Salin Artikel

Jeritan Hati Para Perajin karena Ondel-ondel Dilarang Dipakai untuk Mengamen

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan melarang ondel-ondel dipakai untuk mengamen.

Dalam hal ini, DPRD DKI Jakarta berencana untuk merevisi Peraturan Daerah (Perda) Nomor 4 Tahun 2015 tentang Pelestarian Kebudayaan Betawi.

Di dalam perda tersebut nantinya akan dicantumkan larangan ondel-ondel sebagai alat untuk mengamen.

Ketua Komisi E DPRD DKI Jakarta Iman Satria mengatakan bahwa pelarangan itu untuk menjaga marwah ondel-ondel sebagai ikon budaya betawi.

"Ini untuk menjaga marwah ondel-ondel, jangan dipakai untuk pengamen. Kalau masuk pasal (dalam perda), kan pelanggaran kalau ada yang melakukan hal itu," kata Iman saat dihubungi, Selasa (11/2/2020).

Saat ini Dinas Kebudayaan DKI Jakarta sedang mengkaji dan membuat naskah akademis untuk merevisi perda tersebut.

Sanksi bagi pengamen yang menggunakan ondel-ondel nantinya juga akan dicantumkan pada perda yang telah direvisi.

Jeritan para perajin ondel-ondel

Menanggapi rencana pelarangan tersebut, para perajin ondel-ondel di Kampung Ondel-ondel, Kelurahan Kramat, Senen, Jakarta Pusat, menyatakan penolakannya.

Para perajin menolak karena menyewakan ondel-ondel untuk mengamen terpaksa dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

"Kita ada pesanan tuh ada, sewa buat acara panggilan juga ada tapi kan tidak menentu. Kita kan ada kebutuhan harian, nah keliling itu untuk tambah-tambah kebutuhan sehari-hari kita," kata Renggo, salah satu perajin ondel-ondel dari Sanggar Respal di lokasi, Minggu (16/2/2020).

Bangga ondel-ondel dipakai mengamen

Renggo bahkan mengaku bangga ondel-ondel dijadikan alat untuk berkeliling mengamen di jalanan.

Selain untuk mencari nafkah, kata Renggo, ondel-ondel yang dibawa mengamen juga sekaligus unuk mempromosikan budaya Betawi itu sendiri.

"Kita di sini bangga ngamen ondel-ondel di jalanan, kita bangga, karena kita melestarikan ondel-ondel, supaya ondel-ondel banyak dikenal masyarakat luas. Mereka (pemerintah) tidak pernah saja turun ke jalan," ujar Renggo.

Selama ini para pengamen ondel-ondel juga tidak pernah mendapat penolakan dari warga ketika berkeliling di jalanan dengan memakai ondel-ondel.

Berharap diperhatikan pemerintah

Pada akhirnya jika larangan itu telah resmi, para perajin berharap pemerintah memberikan ruang budi daya untuk ondel-ondel.

Jangan sampai sarana mereka untuk mencari nafkah diputus begitu saja oleh pemerintah.

"Asal dikasih tempat kita, misal pemerintah kasih tempat kita tampil di mall, di mana begitu, jadi kita ada pendapatan. Jangan asal ditendang aja kita, tapi tidak ada solusi, karena ini masalah perut," ujar Renggo.

Sebab, para perajin khawatir jika larangan itu telah resmi dan tidak ada pemberdayaan bagi pengamen ondel-ondel, maka pengangguran bisa meningkat.

"Kalau nanti dilarang, dan kita ditendang begitu saja, tidak dipikirkan nasib kita. Saya yakin pengangguran semakin banyak, kriminalitas juga bisa meningkat," ujar Renggo.

https://megapolitan.kompas.com/read/2020/02/17/11311331/jeritan-hati-para-perajin-karena-ondel-ondel-dilarang-dipakai-untuk

Terkini Lainnya

Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta 9 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta 9 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Cerita Eks Taruna STIP soal Lika-liku Perpeloncoan oleh Senior | Junior di STIP Disebut Wajib Panggil Senior dengan Sebutan “Nior”

[POPULER JABODETABEK] Cerita Eks Taruna STIP soal Lika-liku Perpeloncoan oleh Senior | Junior di STIP Disebut Wajib Panggil Senior dengan Sebutan “Nior”

Megapolitan
Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Megapolitan
Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Megapolitan
Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Megapolitan
Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Megapolitan
Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Megapolitan
Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Megapolitan
KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

Megapolitan
Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Megapolitan
Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Megapolitan
Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Megapolitan
Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke