang sengaja, membabi buta kan beda, hanya reflek saja," ujar Tedjo.

Menurut Tedjo, kasus itu sudah diselesaikan secara musyawarah dan kekeluargaan antara pihak keluarga korban, sekolah, dan oknum guru.

"Dari pihak siswa orangtua sudah diselesaikan dengan pihak sekolah. Ya tidak ada laporan polisi, kekeluargaan, iya (damai)," ujar Tedjo.

https://megapolitan.kompas.com/read/2020/02/14/09035491/guru-di-jakarta-timur-lepas-kendali-pukul-siswa-gara-gara-main-bola

Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke