Salin Artikel

Riwayat Kampung Akuarium, Pernah Jadi Laboratorium Penelitian Fauna Laut Belanda

JAKARTA, KOMPAS.com - Kampung Akuarium yang berada di wilayah Penjaringan, Jakarta Utara menjadi sorotan publik setelah Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memutuskan membangun kembali perkampungan padat penduduk tersebut.

Walaupun mendapat kritik dari sejumlah anggota DPRD DKI Jakarta, Anies tetap melanjutkan pembangunan Kampung Akuarium yang disebut Kampung Susun Akuarium.

Pembangunan Kampung Susun Akuarium merupakan bagian dari penataan 21 kampung prioritas sesuai Keputusan Gubernur Nomor 878 tahun 2018 tentang Gugus Tugas Pelaksanaan Penataan Kampung dan Masyarakat.

Kampung susun itu nantinya dibangun di tanah seluar 10.300 meter persegi dengan total 241 unit hunian. Pembangunan Kampung Susun Akuarium ditargetkan selesai pada Desember 2021 mendatang.

Adapun sumber dana pembangunan ini tidak murni bersumber dari angaran pendapatan belanja daerah (APBD) Provinsi DKI Jakarta, melainkan direncanakan dari dana kewajiban pengembang senilai Rp 62 miliar.

Bagaimana sejarah Kampung Akuarium?

Sebelum dikenal sebagai perkampungan kumuh dan padat penduduk, pada zaman kolonial Belanda, Kampung Akuarium dikenal sebagai lokasi laboratorium milik Belanda.

Kampung Akuarium tepatnya berada di RT 1 dan RT 12 di RW 004, Kelurahan Penjaringan, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara.

Dikutip dari Instagram @dkijakarta, sebuah laboratorium Belanda semi permanen pernah dibangun pada tahun 1905 di utara Pasar Ikan (kini Kampung Akuarium) yang digunakan untuk penelitian laut atau sekarang dikenal sebagai Oseanografi dan merupakan bagian dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).

"Lahan tersebut yang kemudian menjadi pemukiman penduduk dan dikenal sebagai Kampung Akuarium," tulis keterangan dalam Instagram @dkijakarta, Sabtu (15/8/2020).

Sementara itu, berdasarkan catatan Oseanografi LIPI, sejarah Kampung Akuarium berawal dari 10 Januari 1898.

Kala itu, Dr. J. C. Koningsberger yang menjabat sebagai kepala Laboratorium Zoologi Pertanian bagian dari Kebun Raya Bogor milik pemerintah kolonial Hindia-Belanda, memiliki ketertarikan meneliti fauna darat dan fauna laut.

Dia kemudian mencari lokasi yang tepat untuk mendirikan sebuah laboratorium penelitian fauna laut. Dia pun memilih sebidang tanah tepatnya di sebelah utara Pasar Ikan.

Pembangunan laboratorium kemudian dimulai tahun 1904 dan selesai tahun 1905. Laboratorium itu dibangun dalam bentuk gedung semi-permanen disebut Visscherij Laboratorium te Batavia atau Laboratorium Perikanan di Batavia.

Dalam perkembanganya laboratorium itu lebih dikenal Visscherij Station te Batavia atau Stasiun Perikanan Batavia.

Pada tahun 1922, laboratorium dibangun menjadi gedung permanen. Lalu dibangun pula sebuah gedung akuarium air laut yang besar.

Akuarium itu mulai dibuka untuk masyarakat umum pada tanggal 12 Desember 1923, sebagai akuarium pertama di Indonesia dan di kawasan Asia Tenggara.

Hingga tahun 1960-an, lokasi itu dikenal sebagai Akuarium Pasar Ikan yang menjadi tujuan wisata warga Jakarta. Laboratorium kelautan lalu dipindahkan ke kawasan Ancol yang saat ini menjadi Pusat Penelitian Oseanografi LIPI.

Sementara itu, lahan bekas laboratorium dijadikan permukiman penduduk yang kini dikenal sebagai Kampung Akuarium.

https://megapolitan.kompas.com/read/2020/08/19/07522611/riwayat-kampung-akuarium-pernah-jadi-laboratorium-penelitian-fauna-laut

Terkini Lainnya

Air PAM Asin dan Beminyak, Warga Koja Pakai Air Kemasan untuk Masak dan Minum

Air PAM Asin dan Beminyak, Warga Koja Pakai Air Kemasan untuk Masak dan Minum

Megapolitan
Warga Koja Keluhkan Air PAM di Rumahnya Asin dan Berminyak Lebih dari Seminggu

Warga Koja Keluhkan Air PAM di Rumahnya Asin dan Berminyak Lebih dari Seminggu

Megapolitan
Pemprov DKI Janjikan MRT Tetap Beroperasi Optimal Usai Insiden Jatuhnya Besi Ribar ke Lintasan

Pemprov DKI Janjikan MRT Tetap Beroperasi Optimal Usai Insiden Jatuhnya Besi Ribar ke Lintasan

Megapolitan
Munculnya Foto Duet Budi Djiwandono-Kaesang untuk Pilkada Jakarta, Babak Lanjut Koalisi Jokowi-Prabowo?

Munculnya Foto Duet Budi Djiwandono-Kaesang untuk Pilkada Jakarta, Babak Lanjut Koalisi Jokowi-Prabowo?

Megapolitan
Saat PSI dan Gerindra Buka Suara soal Isu Kaesang Maju Pilkada DKI, Duet dengan Keponakan Prabowo

Saat PSI dan Gerindra Buka Suara soal Isu Kaesang Maju Pilkada DKI, Duet dengan Keponakan Prabowo

Megapolitan
Besi Ribar Jatuh ke Lintasan MRT, Pihak Kontraktor Sebut akibat Induksi Elektromagnetik

Besi Ribar Jatuh ke Lintasan MRT, Pihak Kontraktor Sebut akibat Induksi Elektromagnetik

Megapolitan
Perbaikan Lintasan Rampung, MRT Jakarta Kembali Beroperasi Hari Ini

Perbaikan Lintasan Rampung, MRT Jakarta Kembali Beroperasi Hari Ini

Megapolitan
Viral Video Tarif Parkir Liar Sepeda Motor di JIS Rp 25.000, Sudinhub Jakut: Warga Kerap Cari Untung

Viral Video Tarif Parkir Liar Sepeda Motor di JIS Rp 25.000, Sudinhub Jakut: Warga Kerap Cari Untung

Megapolitan
Kasus Kejahatan Seksual Terhadap Anak: Puncak Gunung Es yang Belum Efektif Dicegah

Kasus Kejahatan Seksual Terhadap Anak: Puncak Gunung Es yang Belum Efektif Dicegah

Megapolitan
Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Jakarta 31 Mei 2024

Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Jakarta 31 Mei 2024

Megapolitan
Daftar Lokasi SIM Keliling di Jakarta 31 Mei 2024

Daftar Lokasi SIM Keliling di Jakarta 31 Mei 2024

Megapolitan
Pengendara Sepeda Motor di Penjaringan Tewas Ditabrak Pengemudi Mobil Lansia

Pengendara Sepeda Motor di Penjaringan Tewas Ditabrak Pengemudi Mobil Lansia

Megapolitan
Mertua yang Diduga Dianiaya Menantu di Jakbar Dilaporkan Balik ke Polisi

Mertua yang Diduga Dianiaya Menantu di Jakbar Dilaporkan Balik ke Polisi

Megapolitan
Perbaikan Lintasan MRT yang Kejatuhan Besi Ribar Proyek Kejagung Habiskan Waktu 5 Jam

Perbaikan Lintasan MRT yang Kejatuhan Besi Ribar Proyek Kejagung Habiskan Waktu 5 Jam

Megapolitan
Cerita Penumpang MRT Saat Detik-detik Besi Ribar Proyek Kejagung Jatuh ke Lintasan Kereta

Cerita Penumpang MRT Saat Detik-detik Besi Ribar Proyek Kejagung Jatuh ke Lintasan Kereta

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke