Salin Artikel

Kena Protes Sekolah, Pihak Rusunami di Ciputat Akan Minimalisasi Debu dari Proyek

TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Pihak rusunami akan mengatasi persoalan dalam proses pembangunan yang dikeluhkan Sekolah Ash Shiddiqiyah di kawasan Bukit Indah, Serua, Ciputat, Tangerang Selatan, Rabu (18/2/2020).

Proyek di bawah pengembang PP Urbantown Serpong tersebut akan meminimalisasi debu yang disebut masuk ke ruang kelas sekolah yang bersebelahan dengan proyek itu sehingga mengganggu proses belajar mengajar.

"Soal debu PP Urban berusaha meminimalisasi debu dari proyek kita dengan memasang jaring. Kalau ada sumber gangguan, PP Urban siap berkoordinasi dan menyelesaikannya," kata Humas PP Urbantown Serpong, Dianike, saat dikonfirmasi, Rabu (19/2/2020).

Namun, kata Dianike, untuk alat berat crane yang panjangnya juga dikeluhkan karena memasuki pelataran sekolah, tidak dapat ditoleransi.

Sebab, telah sesuai standar keselamatan Dinas Tenaga Kerja. 

"Soal TC (tower crane), bahwa TC yang kita miliki sudah sesuai aturan dan sudah dicek oleh Disnaker soal keselamatannya," ucapnya.

Menurut Dianike, saat ini pihaknya telah melakukan mediasi kepada pihak sekolah dan warga setempat guna mencari jalan keluar permasalahan tersebut.

"Sudah, kita sudah beberapa kali bertemu dan yang terakhir dihadiri perangkat RT, RW, dan kelurahan," kata dia.

Sebelumnya, pihak Sekolah Ash Shiddiqiyah mengeluhkan proses pembangunan rusunami yang lokasinya berada di belakang sekolah.

Pasalnya, debu dari proses pembangunan kerap memasuki ruang kelas pada saat proses belajar dan mengajar berlangsung.

Kepala Sekolah Ash Shiddiqiyah Paisal Airpin mengatakan, proses pembangunan rusunami tersebut mulai dibangun sekitar 4 atau 5 tahun lalu.

Pembangunan itu pun dinilai mengganggu proses kegiatan belajar dan mengajar karena adanya alat berat yang masuk ke lahan sekolah.

"Dulu sih kita diam saja dengan bunyi berisik, bahkan dengan alat berat crane panjangnya masuk ke lahan kita. Kita waktu itu ya sudah biarkan saja," kata Paisal saat dihubungi, Selasa (18/2/2020).

Namun, seiring waktu proses pembangunan yang belum selesai, sekolah tersebut terus merasa terganggu.

Salah satunya dengan debu pembangunan yang masuk ke dalam kelas saat proses belajar mengajar berlangsung.

"Tapi, makin ke sini kok makin tidak nyaman dibuatnya. Misal sampah-sampah proyek lagi angin kencang itu bisa ke ruang belajar debu dan pasirnya. Kemudian bau pesing, memang ada di lahan mereka, tapi tetap bau pesing," ucapnya.

Menurut Aripin, sekolah telah berkoordinasi dengan pihak yang bertanggung jawab dalam pembangunan proyek tersebut terkait keluhannya.

Namun, sampai saat ini belum ada solusi yang dijanjikan seperti dalam melakukan koordinasi. 

"Kita juga pernah minta kompensasi saluran air karena terpotong sama pembangunan. Dia (pihak rusunami) bilang iya saja, tapi selalu beralasan, alat berat tidak ada, akhirnya kita buat (saluran air sendiri) sendiri," tutupnya.

https://megapolitan.kompas.com/read/2020/02/19/13114011/kena-protes-sekolah-pihak-rusunami-di-ciputat-akan-minimalisasi-debu-dari

Terkini Lainnya

Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Megapolitan
Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Megapolitan
Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Megapolitan
Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Megapolitan
Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Megapolitan
Fakta Kasus Pembunuhan Wanita Dalam Koper di Cikarang: Korban Disetubuhi lalu Dibunuh oleh Rekan Kerja

Fakta Kasus Pembunuhan Wanita Dalam Koper di Cikarang: Korban Disetubuhi lalu Dibunuh oleh Rekan Kerja

Megapolitan
Kronologi Jari Satpam Gereja di Pondok Aren Digigit Sampai Putus, Pelaku Diduga Mabuk

Kronologi Jari Satpam Gereja di Pondok Aren Digigit Sampai Putus, Pelaku Diduga Mabuk

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Ditangkap di Rumah Istrinya

Pembunuh Wanita Dalam Koper Ditangkap di Rumah Istrinya

Megapolitan
DJ East Blake Nekat Sebar Video dan Foto Mesum Mantan Kekasih sebab Tak Terima Diputuskan

DJ East Blake Nekat Sebar Video dan Foto Mesum Mantan Kekasih sebab Tak Terima Diputuskan

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi, Satpol PP dan Dinas Terkait Dinilai Lalai

RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi, Satpol PP dan Dinas Terkait Dinilai Lalai

Megapolitan
7 Tahun Berdiri, Lokasi Binaan Pasar Minggu Kini Sepi Pedagang dan Pembeli

7 Tahun Berdiri, Lokasi Binaan Pasar Minggu Kini Sepi Pedagang dan Pembeli

Megapolitan
Polisi Tangkap DJ East Blake yang Diduga Sebar Video dan Foto Mesum Mantan Kekasih

Polisi Tangkap DJ East Blake yang Diduga Sebar Video dan Foto Mesum Mantan Kekasih

Megapolitan
Pihak Keluarga Bakal Temui Ibu Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah

Pihak Keluarga Bakal Temui Ibu Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Setubuhi Korban Sebelum Membunuhnya

Pembunuh Wanita Dalam Koper Setubuhi Korban Sebelum Membunuhnya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke