Salin Artikel

Fakta dan Temuan pada Hari Kedua Pembersihan Gumpalan Minyak di Perairan Pulau Pari

KEPULAUAN SERIBU, KOMPAS.com - Pemerintah Kabupaten Kepualaun Seribu terus fokus membersihkan gumpalan minyak yang berada di pinggir pantai Pulau Pari.

Perairan Pulau Pari dan sekitarnya tercemar gumpalan minyak berwarna hitam sejak Selasa (11/8/2020) lalu.

Tercatat 110 kantong plastik berisi gumpalan minyak yang dikumpulkan pada Rabu (12/8/2020) kemarin. Artinya, total sudah 490 kantong terkumpul dengan berat rata-rata 20 kilogram.

Di sisi lain, pihak Pertamina melalui Pertamina Hulu Energi (PHE) membantah dugaan bahwa gumpalan berasal dari Sumur YYA-1 yang sempat bocor dan bermasalah pertengahan 2019.

Kini pihak Pertamina bersama dengan Suku Dinas Lingkungan Hidup Kepulauan Seribu dibantu dengan petugas PPSU, masyarakat sekitar fokus melakukan pembersihan sisa-sisa gumpalan di pinggir pantai.

Berikut data dan fakta hasil proses pembersihan hari kedua gumpalan minyak di sekitar Pulau Pari:

1. Terkumpul 110 kantong berisi gumpalan minyak

Kepala Suku Dinas Lingkungan Hidup Kepulauan Seribu Djoko Rianto Budi mengatakan bila hari kedua pengumpulan gumpalan minyak mencapai 110 kantong.

Jumah ini menurun dari temuan Selasa lalu, sebanyak 380 kantong.

"Hari ini 110 kantong," kata Djoko melalui pesan singkat, Rabu.

Artinya, bila ditotal sudah ada 490 kantong terkumpul. Petugas, dengan alat seadanya berupa jaring ikan berusaha mengumpulkan partikel-partikel kecil yang ada di pinggir pantai, terlebih dekat perahu nelayan lokal.

"Belum ada (perahu) kan kami alatnya juga belum ada, di samping partikel cemaran yang mengapung relatif berukuran kecil-kecil," kata Djoko.

2. Belum berdampak pada hewan atau binatang di laut

Adanya gumpalan minyak dalam jumlah banyak yang tiba-tiba membuat perairan Pulau Pari tercemar, nampaknya tidak berdampak pada ikan atau binatang laut.

"Sampai saat ini belum ada dijumpai kasus ikan atau hewan laut yang mati terkait dengan cemaran minyak tersebut," kata Djoko.

Begitu pun masyarakat, menurut Djoko masyarakat Pulau Pari masih beraktivitas normal.

"Sampai saat ini belum mengganggu aktivitas warga secara langsung," kata Djoko.

3. Pertamina bantu bersihkan gumpalan

Pihak Pertamina turut membantu warga sekitar dalam mengumpulkan gumpalan-gumpalan minyak yang ada.

Pertamina menargetkan pembersihan gumpalan berlangsung selama tiga hari ke depan. Pembersihan difokuskan di tiga area berbeda.

"Pembersihan terbagi dalam 3 wilayah baik bagian tengah, barat dan timur serta diperkirakan akan selesai sekitar 3 hari dengan melakukan penyisiran Pulau Pari dan Pulau Lancang," kata VP Relations Pertamina Hulu Energi (PHE) Ifki Sukarya melalui siaran pers yang diterima Rabu.

Puluhan petugas dikerahkan dalam proses pembersihan gumpalan, diantaranya 10 orang dari Pertamina Hulu Energi Offshore Southeast Sumatra (PHE OSES), 22 orang Sudin LH Kabupaten Kep. Seribu, serta 10 petugas PPSU.

4. Pertamina ambil sampel gumpalan untuk diteliti

Setelah dibersihkan, Pertamina Hulu Energi Offshore Southeast Sumatra (PHE OSES) dan Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ) ikut serta menyelidiki gumpalan minyak yang tumpah.

"Saat ini kami belum mengetahui dari mana ceceran minyak tersebut berasal. Kami pastikan mengerahkan seluruh anak perusahaan yaitu PHE OSES dan PHE ONWJ melakukan pengecekan di lapangan," kata Ifki.

Pengecekan dilakukan dengan mengambil beberapa sampel gumpalan minyak yang sudah terkumpul.

"Selain mengecek langsung, tim lapangan juga berdasarkan permintaan Sudin LH Kabupaten Kepulauan Seribu telah mengambil sampel ceceran untuk kemudian dilakukan finger print test untuk mengecek asal ceceran minyak," ujar Ifki.

Dengan begitu, dapat diketahui kandungan yang ada dalam gumpalan minyak.

5. Bukan karena kebocoran sumur YYA-1

Pertamina membantah dugaan kebocoran di Sumur YYA-1 miliknya yang menimbulkan adanya gumpalan  minyak terbawa hingga pinggir pantai perairan Pulau Pari, Kepulauan Seribu.

Pertamina menegaskan, Sumur YYA-1 dalam kondisi aman sejak bermasalah pada pertengahan tahun 2019.

"Sumur YYA -1 sudah ditutup sejak September 2019, dan Kementerian Perhubungan melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Laut telah menutup Status Darurat Penanggulangan Tumpahan Minyak Anjungan YYA -1 PHE ONWJ Juli 2020, sehingga kami pastikan sudah aman," kata Ifki.

Seperti diketahui, pinggiran pantai Pulau Pari tercemar tumpahan minyak yang sudah padat dan berwarma hitam dalam beberapa hari terakhir.

Gumpalan minyak serupa juga terdapat Pulau Untung Jawa dan Tidung.

Sudin LH Kepulauan Seribu sejauh ini menduga gumpalan minyak berasal dari sisa bahan bakar atau tumpahan minya kapal-kapal yang melintas di perairan Kepulauan Seribu.

https://megapolitan.kompas.com/read/2020/08/13/09480571/fakta-dan-temuan-pada-hari-kedua-pembersihan-gumpalan-minyak-di-perairan

Terkini Lainnya

Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Megapolitan
Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Megapolitan
Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Megapolitan
Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Megapolitan
Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Megapolitan
Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Megapolitan
Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Megapolitan
Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Megapolitan
Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Megapolitan
Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Megapolitan
Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Megapolitan
Fakta Kasus Pembunuhan Wanita Dalam Koper di Cikarang: Korban Disetubuhi lalu Dibunuh oleh Rekan Kerja

Fakta Kasus Pembunuhan Wanita Dalam Koper di Cikarang: Korban Disetubuhi lalu Dibunuh oleh Rekan Kerja

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke