Aan, bukan nama sebenarnya, merupakan salah satu petugas Gulkamart DKI Jakarta bercerita mengenai minimnya alat pelindung diri (APD) saat penyemprotan disinfektan.
Padahal, peralatan APD ini juga dibutuhkan para petugas damkar karena mereka juga harus berkeliling banyak tempat rawan untuk menyemprot disinfektan.
Tidak seperti tenaga medis yang mengenakan hazmat suit, para petugas Damkar ini hanya mengenakan jas hujan ala kadarnya.
Ini pakaian yang sama yang dikenakan petugas Damkar mana kala harus membongkar sarang tawon yang sempat merebak di Jakarta.
"Keterbatasan juga yang kami pakai baju sarang tawon, sekarang kami akhirnya pakai jas ujan," ucap Aan saat dihubungi, Kamis (26/3/2020).
Selain ketiadaan pakaian pelindung yang memadai, tidak banyak stok masker yang Aan miliki di pos sektor pemadam kebakaran.
Bila penyemprotan dilakukan dalam kawasan perumahan atau perkantoran, terkadang Aan diberi warga bekal masker.
"Kedua sih cuma modal itu masker buat nutupin mulut hidung, sarung tangan, helm, kalau sepatu boot sudah ada. Petugas damkar ya jadi safety terus," ucap Aan.
Memakai jas hujan dalam keadaan normal, tentu mebuat tubuh Aan lebih cepat gerah.
Tak jarang, setelah menunaikan tugas menyemprotkan disinfektan, tubuh Aan basah oleh keringat.
Sekali menyemprot, Aan dan teman-temannya memerlukan waktu sekitar dua jam.
Sejak wabah virus corona meluas di Jakarta, Aan bersama teman-teman banyak mendapat permintaan untuk menyemprot disinfektan.
Penyemprotan dilakukan secara gratis dan tanpa dipungut biaya.
Caranya, warga cukup berkirim surat kepada pos sektor pemadam kebakaran terdekat atau menelepon langsung kantor pemerintah terdekat seperti kelurahan atau kecamatan.
Dari laporan awal, nantinya permintaan akan diteruskan langsung ke pihak Damkar.
https://megapolitan.kompas.com/read/2020/03/26/19411641/semprot-disinfektan-petugas-damkar-hanya-berlapis-jas-hujan-seadanya