Salin Artikel

Akhir Perjalanan WA, Perampok Toko Emas yang Meninggal Setelah Positif Corona...

Padahal, WA baru menjalani masa hukuman penjara sebulan lamanya sejak ia ditangkap pada 2 Maret 2020 silam.

Ia menghabiskan masa tahanan di RS Polri Kramatjati karena penyakit gula atau diabetesnya kambuh.

Selain diabetes, belakangan diketahui bahwa pria 67 tahun itu meninggal setelah dinyatakan positif Covid-19.

Berikut kronologi soal kasus pencurian WA, proses penangkapannya, hingga ia dirawat di RS Polri dan meninggal dunia karena Covid-19.

Mencuri di siang bolong

WA melakukan perampokan pada Jumat (28/2/2020) siang.

Kala WA beraksi, hampir sebagian besar toko di Pasar Pecah Kulit tutup karena para penjaganya atau pemilik toko melaksanakan shalat jumat.

Namun, ada toko yang buka, salah satunya Toko Emas Cantik.

Awalnya, pukul 12.30 WIB, pelaku datang lalu dilayani oleh dua karyawan toko, yakni Hevi dan Novi.

Berdasarkan rekaman CCTV yang dipasang di lokasi, pelaku datang seorang diri menggunakan sepeda motor.

Saat turun di depan toko, pelaku langsung mengeluarkan senjata api. Senjata ini digunakan untuk menembak lampu guna membuat takut para karyawan dan pemilik toko, Then Kon Pin.

Kemudian, WA menggasak perhiasan emas dalam etalase sementara penjaga toko enggan melawan karena WA membawa senjata api.

Sebelum kabur, WA sempat menembak tukang sampah. Setelah menggasak perhiasan di etalase, WA yang masih mengenakan jaket dan helm tertutup berusaha kabur keluar dari pasar.

WA sempat dihalangi oleh sekuriti dan tukang sampah. Namun, nasib apes, tukang sampah tersebut ditembak kakinya oleh pelaku.

Korban kemudian dibawa ke RS Husada untuk mendapatkan perawatan medis.

Aksi kejamnya tidak sampai disitu, sepanjang perjalanan untuk keluar dari pasar, WA  mengintimidasi penghuni pasar sehingga mereka ketakutan.

Peristiwa perampokan langsung dilaporkan oleh pemilik toko ke pihak polisi.

Polisi tangkap WA

Unitsatreskrim yang dipimpin langsung oleh Kasatreskrim Polres Metro Jakbar Kompol Teuku Arsya Khadafi dan petugas Polsek Tamansari berhasil menangkap WA di kawasan Pinangsia, Senin (2/3/2020).

"Alhmamdulilah dalam waktu kurang lebih 2 x 24 jam bisa diungkap oleh jajaran Polres Metro Jakbar saya apresiasi kepada jajaran," ucap Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Nana Sudjana di Polres Metro Jakarta Barat, Rabu (4/3/2020).

Polisi melepaskan tembakan peringatan tetapi tidak diindahkan oleh WA.

Akhirnya, polisi menembak kaki WA agar WA tidak lari dan justru membahayakan orang lain.

Dari aksinya, WA berhasil mengambil perhiasan emas seberat 3 kg atau setara Rp 1,5 miliar.

Tidak hanya emas dalam bentuk perhiasan, polisi juga menyita 1 senjata api jenis Petro Berreta Gardone, 1 senjata api Revolver Undercover 32, 1 senjata api Freedoms Arms Mag 22, 1 senjata api Erma, ratusan butir peluru, dan satu unit sepeda motor.

AG dijerat pasal 365 KUHP dan UU Darurat Nomor 13 tahun 1951 dengan ancaman maksimal 20 tahun penjara.

Setelah ditampilkan dalam konferensi pers pengungkapan kasus, WA ditahan dan akhirnya dibawa ke RS Polri untuk dirawat.

Sebulan dirawat

Di RS Polri, Jakarta Timur WA harus menjalani masa perawatan karena penyakit diabetesnya selama satu bulan.

Selama sebulan lamanya, anggota polisi yang bertugas mengawal WA pun tidak pernah berhubungan langsung selama satu bulan.

Sebab, WA ditempatkan di ruangan khusus bagi para tahanan.

"Tersangka punya sakit gula, dan kalau tahanan sakit penempatan khusus. Kita bawa kesana karena dia kadar gulanya tinggi," kata Arsya.

Mengarah ke corona 

Jalan satu bulan lamanya dirawat di RS Kramatjati, kondisi WA justru menunjukkan gejala terinfeksi virus corona.

"Enggak sih, tapi karena memang sebulan dia di sana, cuma informasinya beberapa hari terakhir yang bersangkutan batuk-batuk terus," ucap Arsya.

Gejala batuk yang diderita WA langsung ditangani pihak rumah sakit.

Setelah diperiksa dokter yang bertugas, menyatakan bila WA positif dan tidak berselang lama WA pun meninggal dunia.

"Memang tersangkanya pada bulan lalu saat selesai dilakukan penangkapan yang bersangkutan memang ada penyakit gula. Kemudian diantar ke RS Kramat Jati selama kurang lebih 1 bulan disana. Tadi siang tersangka itu meninggal dunia setelah dicek oleh dokter memang ada positif Covid-19," ujar Kabidhumas Polda Metro Jaya Kombes Pol Yusri Yunus di Kedoya, Jakarta Barat, Kamis (2/4/2020).

Jenazah WA langsung dikremasi. Sementara itu, polisi yang menanganinya diminta melakukan isolasi mandiri. 

Selain isolasi diri, anggota polres juga menjalani tes swab untuk memastikan ada atau tidaknya virus coroa.

"Kalau hasil swab anggota juga belum, sementara untuk penjaga dan penyidik yang cek kesana isolasi dulu sementara," ucap Arsya.

Guna mengantisipasi penyebaran virus, jajaran Polres menyemprotkan cairan disinfektan ke seluruh ruang tahanan dan juga memberikan vitamin pada para tahanan.

Penyemprotan cairan disinfektan tersebut dilakukan mulai dari pintu masuk, ruang besuk tahanan, tempat ibadah, tempat jaga, ruang pemantauan CCTV hingga setiap blok ruang tahanan.

"Langkah ini sebagai bentuk untuk memutus rantai dari penyebaran virus Covid-19 yang saat ini sedang terjadi," ucap Kaur Dokkes Polres Metro Jakarta Barat Iptu Sudarman di saat dihubungi, Jumat.

Penyemprotan ini dilakukan rutin seminggu 2 kali, Sementara itu, Kasat Tahti Polres Metro Jakarta Barat AKP Yusfianto mengatakan, mulai saat ini Polres juga tidak memberlakukan jam besuk tahanan.

Ini untuk mengindari kontak langsung dan keramaian saat keluarga atau rekan tahanan menunggu di ruang tunggu.

Tak sampai disitu, guna menjaga kesehatan dan stamina para tahanan pihak polres secara rutin memberikan vitamin kepada para tahanan.

https://megapolitan.kompas.com/read/2020/04/04/12523771/akhir-perjalanan-wa-perampok-toko-emas-yang-meninggal-setelah-positif

Terkini Lainnya

Jadi Korban Begal di Kebon Jeruk, Jari Kelingking Casis Bintara Nyaris Putus

Jadi Korban Begal di Kebon Jeruk, Jari Kelingking Casis Bintara Nyaris Putus

Megapolitan
Keluarga Korban Kecelakaan Siswa SMK Lingga Kencana Berencana Bawa Kasus Donasi Palsu ke Polisi

Keluarga Korban Kecelakaan Siswa SMK Lingga Kencana Berencana Bawa Kasus Donasi Palsu ke Polisi

Megapolitan
Gagal Tes dan Terluka karena Begal, Casis Bintara Ini Tes Ulang Tahun Depan

Gagal Tes dan Terluka karena Begal, Casis Bintara Ini Tes Ulang Tahun Depan

Megapolitan
Indra Mau Tak Mau Jadi Jukir Liar, Tak Tamat SMP dan Pernah Tertipu Lowongan Kerja

Indra Mau Tak Mau Jadi Jukir Liar, Tak Tamat SMP dan Pernah Tertipu Lowongan Kerja

Megapolitan
Casis Bintara Dibegal Saat Berangkat Psikotes, Sempat Duel hingga Dibacok di Tangan dan Kaki

Casis Bintara Dibegal Saat Berangkat Psikotes, Sempat Duel hingga Dibacok di Tangan dan Kaki

Megapolitan
Potensi Konflik Horizontal di Pilkada Bogor, Bawaslu: Kerawanan Lebih Tinggi dari Pemilu

Potensi Konflik Horizontal di Pilkada Bogor, Bawaslu: Kerawanan Lebih Tinggi dari Pemilu

Megapolitan
Polisi Masih Selidiki Penyebab Kematian Pria di Kali Sodong Pulogadung

Polisi Masih Selidiki Penyebab Kematian Pria di Kali Sodong Pulogadung

Megapolitan
Ladang Uang di Persimpangan Cakung-Cilincing, Dinikmati 'Pak Ogah' hingga Oknum Polisi

Ladang Uang di Persimpangan Cakung-Cilincing, Dinikmati "Pak Ogah" hingga Oknum Polisi

Megapolitan
Jelang Pilkada, Bawaslu Kota Bogor Imbau ASN Jaga Netralitas

Jelang Pilkada, Bawaslu Kota Bogor Imbau ASN Jaga Netralitas

Megapolitan
Ada Donasi Palsu Korban Kecelakaan Siswa SMK Lingga Kencana, Keluarga: Kayaknya Orang 'Random'

Ada Donasi Palsu Korban Kecelakaan Siswa SMK Lingga Kencana, Keluarga: Kayaknya Orang "Random"

Megapolitan
Serba-serbi Penertiban Jukir Minimarket, Ada yang Mengaku Ojol hingga Pakai Seragam Dishub

Serba-serbi Penertiban Jukir Minimarket, Ada yang Mengaku Ojol hingga Pakai Seragam Dishub

Megapolitan
Dharma Pongrekun Melaju, Sudirman Said hingga Poempida Batal Ikut Pilkada DKI Jalur Independen

Dharma Pongrekun Melaju, Sudirman Said hingga Poempida Batal Ikut Pilkada DKI Jalur Independen

Megapolitan
Orangtua Calon Taruna Minta Seleksi Masuk STIP Tak Ditutup demi Perjuangkan Cita-cita Anak

Orangtua Calon Taruna Minta Seleksi Masuk STIP Tak Ditutup demi Perjuangkan Cita-cita Anak

Megapolitan
Donasi Palsu untuk Korban Kecelakaan Siswa SMK Lingga Kencana Disebut Tembus Rp 11 Juta

Donasi Palsu untuk Korban Kecelakaan Siswa SMK Lingga Kencana Disebut Tembus Rp 11 Juta

Megapolitan
Para Jukir Lansia Minimarket Itu Diputus Rezekinya...

Para Jukir Lansia Minimarket Itu Diputus Rezekinya...

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke