Salin Artikel

IPB Gagas Pengelolaan Big Data untuk Penataan Wilayah di Masa Pandemi

BOGOR, KOMPAS.com - Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB) University Arif Satria menyatakan, di masa pandemi Covid-19 saat ini, pengelolaan big data dan sistem informasi yang kuat dibutuhkan untuk mendukung perencanaan pembangunan wilayah dan tata ruang.

Arif mengatakan, perkembangan teknologi yang begitu cepat ditambah munculnya wabah virus SARS-CoV-2 (virus corona tipe 2) menuntut seluruh sektor harus bisa beradaptasi dengan situasi yang sulit digambarkan.

Ia melihat, perencanaan pembangunan harus bisa merespons keadaan ini dengan mempersiapkan data dan sistem informasi yang kuat.

"Era pandemi ini memang penuh ketidakpastiaan. Syarat untuk bisa adaptif, kita harus punya mindset dan pandangan baru. Kecepatan perubahan yang begitu dahsyat memerlukan kemampuan berkolaborasi dan fleksibilitas,"ungkap Arif, Jumat (24/7/2020).

"Selanjutnya juga kelincahan dan kreativitas. Kemampuan inilah yang diperlukan untuk menghadapi perubahan yang sulit digambarkan," lanjutnya.

Arif menambahkan, penataan wilayah harus mengikuti tren yang ada. Untuk mencapai hal itu, sambungnya, dibutuhkan big data agar mampu menyesuaikan perubahan.

Ia menuturkan, dengan data yang diolah dengan cara kreatif dan inovatif akan menghasilkan solusi terbaik yang dibutuhkan.

"Perancanaan wilayah di masa depan tidak dapat dihadapi dengan cara biasa. Diperlukan wawasan dan visi yang kuat dalam basis kerja sama dan jaringan yang kuat. Era ini bukan untuk dihindari tapi harus disikapi secara rasional, sistem informasi dan keputusan-keputusan tepat," jelasnya.

Ketua Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan (ITSL) Fakultas Pertanian IPB University Baba Barus mengatakan, perencanaan dan pengembangan wilayah memerlukan data yang besar.

Bahkan, katanya, penggunaan big data saat ini sudah banyak digunakan dalam pembangunan spasial publik.

Sebab itu, lanjut dia, sinergitas antara lembaga riset yang diisi oleh praktisi perguruan tinggi dan pemerintah harus terjalin kuat.

"Kalau kita tidak terkoneksi, maka akan terjadi gap. Di satu sisi birokrasi menyatakan telah bekerja dengan baik, namun tidak terkoneksi dengan peneliti. Jadi, saya kira koneksi dan kolaborasi itu penting," tutur dia.

Sementara itu, Direktur Jenderal Pengendalian Pemanfaatan Ruang dan Penguasaan Tanah (PRPT) Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Budi Situmorang menyampaikan, karakter baru dalam mengelola pemanfaataan ruang adalah kesiapan terhadap ketidakpastian. Caranya, dengan menerapkan modul simulasi dan analisa dampak.

Menurut dia, tanpa pendataan yang komprehensif maka akan sulit dalam pengendalian tata ruang yang seimbang dengan lingkungan maupun investasi.

Lanjut dia, pihaknya akan terus berkoordinasi dengan akademisi melalui riset-riset sehingga big data dapat menyentuh seluruh sektor khususnya untuk lokasi pembangunan di wilayah metropolitan.

"Kita bisa menganalisa dari data besar dan kecil ditambah lagi bisa terhubung dengan simulasi dan analisa dampaknya," tutup dia.

https://megapolitan.kompas.com/read/2020/07/24/11162631/ipb-gagas-pengelolaan-big-data-untuk-penataan-wilayah-di-masa-pandemi

Terkini Lainnya

Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke