Salin Artikel

Stasiun Padat, KCI Tambah Perjalanan KRL dan Hukum Penumpang yang Akali Prosedur

JAKARTA, KOMPAS.com - Antrean panjang penumpang kereta rel listrik (KRL) terjadi di sejumlah stasiun pemberangkatan di Jabodetabek pada Senin (6/7/2020) pagi ini.

PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) mencatat, hingga pukul 10.00 tadi, terjadi lonjakan jumlah penumpang sebanyak 7 persen ketimbang pekan lalu pada jam yang sama.

Total penumpang KRL mencapai 166.044 pagi tadi, sebagian dari mereka terpantau sudah antre hingga ke halaman parkir di Stasiun Bogor, Cilebut, Bojonggede, Bekasi, dan Rangkasbitung pukul 05.30 tadi.

"Pagi ini jumlah pengguna KRL di Stasiun Tangerang mencapai 4.798 pengguna atau meningkat 53 persen dibanding Senin lalu," ujar Vice President Corporate Communication PT KCI Anne Purba melalui keterangan tertulis, Senin siang.

Situasi ini akibat kian banyaknya aktivitas perkantoran yang dibuka di Jakarta, namun pengaturan waktu/shift kerja belum diterapkan dengan optimal sehingga tercipta penumpukan perjalanan di waktu bersamaan.

Tambah perjalanan KRL

Anne melanjutkan, kondisi ini menyebabkan setiap pemberangkatan bus bantuan dari pemerintah senantiasa ramai oleh calon penumpang KRL, utamanya di Stasiun Bogor.

Bus yang mulai beroperasi sejak pukul 05.00 itu melayani trayek dari Stasiun Bogor menuju Tebet, Manggarai, Tanah Abang, dan Juanda di Jakarta.

Di lintas Tangerang, lonjakan penumpang membuat PT KCI harus menambah perjalanan KRL mulai hari ini.

"Mulai Senin ini PT KCI menjalankan (tambahan) 10 perjalanan KRL lintas Tangerang. Jam keberangkatan awal dari Stasiun Tangerang menuju Stasiun Duri pukul 04.30 dan keberangkatan akhir dari Stasiun Duri menuju Stasiun Tangerang pukul 21.10," ungkap Anne.

Dengan tambahan perjalanan ini, maka total ada 98 perjalanan KRL lintas Tangerang per hari. Secara keseluruhan, mulai hari ini, total perjalanan KRL mencapai 947 perjalanan setiap harinya.

Penumpang serobot prosedur

PT KCI juga mengenakan sanksi bagi penumpang yang naik KRL dari stasiun yang sepi dan minim penyekatan, menuju arah stasiun keberangkatan, sebelum kereta balik arah ke Jakarta.

Diduga, mereka melakukannya agar tak perlu bergabung dalam antrean panjang yang menyita waktu.

Namun, tindakan mereka ini justru menyita kapasitas angkut, sehingga jumlah penumpang KRL yang membeludak di stasiun keberangkatan tak dapat dimuat sesuai kapasitas maksimum gerbong.

"Masih terdapat pengguna yang tidak menghormati pengguna lain yang telah antre sejak awal. Di Stasiun Bogor saja, setidaknya ada 500 pengguna yang naik kereta berlawan arah demi menghindari antrean penyekatan pengguna," jelas Anne.

Sanksi yang dikenakan, mereka harus keluar dari kereta dan mengulangi antrean di stasiun keberangkatan, dari titik paling belakang.

Sudah menjadi prosedur di masa pandemi ini, KRL harus kosong ketika tiba di stasiun keberangkatan, agar antrean panjang dapat dimuat semaksimal mungkin ke dalam kereta sesuai kapasitas maksimum.

"Perilaku seperti ini selain tidak menghormati sesama pengguna KRL yang telah tertib ikut antrean juga menghambat kelancaran antrean di stasiun," ujar Anne.

https://megapolitan.kompas.com/read/2020/07/06/13115411/stasiun-padat-kci-tambah-perjalanan-krl-dan-hukum-penumpang-yang-akali

Terkini Lainnya

FA Nekat Bunuh Pamannya Sendiri di Pamulang karena Sakit Hati Sering Dimarahi

FA Nekat Bunuh Pamannya Sendiri di Pamulang karena Sakit Hati Sering Dimarahi

Megapolitan
Minta Penertiban Juru Parkir Liar Dilakukan secara Manusiawi, Heru Budi: Jangan Sampai Meresahkan Masyarakat

Minta Penertiban Juru Parkir Liar Dilakukan secara Manusiawi, Heru Budi: Jangan Sampai Meresahkan Masyarakat

Megapolitan
Tabrak Separator 'Busway' di Buncit, Pengemudi: Ngantuk Habis Antar Katering ke MK

Tabrak Separator "Busway" di Buncit, Pengemudi: Ngantuk Habis Antar Katering ke MK

Megapolitan
Pemkot Depok Janji Usut Tuntas Insiden Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana di Subang

Pemkot Depok Janji Usut Tuntas Insiden Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana di Subang

Megapolitan
Dibawa ke Pamulang untuk Kerja, FA Malah Tega Bunuh Pamannya

Dibawa ke Pamulang untuk Kerja, FA Malah Tega Bunuh Pamannya

Megapolitan
Dishub DKI Bentuk Tim Gabungan untuk Tertibkan Parkir Liar

Dishub DKI Bentuk Tim Gabungan untuk Tertibkan Parkir Liar

Megapolitan
Pegawai Minimarket di Palmerah Akui Banyak Pelanggan yang Protes karena Bayar Parkir

Pegawai Minimarket di Palmerah Akui Banyak Pelanggan yang Protes karena Bayar Parkir

Megapolitan
Dituduh Sering Tebar Ranjau, Tukang Tambal Ban di MT Haryono Diusir Warga

Dituduh Sering Tebar Ranjau, Tukang Tambal Ban di MT Haryono Diusir Warga

Megapolitan
Lalu Lintas di Buncit Sempat Macet Imbas Mobil Tabrak Separator 'Busway'

Lalu Lintas di Buncit Sempat Macet Imbas Mobil Tabrak Separator "Busway"

Megapolitan
Polisi Tangkap Anggota Gangster yang Bacok Mahasiswa di Bogor

Polisi Tangkap Anggota Gangster yang Bacok Mahasiswa di Bogor

Megapolitan
Oknum Jukir Liar Getok Harga Rp 150.000 di Masjid Istiqlal, Kadishub: Sudah Ditindak Polisi

Oknum Jukir Liar Getok Harga Rp 150.000 di Masjid Istiqlal, Kadishub: Sudah Ditindak Polisi

Megapolitan
Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Buang Jasad Korban Pakai Motor

Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Buang Jasad Korban Pakai Motor

Megapolitan
Dari Lima Orang, Hanya Dharma Pongrekun yang Serahkan Bukti Dukungan Cagub Independen

Dari Lima Orang, Hanya Dharma Pongrekun yang Serahkan Bukti Dukungan Cagub Independen

Megapolitan
Pria Dalam Sarung di Pamulang Dibunuh Pakai Golok di Warungnya

Pria Dalam Sarung di Pamulang Dibunuh Pakai Golok di Warungnya

Megapolitan
KPU DKI: Poempida Hidayatullah Sempat Minta Akses Silon Cagub Independen

KPU DKI: Poempida Hidayatullah Sempat Minta Akses Silon Cagub Independen

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke