Salin Artikel

Kilas Balik PSBB Depok pada Mei 2020: Kejutan di Ujung Bulan

Mulai besok, Pemprov Jawa Barat bakal melanjutkannya dengan PSBB proporsional level 3 (cukup berat) di Depok.

Berbagai wilayah dengan kasus positif Covid-19 kurang dari 2 bakal dilonggarkan pembatasannya sebagai upaya transisi menuju new normal.

Kegiatan umum seperti ibadah di rumah ibadah, makan di restoran, dan pergi ke pusat perbelanjaan akan diperbolehkan dengan syarat harus patuh protokol kesehatan.

Bulan Mei tercatat menjadi satu-satunya saat ketika PSBB diberlakukan efektif selama sebulan penuh.

Lantas, bagaimana tren kasus Covid-19 di Depok selama PSBB selama Mei 2020? Ini kilas baliknya:

5 Mei: Wali kota balap gubernur rumuskan sanksi pelanggar PSBB

Ketiadaan sanksi dianggap jadi penyebab PSBB tak efektif.

Wali Kota Depok, Mohammad Idris merumuskan sanksi bagi pelanggaran PSBB berupa teguran hingga denda administratif atas pelanggaran PSBB.

Namun, ketentuan sanksi dan pelanggarannya belum rinci.

7 Mei: Janji tes swab massal yang tak pernah terlaksana

Idris berjanji akan melakukan tes swab massal berbasis PCR bagi warga Depok, tanpa menyebut kepastian waktunya.

Sampai saat ini, janji itu manis di bibir saja. Pemkot Depok hanya melakukan rapid test dalam skala besar, metode yang akurasinya diragukan.

9 Mei: Kematian tak terkonfirmasi 3 kali lipat lebih banyak ketimbang kematian terkonfirmasi

Pada 9 Mei 2020, total ada 60 kematian PDP yang tak kunjung dikonfirmasi Kementerian Kesehatan RI, apakah meninggal karena virus corona atau bukan.

Di sisi lain, jumlah kematian yang terkonfirmasi akibat Covid-19 3 kali lipat lebih rendah, yakni 20 korban.

13 Mei: Jabar teken aturan soal sanksi pelanggaran PSBB

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil akhirnya merumuskan sanksi bagi pelanggaran PSBB di wilayah Bogor, Depok, dan Bekasi.

Sejak saat ini, Satpol PP kerap dijumpai menindak warga yang tak patuh ketentuan dengan sanksi sosial maupun denda.

15 dan 16 Mei: Angka kesembuhan balap kematian

Kabar baik, jumlah pasien positif Covid-19 yang dinyatakan sembuh di Depok melesat untuk kali pertama, yakni 17 pasien sekaligus dalam sehari.

Sehari berselang, jumlahnya kembali naik 5 orang.

Hal ini sekaligus membuat angka kesembuhan menyusul angka kematian pasien positif maupun suspect Covid-19, dengan total 89 pasien sembuh berbanding 88 total kematian pada 16 Mei 2020.

Sejak saat itu, angka kesembuhan tak pernah terbalap oleh kasus kematian.

20 Mei: Bantuan sosial dari Pemprov Jabar seret

Pada hari pertama PSBB, Emil berjanji bahwa bantuan sosial akan dicairkan tiap bulan.

Lebih dari sebulan sejak perdana didistribusikan, bantuan sosial dari Pemprov Jawa Barat baru disalurkan sebanyak 15 persen di Depok.

21 Mei: Puluhan perawat RSUD Depok positif Covid-19, poli ditutup

Persebaran virus corona di Depok menjadi momok karena ditularkan oleh orang tanpa gejala. Buktinya, 24 perawat RSUD Depok diketahui positif Covid-19 walaupun mereka tak merawat pasien Covid-19.

Diduga, mereka tertular dari pasien OTG di poliklinik/poli umum. Akibatnya, layanan poli ditutup 2 pekan.

22 Mei: Rekor lonjakan jumlah kasus positif

Jumlah kasus positif Covid-19 tiba-tiba melonjak pada 22 Mei, berdasarkan laporan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Depok.

Tambahan 38 kasus baru dalam sehari tak pernah sebelumnya terjadi. Sehari sebelumnya, bahkan hanya ada 3 kasus baru di Depok.

Pemerintah mengklaim, hal itu merupakan konsekuensi dari masifnya rapid test yang digelar di tempat-tempat umum selama beberapa hari ke belakang.

26 Mei: Puncak kasus Covid-19

Berdasarkan grafik kasus aktif (kasus yang masih ditangani, di luar kasus yang telah berakhir sembuh atau meninggal), 26 Mei 2020 jadi puncak jumlah kasus Covid-19 terbanyak di Depok dengan 383 kasus yang harus ditangani saat itu.

Keesokan harinya, grafik menurun saat Depok mencatat rekor jumlah kesembuhan dalam sehari.

27 Mei: 51 pasien sekaligus sembuh dalam sehari

Depok mencatat rekor yang seakan memberi optimisme terhadap penanganan Covid-19 ketika 51 pasien sembuh dalam sehari pada 27 Mei 2020, dari 128 menjadi 179 pasien sembuh.

Sejak saat itu, jumlah pasien sembuh di Depok selalu lebih dari 5 orang tiap harinya.

28 Mei: Kematian terbanyak dalam sehari; jumlah OTG, ODP, PDP tiba-tiba anjlok

Pada 28 Mei 2020, Pemerintah Kota Depok tak mengumumkan angka kematian suspect/PDP.

Sehari setelahnya baru diketahui, pada saat itu, Depok mengalami kematian terbanyak akibat Covid-19.

Total 9 kematian dalam sehari sebelumnya tak pernah terjadi di Depok. Sebanyak, 2 pasien positif Covid-19 tak sanggup bertahan dan wafat.

Kabar buruknya, 7 PDP meninggal dalam sehari tanpa terkonfirmasi.

Di sisi lain, kasus OTG, ODP, dan PDP aktif (yang masih dipantau/diawasi) di Depok mendadak anjlok, padahal sebelumnya turun naik dengan margin tipis.

Kasus OTG aktif merosot 23 persen dari 907 menjadi 700.

Kasus ODP aktif pun merosot sekitar 23 persen, dari 1.546 menjadi 1.191 kasus ODP aktif.

Sementara itu, jumlah PDP aktif turun 18 persen atau berkurang 119 pasien tadinya masih diawasi saat itu di Depok.

28 Mei-1 Juni: Penularan diklaim melambat

Selama lima hari itu, penularan virus corona di Depok diklaim melambat. Temuan kasus baru setiap hari tak sampai 5 selama periode itu.

Ketua Satgas Covid-19 IDI Kota Depok, Alif Noeriyanto ragu bahwa pelambatan itu karena pemerintah sukses menekan penularan, melainkan bisa juga karena sedikitnya jumlah tes yang dilakukan. Ia menilai, pemerintah tidak transparan soal jumlah tes Covid-19 yang dilakukan di Depok.

https://megapolitan.kompas.com/read/2020/06/04/08273591/kilas-balik-psbb-depok-pada-mei-2020-kejutan-di-ujung-bulan

Terkini Lainnya

Pengemudi Ojol di Marunda Dibegal dan Motor Dibawa Kabur, Polisi Buru Pelaku

Pengemudi Ojol di Marunda Dibegal dan Motor Dibawa Kabur, Polisi Buru Pelaku

Megapolitan
Remaja di Depok Dibacok Gangster, Polisi: Pelaku Salah Sasaran

Remaja di Depok Dibacok Gangster, Polisi: Pelaku Salah Sasaran

Megapolitan
Mau Maju Pilkada Bogor, Sespri Iriana Dinasihati Jokowi Tidak Buru-buru Pilih Partai

Mau Maju Pilkada Bogor, Sespri Iriana Dinasihati Jokowi Tidak Buru-buru Pilih Partai

Megapolitan
Mobil Selebgram Zoe Levana Masuk 'Busway' di Pluit, Kadishub: Bisa Ditilang dan Denda Rp 500.000

Mobil Selebgram Zoe Levana Masuk "Busway" di Pluit, Kadishub: Bisa Ditilang dan Denda Rp 500.000

Megapolitan
Ketika Warga Dipaksa Angkat Kaki dari Kampung Susun Bayam...

Ketika Warga Dipaksa Angkat Kaki dari Kampung Susun Bayam...

Megapolitan
Ibu Rekam Anak Bersetubuh dengan Pacar, Bukti Runtuhnya Benteng Perlindungan oleh Orangtua

Ibu Rekam Anak Bersetubuh dengan Pacar, Bukti Runtuhnya Benteng Perlindungan oleh Orangtua

Megapolitan
Berkas Lengkap, Siskaeee Cs Segera Diadili Terkait Kasus Pembuatan Film Porno

Berkas Lengkap, Siskaeee Cs Segera Diadili Terkait Kasus Pembuatan Film Porno

Megapolitan
Nasib Perempuan di Kemayoran Layani 'Open BO' Berujung Disekap Pelanggan yang Dendam

Nasib Perempuan di Kemayoran Layani "Open BO" Berujung Disekap Pelanggan yang Dendam

Megapolitan
Anak Bunuh Diri Bisa Diantisipasi…

Anak Bunuh Diri Bisa Diantisipasi…

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Rabu 22 Mei 2024 dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Rabu 22 Mei 2024 dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Ibu Rekaman Anak Bersetubuh dengan Pacar | Jukir Liar di Jakarta Diberantas

[POPULER JABODETABEK] Ibu Rekaman Anak Bersetubuh dengan Pacar | Jukir Liar di Jakarta Diberantas

Megapolitan
Usahanya Ditutup Paksa, Pemilik Restoran di Kebon Jeruk Bakal Tempuh Jalur Hukum jika Upaya Mediasi Gagal

Usahanya Ditutup Paksa, Pemilik Restoran di Kebon Jeruk Bakal Tempuh Jalur Hukum jika Upaya Mediasi Gagal

Megapolitan
Aktor Utama Pabrik Narkoba di Bogor Masih Buron, Polisi: Sampai Lubang Semut Pun Kami Cari

Aktor Utama Pabrik Narkoba di Bogor Masih Buron, Polisi: Sampai Lubang Semut Pun Kami Cari

Megapolitan
Polisi Amankan 8 Orang Terkait Kasus Pembacokan Remaja di Depok, 4 Ditetapkan Tersangka

Polisi Amankan 8 Orang Terkait Kasus Pembacokan Remaja di Depok, 4 Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Bukan Melompat, Disdik DKI Sebut Siswa SMP Jaksel Terpeleset dari Lantai 3

Bukan Melompat, Disdik DKI Sebut Siswa SMP Jaksel Terpeleset dari Lantai 3

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke