Salin Artikel

Jelang New Normal, Banyak Warga Mulai Berolahraga di Bundaran HI

Saat ini, kegiatan Car Free Day (CFD) di lokasi itu sesungguhnya belum diizinkan karena pembatasan sosial berskala besar (PSBB) untuk menekan penularan virus corona yang baru (SARS-CoV-2) masih berlaku.

Ifan (40) warga Senen, Jakarta Pusat, mengatakan ia memilih tetap bersepeda di tengah pandemi Covid-19 karena sudah menjadi kebiasaannya. Ia rutin besepeda setiap akhir pekan.

"Bersepeda tadi mulai dari Monas sampai jalan Gatot Subroto, kemudian ke Patung Sudirman, HI balik lagi," ujarnya, Minggu pagi.

Ifan mengaku, saat berolahraga ia tetap menerapkan protokol kesehatan seperti menggunakan masker dan membawa pembersih tangan.

Dia tidak mempermasalahkan banyaknya kendaraan yang melintas di area itu karena CFD memang belum diberlakukan kembali saat ini.

"Karena di sini belum diberlakukan lagi Car Free Day, ya sudah kami coba untuk jalan aman aja di pinggir, sambil menikmati kondisi yang sekarang ini," ujar dia.

Risma Afifah (24), seorang pengunjung yang lain mengatakan, dirinya hanya berlari di jalur pedestarian.

Menurut dia, saat pandemi Covid-19, olahraga ringan seperti berlari masih bisa dilakukan dengan tetap menggunakan masker dan menghindari kerumunan.

"Ya lari-lari kecil aja kan jaga kesehatan. Yang penting engkak sembarangan, kayak enggak ke tempat kerumunan, pakai masker gitu-gitulah," kata dia.

Menurut Risma, kondisi kawasan Jalan Sudirman dan Bundaran HI pada Minggu pagi ini cukup ramai tetapi tidak seramai saat CFD sebelum ada pandemi Covid-19.

PSBB di wilayah DKI Jakarta masih berlaku sampai 4 Juni 2020. Belum diketahui apakah penerapannya akan diperpanjang atau akan berakhir dan beralih ke penerapan tatanan atau  kenormalan baru.

Jika penyebaran Covid-19 dinilai terkendali, DKI Jakarta kemungkinan besar akan mengakhiri masa PSBB dan beralih ke skenario kenormalan baru atau new normal.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sebelumnya mengatakan, keputusan terkait PSBB bakal disampaikan pada awal pekan depan setelah melakukan evaluasi dan kajian yang melibatkan para ahli.

"Bila perilaku masyarakatnya menahan diri, kemudian tingkat reproduksi virusnya turun di bawah 1, maka kita bisa mengakhiri (PSBB) 4 Juni. Tetapi bila tidak, kita harus memperpanjang," kata Anies, Selasa lalu.

https://megapolitan.kompas.com/read/2020/05/31/11314421/jelang-new-normal-banyak-warga-mulai-berolahraga-di-bundaran-hi

Terkini Lainnya

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke