Salin Artikel

Mengintip Crisis Center Virus Corona Pemkot Depok

Crisis center tersebut terletak di lantai 5 Gedung Balaikota Depok, Jawa Barat.

Ruangan crisis center tersebut diisi oleh banyak komputer dan perangkat informatika lain, dengan menayangkan aneka grafik mengenai perkembangan isu virus corona di Depok.

"Untuk pendataan masuk, kemudian pendataan secara mapping. Hari ini kami mulai tetapkan berdasarkan wilayah terjadinya penyebaran," ujar Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Depok, Sidik Mulyono kepada wartawan, Kamis (5/3/2020).

"Contoh kemarin, kita ada tiga wilayah penyebaran. Pertama di rumah sakit swasta tempat pasien pertama dirawat, saya lupa tanggalnya. Kemudian di rumah sakit yang sama, tanggal 27 Februari 2020. Lalu, rumah pasien," ia menjelaskan.

Sidik mengatakan, himpunan data semacam itu kemudian akan dipetakan untuk memudahkan langkah Pemerintah Kota Depok memantau orang-orang yang kemungkinan terpapar virus corona.

Dalam pemetaan tersebut, data seluruh orang yang kemungkinan berinteraksi dengan pasien akan dipilah, mana yang kontak langsung dan tidak.

Setelahnya, langkah-langkah penanganan akan disusun. Sebab, dalam tim penanganan dan pencegahan virus corona, terdapat beberapa orang tenaga ahli kedokteran.

"Targetnya adalah kita mengeliminasi semua ODP (orang dengan pemantauan) yang punya indikasi itu," jelas Sidik.

Hotline siaga corona 24 jam

Crisis center ini juga terintegrasi dengan layanan call center/hotline buat warga melaporkan segala hal soal virus corona.

Laporan ini penting sebagai pasokan data sebelum Pemkot Depok menyusun langkah strategis penanganan kemungkinan meluasnya infeksi virus corona.

Sidik menggaransi bahwa layanan hotline terkait virus corona yang dapat dihubungi warga di nomor 112 dan 119 bebas biaya telepon.

"Kami melakukan sosialisasi nomor telepon hotline yang dapat dihubungi apabila terdapat kegawatdaruratan virus corona, tanpa berbayar di 112 dan 119," kata Sidik.

"Di sini, semua info masyarakat masuk dari sana," ia menambahkan.

Sidik mempersilakan warga Depok yang khawatir terhadap kesehatan dirinya terpapar virus corona segera menghubungi hotline ini.

Menurut dia, khawatir terhadap kesehatan diri sendiri dari virus dengan nama resmi SARS-CoV-2 jauh lebih baik, supaya dapat segera dilaporkan ke hotline dan langsung didata.

Jika tidak, maka kemungkinan penyebaran infeksi virus corona justru tak terpantau dan akan membahayakan warga yang lebih banyak ke depannya.

"Termasuk masyarakat yang khawatir karena ia baru dari luar negeri atau orang yang kemarin merasa bertemu dengan orang yang punya indikasi virus corona," jelas Sidik.

"Nanti ada screening by phone, ditanya seperti apa. Kalau hasil screening bisa ditingkatkan jadi ODP (orang dengan pemantauan), maka akan di-monitoring," tambah dia.

Hingga saat ini, Sidik mengklaim bahwa hotline ini telah menerima sejumlah laporan dari warga Depok yang resah akan kesehatannya.

Seluruh laporan itu, menurut dia, tidak mengkhawatirkan. Namun, Sidik ogah membeberkan datanya karena bukan wewenang dia.

"Petugas call center kami 3 shift, 24 jam. Satu shift 4 orang plus 1 supervisor. Dokter jaga di 119 itu semua kami layanannya 24 jam," tutup Sidik.

https://megapolitan.kompas.com/read/2020/03/06/07093591/mengintip-crisis-center-virus-corona-pemkot-depok

Terkini Lainnya

Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Megapolitan
Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Megapolitan
Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Megapolitan
Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Megapolitan
Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Megapolitan
Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Megapolitan
KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

Megapolitan
Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Megapolitan
Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Megapolitan
Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Megapolitan
Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Megapolitan
Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Megapolitan
Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Megapolitan
Maling Motor 'Ngadu' ke Ibunya Lewat 'Video Call' Saat Tertangkap Warga: Mak, Tolongin...

Maling Motor 'Ngadu' ke Ibunya Lewat 'Video Call' Saat Tertangkap Warga: Mak, Tolongin...

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke