Salin Artikel

Begini Kronologi dan Fakta Penularan Covid-19 dari Rumah ke Rumah di Bekasi

BEKASI, KOMPAS.com - Tren kasus infeksi Covid-19 di Bekasi bergeser menjadi penularan dari rumah ke rumah.

Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi mencontohkan kasus yang terjadi di Kelurahan Pejuang, Kecamatan Medan Satria.

Kasus penularan dari rumah ke rumah di kelurahan ini menyebabkan tujuh orang yang berstatus sebagai satu keluarga terpapar Covid-19.

Berikut kronologi dan faktanya:

1. Kronologi kejadian

Rahmat Effendi mengungkap kronologi penularan Covid-19 dari rumah ke rumah tersebut terjadi setelah virus corona tipe-2 (SARS-CoV-2) menginfeksi J, yang dikenal berprofesi sebagai pedagang martabak.

Kemudian, J menularkan Covid-19 ke keluarganya yang rumahnya saling berdekatan.

Di kesempatan yang sama, Camat Medan Satria Lia Erlina mengatakan bahwa J tertular Covid-19 dari istrinya yang terlebih dahulu dinyatakan positif pada 30 Maret 2020. Sementara J terpapar pada awal Juni 2020

"Jadi istrinya dulu yang kena. Jadi awalnya ada yang laporan ke tim Puskesmas Pejuang bahwa ada laporan satu warga di Pejuang terindikasi positif (istri J)," kata Lia saat dihubungi, Jumat (12/6/2020).

Kemudian istri J yang dinyatakan positif dibawa ke rumah sakit.

Sementara petugas kesehatan melakukan tes swab terhadap orang-orang yang berinteraksi dengan istri J.

"Saat dinyatakan positif, dia tidak ke mana-mana dan kebetulan usaha jualannya masih libur sehingga dia langsung diisolasi,” ucap Lia.

Petugas kesehatan selanjutnya melakukan tracing ke keluarga terdekat J. Hasilnya, ada tujuh dari 11 orang keluarganya yang dites swab dan dinyatakan positif Covid-19.

Bahkan satu keluarga sempat berinteraksi pada saat momen Lebaran dan halalbihalal akhir Mei 2020 silam.

“Setelah itu didapatkanlah ada tujuh orang terdekatnya yang kebetulan memang bertetangga. Positif itu kakaknya J satu keluarga, ada suami, istri, dan dua anak positif. Kemudian, orangtua dari suaminya ini juga positif, langsung ditangani dan isolasi d RSUD,” kata Lia.

Demi mencegah penularan dan karena usian yang sudah lanjut, orang tua J dibawa ke RSUD dan lainnya menjalani isolasi mandiri.

“Kemudian untuk yang lainnya karena memang orang tanpa gejala dan karena orangtuanya sudah sepuh sehingga untuk meminimalisasi segala risiko, langsung dirawat di RSUD dan yang lainnya kami lakukan isolasi mandiri,” ujar Lia.

Setelah dilakukan tes swab sebanyak tiga kali dan juga tes PCR (polymerase chain reaction) kepada tujuh orang. Maka ketujuh anggota keluarga dinyatakan negatif.

"Ketika positif kan dia ada klaster besar ya dan ternyata tidak, dan akhirnya kami buat kesimpulan memang di klaster keluarga saja dan alhamdulillah ketika kita lakukan PCR kemarin, semuanya juga sudah pulang dilakukan tes terakhir semuanya negatif,” kata Lia.

“Jadi yang tujuh ini udah semuanya negatif setelah diperiksa swab sebanyak tiga kali, bahkan laporan dari Labkesda dan disampaikan langsung kepada camat kepada lurah dan kepada kepala puskesmasnya bahwa hasilnya negatif,” tuntasnya.

2. Tracing ke pedagang di pasar

J yang kerap ke pasar membuat tim kesehatan juga melakukan tracing ke pedagang pasar yang sempat berinteraksi langsung dengan J.

Namun, para pedagang yang sempat berinteraksi dengan J dinyatakan negatif setelah tim kesehatan melakukan tes PCR.

Dari sinilah, pihak Pemkot menyimpulkan bahwa penularan kasus Covid-19 kali ini terjadi dari rumah ke rumah.

3. Perketat Lingkungan RT dan RW, serta Terapkan RW Siaga

Sejak ada kasus Covid-19 pada satu keluarga, Pemerintah Kota Bekasi memperketat pengawasan RW pada masa penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) proporsional.

Ini merupakan upaya pencegahan penularan Covid-19.

Salah satunya diterapkan di kelurahan Pejuang, Kecamatan Medan Satria dimana terdapat satu keluarga yang terpapar Covid-19 dengan membentuk RW Siaga.

"Bagaimana penguatan RT atau RW karena dalam memutus penyebaran Covid ini Pak Wali memerintah membentuk RW siaga. Luar biasa fungsinya jika ada kasus atau memberikan sosialiasi kepada warga terkait penanganan Covid-19 dan selalu mematuhi hukum,” ujar Lia.

Masih kata Lia, dalam RW siaga nanti akan dilakukan secara rutin penyemprotan cairan disinfektan ke rumah warga.

4. Awasi warga keluar dan masuk

Pihak RW di kecamatan Medan Satria juga diminta mengawasi warga yang keluar masuk di wilayah RT.

Akses keluar masuk di RT RW tersebut pun dibatasi.

Orang yang bukan penduduk asli tidak bisa sembarang keluar masuk wilayah RW di Medan Satria.

"Masing-masing akses pintu masuk juga dibatasi, kemudian dari mulai kontrol sosial kemasyarakatan dan keagamaan RT dan RW juga diikutsertakan,” kata Lia.

5. RT dan RW wajib lapor jika warganya positif Covid-19

Setiap harinya pengurus RT dan RW juga wajib memberikan laporan kesehatan keluarganya ke Camat atau Lurah, terutama bagi di wilayahnya yang ada pasien positif Covid-19.

“Ya (rutin dipantau), yang isolasi bukan saja seminggu sekali, tapi setiap hari mereka menyampaikan progressnya," kata Lia.

Laporan ini juga bisa berupa bantuan sosial bagi warga yang menjalani isolasi mandiri namun ingin membeli kebutuhan pokok.

Di sini warga lain atau tetangga bisa membantu.

"Misalnya ini ada anak kecil mereka kurang pampres atau apa saat isolasi. Alhamdulillah ada orang-orang yang berbaik hati, ada yang bantu ada yang bantu makanan, jadi semuanya bantu,” kata Lia.

https://megapolitan.kompas.com/read/2020/06/13/09044381/begini-kronologi-dan-fakta-penularan-covid-19-dari-rumah-ke-rumah-di

Terkini Lainnya

Polisi Tes Kesehatan Epy Kusnandar Usai Ditangkap Terkait Kasus Narkoba

Polisi Tes Kesehatan Epy Kusnandar Usai Ditangkap Terkait Kasus Narkoba

Megapolitan
Tersangkut Kasus Narkoba, Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Ditangkap Dalam Kondisi Sadar

Tersangkut Kasus Narkoba, Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Ditangkap Dalam Kondisi Sadar

Megapolitan
Mayat yang Ditemukan Dalam Sarung di Pamulang Berjenis Kelamin Pria dan Berusia Sekitar 40 Tahun

Mayat yang Ditemukan Dalam Sarung di Pamulang Berjenis Kelamin Pria dan Berusia Sekitar 40 Tahun

Megapolitan
Polisi Otopsi Mayat Pria Terbungkus Kain yang Ditemukan di Tangsel

Polisi Otopsi Mayat Pria Terbungkus Kain yang Ditemukan di Tangsel

Megapolitan
Polisi Temukan Luka di Leher dan Tangan pada Jasad Pria Dalam Sarung di Pamulang

Polisi Temukan Luka di Leher dan Tangan pada Jasad Pria Dalam Sarung di Pamulang

Megapolitan
Angkot di Ciracas Tabrak Motor dan Mobil akibat 'Ngebut'

Angkot di Ciracas Tabrak Motor dan Mobil akibat "Ngebut"

Megapolitan
 Mayat Terbungkus Kain Ditemukan di Pamulang, Tangsel

Mayat Terbungkus Kain Ditemukan di Pamulang, Tangsel

Megapolitan
Polresta Bogor Tangkap 6 Pelaku Tawuran, Dua Orang Positif Narkoba

Polresta Bogor Tangkap 6 Pelaku Tawuran, Dua Orang Positif Narkoba

Megapolitan
Dilempar Batu oleh Pria Diduga ODGJ, Korban Dapat 10 Jahitan di Kepala

Dilempar Batu oleh Pria Diduga ODGJ, Korban Dapat 10 Jahitan di Kepala

Megapolitan
Terbentur Aturan, Wacana Duet Anies-Ahok pada Pilkada DKI 2024 Sirna

Terbentur Aturan, Wacana Duet Anies-Ahok pada Pilkada DKI 2024 Sirna

Megapolitan
Pria Diduga ODGJ Lempar Batu ke Kepala Ibu-ibu, Korban Jatuh Tersungkur

Pria Diduga ODGJ Lempar Batu ke Kepala Ibu-ibu, Korban Jatuh Tersungkur

Megapolitan
Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Positif Narkoba

Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Positif Narkoba

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Sabtu dan Besok: Tengah Malam Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Sabtu dan Besok: Tengah Malam Berawan

Megapolitan
Pencuri Motor yang Dihakimi Warga Pasar Minggu Ternyata Residivis, Pernah Dipenjara 3,5 Tahun

Pencuri Motor yang Dihakimi Warga Pasar Minggu Ternyata Residivis, Pernah Dipenjara 3,5 Tahun

Megapolitan
Aksinya Tepergok, Pencuri Motor Babak Belur Diamuk Warga di Pasar Minggu

Aksinya Tepergok, Pencuri Motor Babak Belur Diamuk Warga di Pasar Minggu

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke