Salin Artikel

PHK Massal, Lulusan SMA Hingga D3 Rela Jadi Asisten Rumah Tangga

Tidak tanggung-tanggung, lulusan bangku kuliah yang jadi korban PHK bahkan juga melamar untuk jadi ART.

Hal tersebut diungkap Aboy, pemilik Yayasan Purwa Sentosa Agency selaku penyedia jasa penyalur ART dan pengasuh bayi.

Satu ketika, dia mengaku ada seorang lulusan D3 melamar ke tempatnya untuk menjadi pembantu rumah tangga.

"Dia habis kena PHK karena sebelumnya kerja kantoran. Waduh saya bilang kalau D3 bagaimana nih masuk ART, majikan pasti ragu," kata dia saat dihubungi, Selasa (5/5/2020).

Tidak hanya lulusan D3, lulusan sekolah menengah atas (SMA) pun jadi banyak yang melamar ke tempatnya sebagai ART.

Hal tersebut terbilang tidak lazim karena umumnya yang mendaftar sebagai ART lulusan sekolah menengah pertama (SMP) atau sekolah dasar (SD) dari daerah.

"Mereka korban PHK. Ada yang kerja di pertokoan, ada yang dari resto, pabrik, dan pekerja pekerja di mall karena sudah tutup. Yang paling banyak pekerja resto," kata Aboy.

Namun demikian, Aboy tidak serta merta menerima semua korban PHK tersebut untuk disalurkan jadi ART.


Tidak ada yang diterima

Aboy mengaku tidak menerima ART satupun karena yang mau menyewa jasanya pun sudah tidak ada. Selama pandemi, dia mengaku warga yang menyewa jasa ART semakin sedikit.

Maka dari itu, banyak para ART-nya yang dipulangkan ke rumah masing-masing. Selain karena sepi pesanan, Aboy memulangkan para ARTnya karena larangan berkumpul dalam jumlah besar.

"Kalau ada pesanan, nanti ART kita akan kita panggil lagi," kata Aboy.

Dia berharap pandemi Covid-19 bisa cepat berakhir agar yayasanya bisa berjalan normal seperti sedia kala.

https://megapolitan.kompas.com/read/2020/05/05/16164321/phk-massal-lulusan-sma-hingga-d3-rela-jadi-asisten-rumah-tangga

Terkini Lainnya

Rumah TKP Brigadir RAT Bunuh Diri Pernah Dimiliki Fahmi Idris, Lalu Kini Dihuni Bos Tambang

Rumah TKP Brigadir RAT Bunuh Diri Pernah Dimiliki Fahmi Idris, Lalu Kini Dihuni Bos Tambang

Megapolitan
Cara Daftar Online Urus KTP dan KK di Tangsel

Cara Daftar Online Urus KTP dan KK di Tangsel

Megapolitan
Preman Perusak Gerobak Bubur di Jatinegara adalah Warga Setempat

Preman Perusak Gerobak Bubur di Jatinegara adalah Warga Setempat

Megapolitan
Polisi Kantongi Identitas Preman Perusak Gerobak Bubur Pakai Celurit di Jatinegara

Polisi Kantongi Identitas Preman Perusak Gerobak Bubur Pakai Celurit di Jatinegara

Megapolitan
Preman Penghancur Gerobak Bubur di Jatinegara Masih Buron

Preman Penghancur Gerobak Bubur di Jatinegara Masih Buron

Megapolitan
Jambret Beraksi di Depan JIS, Salah Satu Pelaku Diduga Wanita

Jambret Beraksi di Depan JIS, Salah Satu Pelaku Diduga Wanita

Megapolitan
Kondisi Terkini TKP Brigadir RAT Bunuh Diri: Sepi dan Dijaga Polisi

Kondisi Terkini TKP Brigadir RAT Bunuh Diri: Sepi dan Dijaga Polisi

Megapolitan
Wanita Jatuh ke Celah Peron dan Gerbong KRL di Stasiun Manggarai

Wanita Jatuh ke Celah Peron dan Gerbong KRL di Stasiun Manggarai

Megapolitan
Tepergok Curi Motor di Kelapa Gading, Pelaku Tembaki Sekuriti dengan Airsoft Gun

Tepergok Curi Motor di Kelapa Gading, Pelaku Tembaki Sekuriti dengan Airsoft Gun

Megapolitan
Kompolnas Tetap Dorong Brigadir RAT Diotopsi: Untuk Memperjelas Penyebab Kematian

Kompolnas Tetap Dorong Brigadir RAT Diotopsi: Untuk Memperjelas Penyebab Kematian

Megapolitan
Bule AS Terkesan dengan KRL Jakarta: Lebih Bagus dan Bersih dari Subway New York dan Chicago

Bule AS Terkesan dengan KRL Jakarta: Lebih Bagus dan Bersih dari Subway New York dan Chicago

Megapolitan
Kompolnas Dorong Penyelidikan dan Penyidikan Kasus Bunuh Diri Brigadir RAT Secara Profesional

Kompolnas Dorong Penyelidikan dan Penyidikan Kasus Bunuh Diri Brigadir RAT Secara Profesional

Megapolitan
Tak Terkait SARA, Perusakan Gerobak Bubur di Jatinegara Murni Aksi Premanisme

Tak Terkait SARA, Perusakan Gerobak Bubur di Jatinegara Murni Aksi Premanisme

Megapolitan
Polisi Bubarkan Pemuda yang Nongkrong Hingga Larut Malam di Jakut Demi Hindari Tawuran

Polisi Bubarkan Pemuda yang Nongkrong Hingga Larut Malam di Jakut Demi Hindari Tawuran

Megapolitan
Dua Pemuda Terjerat Pinjol Pilih Merampok, Berakhir Dipenjara dengan Ancaman Hukuman 12 Tahun

Dua Pemuda Terjerat Pinjol Pilih Merampok, Berakhir Dipenjara dengan Ancaman Hukuman 12 Tahun

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke