Salin Artikel

Pakar: Verifikasi 2 Langkah Whatsapp Mestinya Bikin Pengguna Lebih Aman dari Peretasan

Setahu Ruby, sejauh ini belum ada kejadian pengguna WhatsApp yang menerapkan skema verifikas dua langkah telah diretas oleh hacker.

"Peretasan WhatsApp masih sangat bisa terjadi hanya bila penggunanya belum mengaktifkan fitur two-steps verification," kata Ruby kepada Kompas.com, Jumat (24/4/2020).

Untuk mengaktifkan two-steps verification pada aplikasi WhatsApp, para pengguna awalnya harus memverifikasi nomor telepon yang dipakai untuk nomor WhatsApp.

WhatsApp akan mengirim kode OTP (one time password) melalui SMS atau telepon yang harus dimasukkan oleh pengguna, saat mengaktifkan layanannya.

Kemudian, pengguna harus melakukan verifikasi kedua berupa pengisian passcode enam angka yang dibuat sendiri oleh penggunanya. Enam angka itu hanya diketahui oleh pengguna dan tidak terdaftar dalam data WhatsApp.

Nomor enam digit itu harus dimasukkan setiap kali pengguna mendaftarkan nomor teleponnya untuk dijadikan sebagai kontak WhatsApp pada ponsel yang berbeda.

Pengguna harus membuat sendiri enam angka itu dan mengingatnya. WhatsApp akan menanyakan passcode tersebut secara periodik dalam jangka waktu tertentu untuk membantu pengguna mengingat passcode yang digunakan.

Karena itu, akun WhatsApp yang telah mengaktifkan two-steps verification lebih aman dari peretasan, kecuali pengguna menginformasikan passcode tersebut kepada pihak lain (peretas).

"Belum ada kejadian bisa diretas (apabila telah mengaktifkan two-steps verification) karena WhatsApp membuat two-steps verification yang tidak tersimpan di manapun atau tidak terkirim ke data digital yang lain," ungkap Ruby.

"(Passcode enam angka) tetap di otak kita (pengguna WhatsApp), direkam di kepala," lanjut dia.

Ia menjelaskan hal itu saat ditanya tentang dugaan peretasan akun WhatsApp milik peniliti sekaligus aktivis demokrasi Ravio Patra oleh oknum tak bertanggung jawab.

Peretas diduga menggunakan nomor WhatsApp Ravio untuk menyebarkan pesan berantai bernada provokatif.

Padahal, menurut Direktur Eksekutif Safenet Damar Juniarto, Ravio telah mengaktifkam skema dua langkah pengamanan pada akun WhatsApp-nya.

"Ravio sudah menerapkan keamanan berlapis pada WhatsApp miliknya. Dia telah menerapkan two-way verification dan juga memasang sidik jari, meski nampaknya kemampuan penyadap bisa menembus semua itu," kata Damar dalam keterangan tertulis.

Polisi menangkap Ravio di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Rabu malam lalu. Ravio diamankan atas kasus dugaan penyebaran berita onar yang menghasut tindak kekerasan dan kebencian.

Penangkapan Ravio berawal dari laporan seseorang berinisial DR. Pelapor mengaku, menerima pesan singkat melalui WhatsApp yang berisi ajakan untuk melakukan penjarahan pada April 2020.

Menurut penelusuran polisi, pemilik nomor yang menyebarkan pesan tersebut adalah Ravio. Polisi lalu menangkap Ravio bersama seorang warga negara Belanda berinisial RS di kawasan Menteng, Jakarta Pusat.

Keduanya kemudian dibawa ke Polda Metro Jaya untuk diperiksa lebih lanjut.

Polisi menyatakan sudah mengirim telepon genggam Ravio kepada laboratorium forensik. Langkah itu dilakukan untuk mendalami dugaan peretasan yang dialami Ravio.

Hari ini, penyidik Polda Metro Jaya memulangkan Ravio Patra. Ravio saat ini berstatus sebagai saksi kasus penyebaran berita onar melalui aplikasi WhatsApp.

https://megapolitan.kompas.com/read/2020/04/24/15083871/pakar-verifikasi-2-langkah-whatsapp-mestinya-bikin-pengguna-lebih-aman

Terkini Lainnya

Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Megapolitan
Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Megapolitan
Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Megapolitan
Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Megapolitan
3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

Megapolitan
Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Megapolitan
Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Megapolitan
Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Megapolitan
Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Megapolitan
Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Megapolitan
Gelar 'Napak Reformasi', Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Gelar "Napak Reformasi", Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Megapolitan
Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Megapolitan
Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Megapolitan
Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Megapolitan
Pelajar SMK Lingga yang Selamat dari Kecelakaan Tiba di Depok, Disambut Tangis Orangtua

Pelajar SMK Lingga yang Selamat dari Kecelakaan Tiba di Depok, Disambut Tangis Orangtua

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke