Mal-mal di Depok telah diizinkan untuk dibuka lagi sejak Senin (16/6/2020) lalu. Namun para pihak terkait wajib mematuhi protokol kesehatan dan jumlah pengunjung mal hanya boleh mencapai 50 persen dari kapasitas yang tersedia.
"Penting ketika penghitungan di dalam terasa sudah cukup padat atau sesuai tercapai 50 persen maka tutupnya bukan di lobi," kata Azis kepada wartawan pada Rabu (17/6/2020).
"Kalau tutupnya di lobi, maka akan ada tumpukan, ada antrean di depan lobi. Itu akan sulit dikendalikan dan orang akan tunggu-menunggu, berapa orang masuk, berapa orang keluar," ungkap dia.
Ia telah melayangkan usul kepada para pengelola mal agar menutup akses masuk di tepi jalan raya jika kapasitas sudah penuh.
Dengan begitu, peluang terciptanya kerumunan dan antrean masuk mal saat kapasitas di dalamnya sudah penuh (50 persen) dapat dicegah.
Para calon pengunjung pun tidak perlu berharap-harap cemas kapan mereka bisa masuk ke dalam mal dan bisa langsung memikirkan alternatif perjalanan.
"Tutupnya ya di pinggir jalan. Begitu di sini penuh maka di pinggir jalan yang ditutup, diumumkan bahwa mal belum bisa dimasuki," kata dia.
"Jadinya kan orang langsung lanjut jalan. Jadi, menutupnya tidak di lobi. Ini termasuk salah satu koordinasi dengan pihak pengelola mal," tambah Azis.
Meskipun sebagian besar mal di Depok sudah kembali buka, ada sejumlah fasilitas di dalamnya yang belum boleh beroperasi guna menghindari penularan Covid-19. Fasilitas seperti pusat kebugaran, tempat permainan dan kegiatan anak, spa, tempat pijat, refleksi, salon, klinik gigi, bioskop, karaoke, belum boleh dibuka karena dianggap masih rawan menjadi tempat penyebaran virus corona.
https://megapolitan.kompas.com/read/2020/06/17/18114921/mal-disarankan-tutup-akses-di-pinggir-jalan-raya-jika-kapasitas-penuh