Salin Artikel

Kronologi Petugas Diusir dan Dipaksa Lepas APD Saat Makamkan Pasien Probable Covid-19 di Bekasi

Massa sempat menolak jenazah dimakamkan dengan protokol penanganan Covid-19.

Pasien probable yang meninggal adalah warga Desa Tanjung Sari, seorang dewan kemakmuran masjid (DKM).

Probable adalah kasus suspek dengan ISPA berat atau Acute Respiratory Disease System (ARDS) atau meninggal dunia dengan diagnosis yang diyakini sebagai Covid-19.

Kejadian itu bermula ketika para petugas dari RSUD Kabupaten Bekasi akan memakamkan jenazah A.

Direktur Utama RSUD Kota Bekasi, Sumarti mengatakan, awalnya keluarga A sepakat bahwa penanganan pasien akan dilakukan sesuai protokol Covid-19.

“Keluarganya sudah mengerti sejak dari masuk rumah sakit sudah menandatangani form apabila pasien Covid entah suspect atau probable atau konfirmasi, kan keluarga bersedia dilakukan dengan tata pelaksanaan Covid,” ucap Sumarti saat dihubungi, Senin (10/8/2020).

Namun setelah pasien meninggal, kata Sumarti, keluarga menganggap jenazah A tak perlu dimakamkan dengan protokol Covid-19.

Sebab hasil swab pertama dari Dinkes Kabupaten menyatakan kalau A negatif Covid.

Menurut Sumarti, meski jenazah A sudah dinyatakan negatif pada swab pertama, pihak Dinkes tetap harus menunggu hasil swab kedua untuk menyatakan A bebas dari Covid-19.

“Jadi swab itu harus dua kali untuk menyatakan pasien itu bebas Covid. Nah hasil yang kedua ini belum keluar,” ucap dia.

Sumarti mengatakan, keributan terjadi ketika jenazah A memasuki lingkungan TPU.

Beberapa orang dekat A melihat petugas yang turun dari mobil jenazah memakai pakaian alat pelindung diri (APD).

Melihat hal tersebut, mereka keberatan serta berusaha memprovokasi warga sekitar.

Akhirnya massa semakin ramai. Mereka bersama-sama menolak pemakanan dengan prosedur Covid-19.

Bahkan petugas RSUD yang mengantarkan jenazah A diusir dan diminta copot Alat Pelindung Diri (APD).

“Kan yang ribut itu jemaahnya yang tidak terima kalau A dimakamkan dengan protokol Covid-19. Namun, dia memprovokasi warga lain,” kata dia.

Sementara itu, Kadinkes Kabupaten Bekasi, Enny Jefrey menyampaikan, keributan terjadi karena kesalahpahaman.

Enny menyampaikan, warga belum mendapat edukasi soal pemakaman jenazah probable harus dengan protokol Covid-19.

“Sudah selesai semua,” ucap Enny.

Enny mengatakan, kasus ini menjadi pelajaran bagi pihak Kabupaten Bekasi. Harapannya, tak ada lagi kasus penolakan pemakaman jenazah di lingkungan Kabupaten Bekasi.

“Semua jajaran kesehatan dapat menjelaskan bila ada masyarakat yang masih belum paham aturan mengenai penanganan kasus Covid-19,” tutur dia.

https://megapolitan.kompas.com/read/2020/08/10/15112261/kronologi-petugas-diusir-dan-dipaksa-lepas-apd-saat-makamkan-pasien

Terkini Lainnya

Minta Penertiban Juru Parkir Liar Dilakukan secara Manusiawi, Heru Budi: Jangan Sampai Meresahkan Masyarakat

Minta Penertiban Juru Parkir Liar Dilakukan secara Manusiawi, Heru Budi: Jangan Sampai Meresahkan Masyarakat

Megapolitan
Tabrak Separator 'Busway' di Buncit, Pengemudi: Ngantuk Habis Antar Katering ke MK

Tabrak Separator "Busway" di Buncit, Pengemudi: Ngantuk Habis Antar Katering ke MK

Megapolitan
Pemkot Depok Janji Usut Tuntas Insiden Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana di Subang

Pemkot Depok Janji Usut Tuntas Insiden Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana di Subang

Megapolitan
Dibawa ke Pamulang untuk Kerja, FA Malah Tega Bunuh Pamannya

Dibawa ke Pamulang untuk Kerja, FA Malah Tega Bunuh Pamannya

Megapolitan
Dishub DKI Bentuk Tim Gabungan untuk Tertibkan Parkir Liar

Dishub DKI Bentuk Tim Gabungan untuk Tertibkan Parkir Liar

Megapolitan
Pegawai Minimarket di Palmerah Akui Banyak Pelanggan yang Protes karena Bayar Parkir

Pegawai Minimarket di Palmerah Akui Banyak Pelanggan yang Protes karena Bayar Parkir

Megapolitan
Dituduh Sering Tebar Ranjau, Tukang Tambal Ban di MT Haryono Diusir Warga

Dituduh Sering Tebar Ranjau, Tukang Tambal Ban di MT Haryono Diusir Warga

Megapolitan
Lalu Lintas di Buncit Sempat Macet Imbas Mobil Tabrak Separator 'Busway'

Lalu Lintas di Buncit Sempat Macet Imbas Mobil Tabrak Separator "Busway"

Megapolitan
Polisi Tangkap Anggota Gangster yang Bacok Mahasiswa di Bogor

Polisi Tangkap Anggota Gangster yang Bacok Mahasiswa di Bogor

Megapolitan
Oknum Jukir Liar Getok Harga Rp 150.000 di Masjid Istiqlal, Kadishub: Sudah Ditindak Polisi

Oknum Jukir Liar Getok Harga Rp 150.000 di Masjid Istiqlal, Kadishub: Sudah Ditindak Polisi

Megapolitan
Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Buang Jasad Korban Pakai Motor

Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Buang Jasad Korban Pakai Motor

Megapolitan
Dari Lima Orang, Hanya Dharma Pongrekun yang Serahkan Bukti Dukungan Cagub Independen

Dari Lima Orang, Hanya Dharma Pongrekun yang Serahkan Bukti Dukungan Cagub Independen

Megapolitan
Pria Dalam Sarung di Pamulang Dibunuh Pakai Golok di Warungnya

Pria Dalam Sarung di Pamulang Dibunuh Pakai Golok di Warungnya

Megapolitan
KPU DKI: Poempida Hidayatullah Sempat Minta Akses Silon Cagub Independen

KPU DKI: Poempida Hidayatullah Sempat Minta Akses Silon Cagub Independen

Megapolitan
Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ternyata Keponakan Sendiri, Baru Dipekerjakan Buat Jaga Warung

Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ternyata Keponakan Sendiri, Baru Dipekerjakan Buat Jaga Warung

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke