DEPOK, KOMPAS.com - PDI-P resmi menyatakan diri berkoalisi dengan Partai Gerindra di Pilkada Depok 2020, menggempur dominasi PKS yang sudah bertahan selama 15 tahun.
Sekretaris Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PDI-P Kota Depok, Ikravany Hilman menganalogikan bahwa selama 15 tahun, Kota Depok dikelola secara autopilot di bawah kekuasaan PKS.
Sebagai informasi, autopilot merupakan istilah yang sering dipakai dalam sistem transportasi khususnya penerbangan, di mana secara otomatis kendaraan/pesawat terbang melaju tanpa banyak campur tangan pilot/pengemudi di balik kabin.
"Kalau ini dibilang subjektif tidak kenapa-kenapa, walaupun saya akan berusaha objektif. Depok selama ini berkembang menjadi kota yang dikelola dengan autopilot dan ini sudah dibenarkan oleh berbagai narasumber," ujar Ikravany kepada wartawan, Sabtu (18/7/2020).
"Saya setuju dengan sebuah artikel yang menyebutkan bahwa Depok ini adalah kampung yang gagal menjadi kota," imbuhnya.
Ikravany mengambil contoh, peningkatan indeks pembangunan manusia (IPM) Kota Depok pun menurutnya bukan disebabkan oleh kontribusi Pemerintah Kota Depok selama ini, melainkan karena warganya sendiri.
"Depok ini sudah dikaruniai anugerah yang luar biasa karena pemkot-nya merem pun IPM-nya akan tinggi," ujar dia.
Oleh karenanya, ia yakin bersama Gerindra akan mampu menggempur hegemoni PKS di Pilkada Depok 2020 nanti, meskipun calon wali kota yang diusung yakni Pradi Supriatna, merupakan wakil wali kota Depok dalam pemerintahan yang disebut "autopilot" saat ini.
Ikravany meyakini bahwa koalisi PDI-P dan Gerindra bakal membawa angin segar bagi masa depan Kota Depok, terutama bagi para pemilih muda.
Keyakinan itu, lanjut Ikravany, cukup rasional karena Gerindra dan PDI-P saat ini menjadi partai paling kuat nomor 1 dan 2 di kancah nasional.
"Selain kami ini partai kader, PDI-P dan Gerindra adalah partai yang baru saja pemimpin koalisi besar di Pileg dan Pilpres dan itu luar biasa," ujar Ikravany.
"Artinya mesin partai kami punya pengalaman yang luar biasa dalam pekerjaan ini. Jadi, ketika ngomong soal kesolidan, bukan hanya jelas ada di pengkaderan, tetapi terwujud lewat perjuangan bersejarah yaitu Pileg dan Pilpres kemarin," lanjutnya.
Jelang Pilkada Depok 2020, sampai saat ini terdapat 3 poros utama dalam peta kekuatan partai politik di Kota Belimbing.
Butuh minimal 10 kursi di parlemen untuk sebuah partai sanggup mengusung calon kandidatnya dalam kontestasi.
Itu berarti, selain Gerindra dan PDI-P yang masing-masing punya 10 kursi di DPRD Kota Depok, hanya PKS dengan 12 kursi yang diizinkan mengusung calonnya sendiri.
Berhadapan dengan Gerindra-PDI-P yang menjadi poros oposisi, PKS sebagai poros petahana sempat menjajal peluang koalisi dengan Golkar yang punya 5 kursi.
PKS masih dalam proses menggodok 3 kadernya untuk menentukan salah satu yang bakal diusung di Pilkada Depok 2020.
Belum lagi, Mohammad Idris selaku wali kota petahana dari kalangan nonpartai, sejauh ini belum diusung partai mana pun dan telah mengeklaim bakal diusung PKS dalam pilkada mendatang.
Partai-partai lain dengan perolehan kursi di bawah 5, yakni Demokrat, PKB, PAN, dan PPP menjadi kuda hitam dengan membentuk Koalisi Tertata.
https://megapolitan.kompas.com/read/2020/07/18/18021981/tantang-hegemoni-pks-di-pilkada-2020-pdi-p-depok-selama-ini-dikelola