Salin Artikel

Tolak Mengungsi ke Pulau Saat Aksi 411, Ahok: Lebih Baik Saya Mati di Rumah

Dalam dialog Makna Talks berdurasi 12 menit tersebut, Ahok mengawali ceritanya dengan suasana yang ia rasakan saat aksi massa itu terjadi.

Ahok tak secara eksplisit menyebutkan bahwa ia tidak takut dengan peristiwa empat tahun silam tersebut. Namun ia menyampaikan bahwa ia masih bisa tidur nyeyak di rumah kala itu.

"Kalau saya bilang saya enggak takut, entar kamu bilang saya sombong. Tapi saya mau bilang saya bisa tidur dengan nyenyak," kata Ahok dikutip dari akun Youtubenya, Minggu (9/6/2020).

Ia kemudian menceritakan bahwa aparat kepolisian sempat meminta Ahok agar mengungsi ke sebuah pulau tak berpenghuni. Namun, permintaan itu ia tolak.

Menurut Ahok, ia merasa lebih aman di rumah daripada dibawa terbang ke lokasi antah berantah di mana jika sesuatu terjadi padanya, tidak ada orang yang akan tahu.

"Dia bilang ke saya bisa diserbu ke rumah, nah itu kan tugas kalian jaga di depan, kalau kalian takut kalian tinggalin saja. Saya lebih baik mati di rumah satu keluarga," ucap Ahok.

Menurut dia, jika ada orang yang berniat jahat di kediamannya kala itu, setidaknya berita bisa menyebar lebih cepat.

Adapun aksi 411 merupakan reaksi berbagai organisasi masyarakat terkait pernyataan Ahok di Kepuluan Seribu empat tahun silam, tepatnya 4 November 2016. Pernyataan tersebut menyeret Ahok sebagai tersangka hingga akhirya terpidana kasus penistaan agama.

Aksi 411 tersebut mulanya berlangsung secara damai. Namun kemudian terjadi kericuhan.

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Awi Setiyono kala itu mengungkapkan massa mulai mendatangi depan Istana Merdeka, tepatnya di Jalan Medan Merdeka Barat, sekitar pukul 11.00 WIB.

Saat itu baru beberapa orang saja yang berorasi di lokasi tersebut.

"Setelah shalat Jumat baru massa mulai berbondong-bondong memadati ruas Jalan Medan Merdeka Barat," ujar Awi, di Mapolda Metro Jaya, Senin (7/11/2016).

Awi melanjutkan, setelah berkumpul, massa melakukan orasi. Pada pukul 13.50 WIB, ada kelompok massa yang melempari botol air mineral ke arah petugas.

Kemudian, sekitar pukul 14.42 WIB, kata Awi, ada kelompok massa yang menarik pagar kawat berduri.

Saat itu polisi tidak melakukan perlawanan dan secara bersama-sama membacakan Asmaul-Husna agar massa demo 4 November tenang.

"Massa yang di depan menarik pagar kawat sampai keluar dari konblok. Kan konlok dulu, kemudian security barier dan baru polisi," ucap Awi.

Setelah itu, aksi cenderung kondusif. Namaun kerusuhan mulai terjadi pada pukul 18.14 WIB ketika massa berusaha menerobos barikade polisi.

https://megapolitan.kompas.com/read/2020/08/09/18281561/tolak-mengungsi-ke-pulau-saat-aksi-411-ahok-lebih-baik-saya-mati-di-rumah

Terkini Lainnya

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke