Salin Artikel

Museum M.H Thamrin yang Bersembunyi di Balik Ramainya Jakarta Pusat

JAKARTA, KOMPAS.com - Nama Mohammad Hoesni Thamrin atau biasa disingkat M.H Thamrin mungkin sudah tidak asing di telinga masyarakat Jakarta.

Bagaimana tidak, karena gelarnya sebagai pahlawan nasional, nama M.H Thamrin dijadikan sebagai nama salah satu jalan protokol di Jakarta.

Namun tahukah Anda bahwa bukti-bukti perjuangan pahlawan kelahiran Sawah Besar 16 Februari 1894 ini juga diabadikan di sebuah museum bernama Museum M.H Thamrin?

Meskipun kelurahan tempat museum ini berada ada di samping Jl. Kramat Raya yang selalu dilewati kendaraan, tetapi keberadaannya masih bisa dikatakan tersembunyi karena akses jalan ke dalamnya yang sempit dan padat.

Alamat museum ini ada di Jl. Kenari 2 No.15, Kenari, Senen, Jakarta Pusat.

Untuk bisa sampai ke sana, dari Jl. Kramat Raya belok lah ke kiri ketika ada gapura bertuliskan "Selamat Datang di RW 04 dan RW 03 Kelurahan Kenari".

Ketika melewati gapura tadi, jalanan yang dilalui sudah jauh lebih sempit daripada Jl. Kramat Raya.

Kiri kanan sudah mulai padat oleh pemukiman penduduk dan toko-toko penjual peralatan bangunan rumah.

Sesampainya di Museum M.H Thamrin, kiri kanan museum ini adalah rumah penduduk, serta bangunan SD dan TK.

Belum diketahui banyak orang

Dua orang pemuda yang tinggal di Matraman, Fahjie (20) dan Rido dari Bekasi (21) yang ditemui kompas.com di salah satu restoran cepat saji di Salemba mengaku tidak tahu keberedaan Museum M.H Thamrin ini.

"Selama saya lahir dan besar di Jakarta Pusat belum pernah dengar," ujar Fahjie.

Ketika Kompas.com sampai di Museum M.H Thamrin, salah satu petugas loket, Vivaldi menjelaskan bahwa keberadaan museum ini memang masih belum diketahui banyak orang.

"Sebetulnya pengunjung yang datang secara pribadi juga setiap hari ada saja. Enggak hanya kalau ada study tour sekolahan saja," ujar Vivaldi.

Vivaldi mengatakan memang masih jarang yang datang ke sini, meskipun setiap harinya masih ada yang datang paling sedikit 5 orang dalam sehari.

Ia juga mengatakan kemungkinan museum ini masih sedikit didatangi pengunjung karena aksesnya yang sulit. Aksesnya memang melalui jalanan yang sempit.

"Kita (pihak Museum M.H Thamrin) sudah dan tetap melakukan usaha-usaha supaya lebih dikenal dengan promosi lewat festival-festival," ujar Vivaldi.

Fasilitas yang sudah memadai

Menurut pantauan kompas.com, Museum M.H Thamrin ini bisa dinikmati dalam waktu yang lama karena museum yang bersih dan harum, koleksi-koleksi antik yang terawat, serta etalasenya tidak ada yang berdebu.

Di dalam museum ini ada banyak benda-benda peninggalan M.H Thamrin, seperti radio, piring antik, kursi dan meja makan, sampai kereta jenazah yang mengantar M.H Thamrin ke peristirahatan terakhirnya di Karet.

Selain memajang benda-benda peninggalan M.H Thamrin, museum ini juga memberikan satu buah dvd yang berisi video dokumenter serta ruang audiovisual yang dilengkapi bangku-bangku dan AC.

Vivaldi menjelaskan untuk ruang audiovisual baru akan dinyalakan kalau pengunjung ingin melihat video dokumenter di dalamnya.

Untuk ukuran museum bersejarah, fasilitas yang diberikan pihak Museum M.H Thamrin ini tidak kalah dengan museum kekinian lainnya di Jakarta karena mereka juga memberikan fasilitas-fasilitas digital, seperti dvd dan ruang audiovisual.

Dari yang Kompas.com lihat, video dokumenter pun tidak monoton hanya menampilkan potongan video hitam-putih zaman penjajahan saja.

Beberapa adegan nuansa Jakarta zaman dulu dan sekarang juga ditampilkan seolah yang menonton bisa melihat perbandingannya.

Adegan-adegan ini diisi dengan narasi sejarah perjuangan M.H Thamrin yang diceritakan seorang host wanita.

Harga tiket masuk museum ini terbilang sangat murah yaitu Rp 2.000 untuk pelajar, Rp 3.000 untuk mahasiswa, dan Rp 5.000 untuk dewasa. Museum ini beroperasi dari pukul 8.00-16.00 dan tutup setiap Senin.

Namun untuk masuk ke dalam Museum M.H Thamrin ini harus dengan Jakcard. Bila Anda belum memiliki Jakcard, Anda bisa membelinya seharga Rp 35.000 dengan isi saldo Rp 20.000.

"Sekarang untuk masuk ke semua museum di Jakarta, harus pakai Jakcard karena sudah enggak ada tiket manual," ujar Vivaldi.

https://megapolitan.kompas.com/read/2020/02/20/12515621/museum-mh-thamrin-yang-bersembunyi-di-balik-ramainya-jakarta-pusat

Terkini Lainnya

Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Megapolitan
Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Megapolitan
Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Megapolitan
Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Megapolitan
KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

Megapolitan
Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Megapolitan
Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Megapolitan
Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Megapolitan
Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Megapolitan
Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Megapolitan
Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Megapolitan
Maling Motor 'Ngadu' ke Ibunya Lewat 'Video Call' Saat Tertangkap Warga: Mak, Tolongin...

Maling Motor 'Ngadu' ke Ibunya Lewat 'Video Call' Saat Tertangkap Warga: Mak, Tolongin...

Megapolitan
Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Sediakan Alat Pijat dan 'Treadmill' untuk Calon Jemaah Haji

Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Sediakan Alat Pijat dan "Treadmill" untuk Calon Jemaah Haji

Megapolitan
Penampakan Rumah TKP Penusukan Seorang Ibu oleh Remaja Mabuk di Bogor, Sepi dan Tak Ada Garis Polisi

Penampakan Rumah TKP Penusukan Seorang Ibu oleh Remaja Mabuk di Bogor, Sepi dan Tak Ada Garis Polisi

Megapolitan
Anggap Pendaftaran Cagub Independen DKI Formalitas, Dharma Pongrekun: Mustahil Kumpulkan 618.000 Pendukung

Anggap Pendaftaran Cagub Independen DKI Formalitas, Dharma Pongrekun: Mustahil Kumpulkan 618.000 Pendukung

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke