Salin Artikel

Sulap Sirkuit dan Hitungan Politik di Balik Balapan Formula E di Jakarta

TAK terasa, tiga bulan lagi akan ada sejarah baru terukir di Jakarta: ajang balap internasional formula E akan berlangsung di jalanan Ibu Kota. Formula E adalah balap mobil listrik. Pertama kali digelar pada 2014.

Ada tantangan besar, terutama membangun sirkuit di kawasan cagar budaya Monas (Monumen Nasional). Sungguh pekerjaan luar biasa jelang ajang yang akan dilihat dunia.

Rute balapan

Saya mendatangi kawasan Monas, Jakarta. Saya mendapat informasi pasti soal rencana lintasan sirkuit Formula E yang akan digelar.

Titik start adalah di depan kantor Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, di Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat.

Searah jarum jam, kendaraan dengan kecepatan hingga 280 kilometer/jam akan bergerak menuju pintu selatan dekat patung Arjuna Wijaya, lalu masuk ke arah silang Monas bagian selatan.

Ada yang tak biasa di jalur silang Monas sisi selatan ini. Mendekat puncak Monas setinggi 132 meter, jalan aspal halus berganti menjadi jalan batu.

Tentu jalan batu ini tidak bisa digunakan sebagai sirkuit lintasan Formula E. Ada sekitar hampir setengah dari lintasan masih terdiri dari jalan batu yang tentu harus diubah ke Jalan aspal halus standar lintasan formula.

Masalahnya, mungkinkah pekerjaan mengganti jalan diselesaikan dalam waktu 3 bulan?

1 hari dan 45 menit yang menentukan

Acara akan berlangsung satu hari. Balapannya sendiri hanya akan berlangsung 45 menit. Setelah itu apa? Mengubah kembali jalan halus menjadi jalan batu?

Pertanyaan ini saya ajukan kepada penasihat sekaligus juru bicara Formula E Husain Abdullah.

Husain menyampaikan kepada saya, betul jalan batu di sejumlah wilayah Monas akan disulap menjadi jalan aspal standar balap formula.

Lantas, setelah balap selesai apakah jalan halus itu akan kembali dibongkar menjadi jalan batu?

"Semua sudah dalam perhitungan. Dari hasil komitmen dengan pihak penyelenggara Formula, mereka sangat yakin bisa!" ungkap Husain kepada saya di Program AIMAN yang tayang Senin (17/2/2020) pukul 20.00 wib di KompasTV.

Mungkinkah dalam tiga bulan?

Tidak hanya mengubah jalan, penyelenggara juga perlu membangun tribun penonton di kawasan Monas di tengah taman dan pepohonan yang rapat. Rencana yang tidak mudah dan memancing kontroversi masif di depan.

Mungkinkah semua itu akan diselesaikan dalam tiga bulan?

Husain yakin, tapi anggota DPRD DKI Jakarta dari Fraksi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Anggara Wicitra tidak yakin.

"Saya sangat tidak yakin bahwa pekerjaan ini bisa selesai dalam waktu 3 bulan," kata Anggara Wicitra yang merupakan cicit dari Mantan Perdana Menteri Indonesia Ali Sastroamidjojo.

Anggara bahkan meminta Gubernur Anies Baswedan membatalkan formula E. Alasannya, banyak prioritas pembangunan di DKI Jakarta yang masih menjadi pekerjaan rumah dan mendesak, seperti pembangunan sekolah yang rusak hingga penanganan banjir.

Saya kembali bertanya, bukankah perhelatan Formula E nanti tidak hanya membawa nama baik Jakarta tapi juga Indonesia?

Anggara menilai itu tidak signifikan karena tidak melibatkan banyak orang Indonesia, atlet misalnya.

Berbeda dengan Anggara, anggota DPRD Fraksi Partai Gerindra Syarif menampik semua keraguan ini.

“Semua sudah dalam perhitungan baik waktu maupun anggaran. Event ini bisa mengangkat nama Jakarta bahkan Indonesia, selain juga memulai kampanye soal kendaraan listrik!" ungkap Syarif.

Hitung-hitungan politik

Dalam kaca mata politik, ini tidak bisa dipandang hanya sebagai acara balapan mobil. Anies yang kerap digadang-gadang punya peluang besar maju dalam Pilpres mendatang akan mendapat keuntungan besar.

Jika acara berlangsung sukses, nama Anies akan melambung tinggi, mendapat simpati, dan melaju meninggalkan nama-nama pesaingnya.

Sebaliknya, jika pelaksanaannya gagal namanya akan jatuh dan catatan buruk akan melekat rekat.

Kegaduhan di dunia maya antar-para pendukung jagoannya masing-masing bisa kita lihat dalam konteks ini.

Pro kontra soal langkah Pemprov DKI Jakarta menyiapkan acara ini begitu riuh di media sosial, dari yang receh hingga yang substantif.

Lepas dari masalah rencana balap maupun hitung-hitungan politik, yang terpenting adalah sejauh mana masyarakat Indonesia khususnya Jakarta akan mendapat keuntungan dari pelaksanaan Formula E?

Itu adalah jawaban yang paling mendasar dari semua kegaduhan ini.

Saya Aiman Witjaksono...
Salam!

https://megapolitan.kompas.com/read/2020/02/17/08124531/sulap-sirkuit-dan-hitungan-politik-di-balik-balapan-formula-e-di-jakarta

Terkini Lainnya

Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Megapolitan
Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Megapolitan
Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Megapolitan
Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Megapolitan
Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Megapolitan
Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Megapolitan
Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Megapolitan
Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Megapolitan
Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Megapolitan
Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Megapolitan
Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke